WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD

Swafoto, atau yang lebih dikenal dengan istilah selfie, sudah menjadi bagian besar dalam hidup masyarakat di zaman sekarang. Sungguh sulit dipercaya bahwa fenomena ini menjadi populer dalam jangka waktu beberapa tahun saja. Orang-orang mengambil foto mereka di mana-mana, mulai dari gedung pencakar langit sampai kamar mandi, swafoto nampaknya menjadi suatu hal yang wajib untuk dilakukan. Bahkan, saat ini sudah banyak gawai yang diproduksi untuk mendukung kegiatan berswafoto, contohnya tongsis (tongkat narsis).


Fenomena ini semakin merebak dan bahkan sudah sampai pada tingkat yang cukup mengkhawatirkan. Bayangkan saja, dalam beberapa peristiwa mencekam seperti ledakan bom saja, orang-orang memilih untuk berswafoto di lokasi kejadian. Padahal, bagi keluarga korban, peristiwa itu adalah sesuatu yang mengenaskan. Menanggapi fenomena ini, seorang seniman keturunan Eurasia bernama Stephanie Leigh Rose pun memprakarsai sebuah performance art yang dia beri judul “selfdies” (plesetan dari selfie).


Stephanie mendeskripsikan selfdies sebagai “anti-selfie”. Secara teknis, dia akan melakukan pertunjukan dengan berpura-pura mati di pelbagai tempat, khususnya tempat yang didatangi oleh banyak turis yang kemungkinan besar akan berswafoto di sana. Dia akan menjatuhkan dirinya ke tanah dengan wajah menelungkup, dan dia akan berpura-pura mati selama beberapa saat, sementara akan ada orang yang mengambil foto dirinya. Setelah itu dia akan mengunggah foto-fotonya itu di Instagram, yang memperlihatkan foto-foto “selfdies”-nya di pelbagai lokasi seperti menara Eiffel, Museum Louvre di Paris, sampai di Jembatan Golden Gate San Fransisco.


“Seri dari performance art ini berusaha untuk memancing diskusi seputar persoalan kemanusiaan, fungsi fotografi beserta imajinasinya. Tidak ada yang benar-benar dipersiapkan untuk fotografi ini. Jepretan diambil pada momen seperti apa adanya. Tidak ada perlengkapan khusus, pencahayaan, atau pengondisian lainnya. Saya hanya menjalani hari-hari biasa. Dan saat saya tengah berada di lokasi dan momen yang dapat memprovokasi, saya akan melakukan Selfdies. Itulah keindahan dari seri foto ini, setiap foto hanyalah noktah kecil dalam kehidupan di satu hari. Tidak kurang, tidak lebih,” tulis Rose di laman miliknya.


Dalam beberapa situasi, Rose tentunya sempat mengalami kesialan-kesialan tertentu. Wajahnya pernah jatuh persis di atas urin dari orang yang kencing sembarangan, dan bahkan dia sudah tidak menghitung lagi berapa kali wajah dan tubuhnya terkena kotoran anjing. Meskipun begitu, justru itulah “seni”-nya. Dia memprakarsai “anti-selfie” ini karena dia beranggapan bahwa manusia sudah seharusnya menjadi objek dari kamera, bukannya berusaha untuk menampilkan kesubjekan diri yang nampak sempurna di hadapan kamera dan lantas diunggah di media sosial.