Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

capingappAvatar border
TS
capingapp
5 Pahlawan Ini Meninggalkan Warisan Nyata Bagi Bangsa Indonesia
Sebagai bangsa yang merdeka, kenikmatan hidup di Indonesia saat ini tak lepas dari perjuangan para pahlawan. Mereka yang bertempur dengan senjata ataupun dengan ideologi telah membuat bangsa kita terlepas dari perbudakan dan kesewenangan para penjajah.

Hampir 72 tahun Tanah Air kita merdeka. Di atas tumpah darah para kesatria kita tumbuh menjadi bangsa yang besar, meski kerap jasa mereka kita lupakan.

Mungkin kita terlalu sibuk untuk sekadar mengenang. Mungkin pula kita terpengaruh budaya asing yang masuk seiring derasnya informasi dari segala lini.

Meski begitu, kenikmatan yang dirasakan setiap Anak Bangsa saat ini merupakan hasil kontribusi banyak pejuang. Tak sedikit pula jasanya menjadi tonggak negeri ini.

Spoiler for Ki Hadjar Dewantara:

Terlahir dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, Ki Hadjar Dewantara telah mengubah peta pendidikan negeri ini. Berbekal wawasan yang ia miliki, ia segera bergabung dalam sekolah binaan saudaranya.

Pengalaman mengajar ini kemudian dia gunakan untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa, yang ia dirikan pada 3 Juli 1922. Jasa-jasanya dalam merintis pendidikan di Indonesia telah menjadikannya menteri pendidikan pertama kala itu pada 1957.

Sebagai seorang politikus dan kolumnis, beliau dianggap telah membawa perubahan bagi Anak Bangsa. Beliau memelopori pendidikan bagi kaum pribumi agar tidak tertinggal dari bangsa asing, khususnya Belanda yang sempat menduduki Indonesia.

Spoiler for R. A Kartini:

"Putri sejati, sang pembela kaum perempuan" memang tepat menggambarkan peran pahlawan yang satu ini.

Kartini muda kerap mengirimkan tulisan ke surat kabar yang kemudian dimuat dalam harian De Hollandsche Lelie. Tulisannya tak melulu tentang kesenjangan sosial yang terjadi pada masa itu, melainkan tentang emansipasi wanita yang kerap dikesampingkan.

Dalam tulisannya, Kartini menuangkan pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar suratnya berisi keluhan dan gugatan menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu.

Seperti kita ketahui, perubahan pun terjadi. Kini, perempuan dipandang setara dan memiliki hak yang sama dengan kaum pria, baik dalam pendidikan maupun dalam berkarier.

Inilah jasa-jasa kartini yang dapat dirasakan hingga detik ini, meski kadang masih ada yang mengenyampingkannya dengan memandang wanita sebelah mata.

Spoiler for Budi Utomo:

Ia merupakan salah satu sosok sentral dalam membangkitkan nasionalisme di Tanah Air. Perjuangannya untuk menumbuhkan kesadaran akan pentingnya berbangsa dan ber-Tanah Air memang tak mudah.

Perjuangannya memang tak lepas dari jasa Douwes Dekker, seorang Indo-Belanda yang memperjuangkan bangsa Indonesia dan terus melakukan penjajakan politik dalam bentuk nyata hingga istilah Tanah Air Indonesia semakin dikenal.

Dalam perjalanan memperjuangkan nasionalisme bangsa, organisasi Budi Utomo yang mulai diisi oleh para priyayi dan pejabat kolonial membuat beberapa pemuda menyingkir. Pada masa itu pula, penggalangan anggota mulai melebar hingga adanya Sarekat Islam, yang bertujuan untuk bersatu melawan penindasan Belanda.

Meski sempat bertolak belakang dengan Sarekat Islam yang hanya memanfaatkan Budi Utomo sebagai organisasi politik dan tak mengenal arti nasionalisme, semua pihak menyadari arti kata Indonesia lebih penting ketimbang mendebatkan perbedaan suku, budaya, dan agama.

Spoiler for Bacharuddin Jusuf Habibie:

Meski tak berperang melawan penjajah, B.J. Habibie memberikan sumbangsih kepada Tanah Air dalam bidang ilmu pengetahuan. Sebagai seorang jenius, Habibie muda menghabiskan masa pendidikannya di Jerman. Dia pun pulang ke Tanah Air atas permintaan Presiden Soeharto kala itu.

Karier politik sang profesor memang tak begitu mulus. Habibie sempat menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi pada 1978 sampai Maret 1998. Beliau pun menjadi Presiden ketiga RI pada 21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999.

Ia mewarisi jabatan presiden dalam kondisi Tanah Air yang tak kondusif pascaunjuk rasa besar-besaran pada 1998 untuk melengserkan Presiden Soeharto. Menjabat sebagai Wakil Presiden, Habibie secara otomatis menjadi orang nomor satu di Tanah Air.

Habibie menghilangkan beberapa aturan lama yang menjadi tonggak penyangga pemerintahan Orde Baru. Boleh dibilang Habibie bagaikan oase di gurun gersang kebebasan bangsa saat itu.

Ia menerbitkan UU Anti Monopoli atau UU Persaingan Sehat, mengubah UU Partai Politik, dan yang paling penting adalah UU otonomi daerah. Melalui penerapan UU otonomi daerah inilah gejolak disintegrasi yang diwarisi era Orde Baru berhasil diredam dan akhirnya dituntaskan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Tanpa kehadiran UU otonomi daerah, bisa dipastikan Indonesia akan mengalami nasib yang sama dengan Uni Soviet dan Yugoslavia. Cukup disayangkan Timor Timur harus dilepas dan pada akhirnya berubah menjadi Timor Leste. Kebijakan tersebut pun dikritik keras oleh sejumlah pihak.

Spoiler for Presiden Soekarno:

Ia adalah salah satu sosok sentral dalam kemerdekaan Indonesia. Ia menjadi proklamator kemerdekaan Ri sekaligus presiden pertama negeri ini.

Soekarno memperoleh ketenarannya ketika bergabung dalam surat kabar Jong Java yang bersifat Jawa sentris. Ia menggemparkan seluruh penjuru Tanah Air dengan mengusulkan agar surat kabar Jong Java tak ditulis dengan bahasa Belanda, melainkan bahasa Melayu.

Pancasila adalah produk maha karya Bung Karno. Bagaimana tidak? Bung Karno yang mencetuskan konsep Pancasila, yang mengandung berbagai nilai, salah satunya ketuhanan. Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu bangsa tanpa mengistimewakan kaum dari suku atau ras tertentu, dan tidak membedakan hak serta kewajiban warga negara berdasarkan agama yang dianut.

Mungkin kita tak lagi dalam masa pertempuran yang penuh tumpah darah, tetapi menjaga kedaulatan negara adalah kewajiban kita juga.

Kita terlahir berbeda. Kita tak merasakan jerih payah para pejuang. Oleh karena itu, jangan menjadikan kemerdekaan bangsa ini sebagai sebuah ironi. Jangan biarkan kepentingan pribadi dan kelompok tertentu mengontaminasi persatuan.

Berhentilah mengeluh. Berhentilah menjadi seorang apatis yang hanya bertanya tentang apa yang bangsa ini berikan.

Sadarlah bahwa bangsa ini tak akan berubah satu inci pun tanpa kontribusi dari rakyatnya. Kita juga perlu memberikan sesuatu kepada negara ini tanpa meributkan siapa yang termasuk golongan mayoritas ataupun minoritas

Sumber: Caping App

Oiya ikuti juga event Caping ya Gan. Caranya dengan klik gambar dibawah ini:emoticon-Ngacir2 emoticon-Ngacir2


0
2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.1KThread83.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.