Berangkat haji menggunakan kapal laut, kala itu sebelum tahun 1979, pernah jadi pavorit calon jemaah haji. Kala itu jemaah masih memilih kapal laut karena tarifnya jauh lebih murah, yaitu sampai Rp.7.500 setengah harga pesawat, walaupun tahun 1952 sudah ada kapal udara pengangkut jemaah haji.




Naik haji pakai kapal laut bisa menampung 14 ribuan orang lebih, sedang pakai pesawat hanya 200an orang.


Kaum Muslim  kala itu rela terapung di samudera, bahkan sampai sebulan, menuju Arab Saudi, tak jarang ada yang meninggal diatas kapal. Kondisi tersebut tidak menyurutkan minat umat muslim untuk naik haji. Waktu yang lama di atas kapal ini banyak dimanfaatkan rombongan untuk mematangkan manasik haji.




Pada tahun 1979 perusahaan pengangkut haji via kapal laut dinyatakan tidak beroperasi lagi karena bangkrut, salah satu penyebabnya karena semakin naiknya, sehingga biaya menggunakan kapal laut semakin mahal. Biaya naik haji hampir sama dengan menggunakan pesawat udara, yaitu Rp. 766.000 sedangkan menggunakan pesawat Rp. 905.000.