: Presiden Venezuela Nicolas Maduro memperingatkan Angkatan Bersenjata Venezuela untuk bersiap-siap atas ancaman yang diberikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Trump sempat mengatakan, opsi militer diperlukan untuk memulihkan keadaan di Caracas yang sudah lebih dari tiga bulan ini mengalami kerusuhan akibat krisis ekonomi.

Bentrokan di Venezuela sejauh ini telah menewaskan 125 orang, termasuk warga sipil dan petugas kepolisian.

"Kita harus mempersiapkan barisan di negara kita untuk ancaman AS. Anda bersama Trump dan imperialis atau Anda bersama Angkatan Bersenjata Venezuela. Belum pernah negara ini diancam sedemikian rupa," tegas Maduro, dikutip dari AFP, Jumat 25 Agustus 2017.

Berbulan-bulan Caracas didera unjuk rasa dan penjarahan, berbulan-bulan juga Maduro didesak segara turun dari kursi kepresidenannya. Ia disalahkan atas krisis ekonomi yang terjadi di Venezuela.

"Militer harus bersiap-siap berperang sengit dalam menghadapi invasi AS yang selanjutnya," kata dia.

Gedung Putih pada pekan lalu sempat menolak permintaan Maduro untuk berbicara dengan Trump. Washington menyatakan baru mau berbicara dengan pemimpin Venezuela setelah negara itu kembali kepada demokrasi.

Sementara itu, Wakil Presiden AS Mike Pence mencoba untuk menenangkan kekhawatiran di kawasan soal pernyataan Trump dan menjanjikan solusi damai.

Sejauh ini, AS menerapkan sanksi ekonomi yang mengarah ke Maduro. Menanggapi hal ini, Maduro berdalih bahwa krisis ekonomi yang dialami negaranya adalah sebuah konspirasi yang didukung AS.

Ia juga menuding Washington sedang menyiapkan sanksi ekonomi baru untuk Caracas dan 'blokade angkatan laut' untuk melumpuhkan ekspor minyak, yang merupakan cadangan penghasilan Venezuela.S.

http://internasional.metrotvnews.com...rang-dengan-as