Petugas TNGR dan masyarakat berupaya memadamkan api di jalur pendakian Rinjani, Selasa (22/8/2017).(Dok TNGR)
Kemarin sore, Senin (21/08), terjadi kebakaran di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Diduga, kebakaran terjadi bukan karena faktor alam.
Quote:
MATARAM, KOMPAS.com- Pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyebutkan titik api terpantau sekitar pukul 17.30 WITA, Senin (21/8/2017).
"Titik api terpantau di antara pos 3 menuju pos ekstra jalur pendakian Sembalun," ujar Kepala Kantor TNGR, Agus Budi Santoso, Selasa (22/8/2017).
Kebakaran terjadi di sekitar padang savana, membakar rumput kering dan pohon cemara. Luas lahan kebakaran diperkirakan mencapai 9,7 ha. Perkiraan zonasi yang terbakar meliputi zona pemanfaatan 3,8 ha, zona inti 3,6 ha dan zona rimba 2,3 ha.
TNGR telah mengirimkan 16 orang tim dari TNGR dan Masyarakat Peduli Api untuk memadamkan api. Untuk dapat mencapai kawasan ini, petugas melakukan pendakian sekitar 4 jam perjalanan yang berjarak sekitar 10,5 KM dari pos pendakian Sembalun.
Sampai di atas, tim kemudian dibagi menjadi dua. Satu tim bertugas untuk evakuasi dan memastikan tidak ada pendaki yang terjebak. Tim lainnya berupaya pemadaman api dengan cara membuat sekat-sekat bakar.
"Tidak ada pendaki yang terjebak. Karena memang lokasi itu bukan lokasi tempat beristirahat, orang biasanya beristirahat di pos dua dan di Plawangan Sembalun," tutur Agus.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Saat ini, TNGR bersama tim identifikasi tengah melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kebakaran di jalur pendakian Gunung Rinjani.
Agus mengatakan, berdasarkan teori, kebakaran di jalur pendakian bisa terjadi akibat puntung rokok, api unggun yang lupa dimatikan atau tempat memasak yang lupa dimatikan oleh pengunjung.
Koordinator Karhut TNGR, Daniel A Rosang, menambahkan, iklim yang saat ini kering ditambah angin kencang serta rumput maupun semak-semak kering yang berada di Gunung Rinjani, mempercepat proses besarnya api.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Titik api terpantau di antara pos 3 dan pos ekstra jalur pendakian Sembalun sekitar pukul 17.30 WITA, Senin (21/8/2017).
Kebakaran terjadi di sekitar padang savana, membakar rumput kering dan pohon cemara. Luas lahan kebakaran diperkirakan mencapai 9,7 Ha.
Perkiraan zonasi yang terbakar meliputi zona pemanfaatan 3,8 Ha, zona inti 3,6 Ha dan zona rimba 2,3 Ha. Sampai dengan pukul 00.45 Wita kondisi api belum bisa dipadamkan secara total. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 Wita.
Peringatan buat kita nih Gan yang suka naik gunung. Tertiblah selama pendakian seperti mematikan puntung rokok sampai benar-benar mati, serta mematikan api unggun atau api di tempat memasak setelah selesai digunakan.
Quote:
Lokasi Kebakaran di Rinjani Merupakan Habitat Edelweis
MATARAM, KOMPAS.com- Pihak Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) menyatakan, lokasi kebakaran yang terjadi di jalur pendakian Rinjani, merupakan habitat bunga edelweis yang dilindungi.
"Lokasi yang terbakar di kebakaran yang terjadi kemarin sore hingga pagi dini hari tadi itu sebenarnya lokasi keberadaan edelweis di jalur pendakian Sembalun," kata Kepala TNGR, Agus Budi Santoso, Selasa (22/8/20107).
Agus menyebutkan, habitat edelweis di Gunung Rinjani hanya ada di jalur pendakian Timbanuh, sebagian Senaru, dan sebagian Sembalun. Di Sembalun, habitat edelweis berada di antara pos tiga menuju pos ekstra serta sedikit di Plawangan.
"Nah lokasi ini yang kebakaran adalah blok yang didominasi oleh edelweis sebetulnya, jadi ini sangat disayangkan," ucap dia.
TNGR sendiri belum bisa memastikan berapa luas hamparan edelweis yang ikut terbakar dalam peristiwa ini. "Luasan edelweis hamparannya sekitar 12 hektar, tapi berapa luas hamparan yang terbakar itu kita sedang hitung," sebut Agus.
Dia mengatakan, saat ini tim dari TNGR bersama tim identifikasi tengah melakukan olah TKP untuk mengetahui penyebab kebakaran yang terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani.
Agus menduga, kebakaran di jalur pendakian bukan merupakan faktor alam. Berdasarkan teori, kebakaran di jalur pendakian bisa terjadi akibat puntung rokok, api unggun yang lupa dimatikan atau tempat memasak yang lupa dimatikan oleh pengunjung.
Dia menyebut, belum mengetahui apakah ada unsur kesengajaan atau tidak dalam kebakaran ini. Jika terbukti ada unsur kesengajaan manusia dalam kebakaran yang terjadi, pihaknya berharap pelaku dapat ditindak secara tegas.
Sebelumnya, Kebakaran terjadi di jalur pendakian Gunung Rinjani, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Titik api terpantau di pos 3 menuju pos ekstra jalur pendakian Sembalun, sekitar pukul 17.30 WITA, Senin (21/8/2017).
Kebakaran terjadi di sekitar padang savana, membakar rumput kering dan pohon cemara. Luas lahan kebakaran diperkirakan mencapai 9,7 hektar. Perkiraan zonasi yang terbakar meliputi zona pemanfaatan 3,8 hektar, zona inti 3,6 hektar, dan zona rimba 2,3 hektar.
Sampai dengan pukul 00.45 Wita kondisi api belum bisa dipadamkan secara total. Api baru bisa dipadamkan sekitar pukul 03.00 Wita.
Sumber
Edelweisnyaaaa
Sumber
Sumber