mat.ahariAvatar border
TS
mat.ahari
Korea Utara dan Dendam Perang yang “Terpelihara”

Nusantara.news – Korea Utara, saat ini mungkin satu-satunya negara yang berani secara terbuka menyatakan perang terhadap Amerika. Banyak negara menentang kebijakan Paman Sam, tapi tidak banyak yang berani mengajak negara adidaya itu untuk berperang. Apakah ini bentuk kekonyolan penguasa Korea Utara, Kim Jong-un, sang pewaris dinasi Kim, yang bagi sebagian orang tampak seperti seorang psikopat, ataukah ada alasan lain dari pemimpin fenomenal itu?

Di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan April lalu, perwakilan Korea Utara menegaskan kesiapan negara itu untuk berperang jika dipicu oleh aksi provokasi militer AS di semenanjung Korea.

“Jika Amerika berani memilih aksi militer. DPRK (Korea Utara) siap melaksanakan mode perang yang diinginkan Amerika. Kami akan mengambil hukuman terberat terhadap provokator,” kata In-ryong dalam konferensi pers di markas PBB di New York, sebagaimana dikutip Channel News Asia 18 April lalu.

Situasi terakhir, Amerika Serikat bersama sekutunya di kawasan Asia Pasifik, Jepang, telah menyatakan sikap akan melakukan tindakan terhadap Korea Utara, setelah sebelumnya Kim Jong-un pada Jumat (28/7) pekan lalu mengklaim sukses melakukan uji coba rudal antar-benua (ICBM) yang dapat menjangkau daratan AS. Pentagon juga sudah bersiap-siap dengan melakukan uji coba sistem penangkal rudal (THAAD) yang dioperasikan dari Alaska dan mengirimkan dua pesawat tempur andalannya untuk mengontrol situasi Semenanjung Korea.

Pada Senin (31/7) militer Amerika mendeteksi adanya pergerakan tidak biasa di perairan semenanjung Korea yang diduga merupakan kesibukan dari kapal selam Korea Utara.

Cina, sebagai tetangga terdekat Korea Utara dan dianggap sekutu strategis dan ekonomi negeri komunis itu, dalam pernyataan terakhir tidak terima dianggap telah membiarkan Korea Utara bertindak terlalu jauh dalam pengembangan senjata, terutama senjata nuklir. Menurut Cina, masalah ketegangan semenanjung Korea adalah masalah AS dan Korea Utara. Secara sikap, Cina sudah mengimbau keduanya untuk saling menahan diri demi stabilitas kawasan.

Perang Korea mungkin saja akan terjadi, apalagi jika melihat kedua profil pemimpin Korea Utara dan Amerika Serikat yang sama-sama sulit diprediksi. Namun, siapa pun tentu tidak ingin perang di kawasan ini terjadi, yang mungkin akan mengulang sejarah perang Korea (1950-1953) yang menelan korban jutaan jiwa. Sebab jika terjadi, dampaknya lebih dahsyat lagi karena kedua negara, AS dan Korea Utara memiliki stok senjata nuklir bahkan stok AS yang terbesar di dunia.SUMBER
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
3.8K
24
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.