Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

r4n_5k1Avatar border
TS
r4n_5k1
"Obat Herbal" vs "Obat Kimia"
"Obat Herbal"
Apa yang diharapkan dari kata di atas?
Secara garis besar, obat herbal / jamu tradisional digunakan karena:
  1. Dikatakan tidak memiliki efek samping (alasan tersering)
  2. Khasiatnya lebih terasa bila dibandingkan dengan obat kimia (ada kemungkinan dicampur dengan obat kimia)
  3. Tidak ingin ketergantungan dengan obat-obat kimia atau takut dengan pengobatan barat
  4. Sudah turun-temurun digunakan dalam keluarga
  5. Atas anjuran praktisi kesehatan (kadang oleh dokter juga)
  6. Memiliki banyak testimoni yang mendukung (yang tidak mendukung tentu saja tidak ditampilkan)


Herbal sendiri memiliki arti berkaitan dengan tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat dalam pengobatan atau memasak.
Banyak obat dalam pengobatan barat yang sebenarnya berasal dari tanaman, misalnya:
1. Aspirin/asam asetilsalisilat (obat anti nyeri) berasal dari pohon Willow
Spoiler for Willow tree:

2. Digoxin (obat jantung) berasal dari tanaman Foxglove
Spoiler for Foxglove:

3. Atropin (agen saraf dan obat keracunan pestisida) berasal dari mandrake
Spoiler for Mandrake:

4. Kolkisin (obat asam urat) berasal dari autumn crocus
Spoiler for Autumn crocus:

5. Efedrin (stimulant, obat hidung tersumbat) berasal dari ephedra/mahuang
Spoiler for Ephedra:

6. Galantamine (obat alzheimer) berasal dari Galanthus
Spoiler for Galanthus :

7. Morfin (anti nyeri) berasal dari Papaver somniferum
Spoiler for Papaver:

dll (banyak sekali, termasuk kemoterapi)
(baca juga sejarah kemoterapi) --> trit belum ane buat emoticon-Sorry

Jadi, kita tidak dapat memungkiri sejarah bahwa beberapa obat yang dikatakan "obat kimia" berasal dari tanaman / herbal.
Seperti yang kita ketahui, obat-obat kimia juga memiliki efek samping/efek yang tidak diharapkan, dan hal ini juga berlaku pada produk "herbal."(baca juga 5 tanaman mematikan, ternyata tanaman/herbal juga ada yang "sangat mematikan" --> efek samping = mati)emoticon-Hammer2

Jadi, apa bedanya obat kimia dan jamu/herbal?emoticon-Bingung
Perbedaan yang paling mendasar adalah bukti. Pengobatan barat, atau yang digembar-gemborkan sebagai "obat kimia" oleh praktisi herbal memiliki dasar penelitian yang kuat. Untuk sampai ke tahap pemasaran, biasanya satu macam obat akan menjalani beberapa fase, yaitu:
  1. Fase 1, menilai keamanan obat (beberapa bulan). Penelitian dalam fase ini juga dapat diketahui cara penyerapan, metabolisme dan pengeluaran obat.
  2. Fase 2, menilai efikasi obat (bulan - 2 tahun). Penelitian ini menggunakan grup kontrol (plasebo atau obat standard), biasanya dengan cara "random blind trial"
  3. Fase 3, menilai efektivitas obat dan efek samping pengobatan dalam skala yang lebih besar. Setelah lolos fase 3 obat dapat dipasarkan.
  4. Fase 4, disebut juga "Post Marketing Surveillance Trials." Dalam fase ini diketahui perbandingan obat yang dipasarkan dengan obat lain, memonitor efektivitas jangka panjang dan kualitas hidup pemakaim serta menentukan perbandingan harga dengan efektivitas.

Kebanyakan pengobatan tradisional/jamu tidak memiliki bukti ilmiah, hanya berdasarkan testimoni/kesaksian, baik yang tertulis maupun yang lisan (rawan rekayasa). Pengobatan tradisional/jamu dalam klaimnya, ditujukan untuk pengobatan secara holistik, sehingga menimbulkan kesan panacea (satu obat untuk semua penyakit), namun cara kerjanya tidak jelas.emoticon-Hammer (S)

Perbedaan berikutnya adalah aturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Sesuai Lampiran 2 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan: Obat Bebas, Obat Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetik, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga dan Makanan Minuman, ditetapkan bahwa klaim iklan obat tradisional:
  1. Harus sesuai dengan kriteria indikasi yang disetujui pada pendaftaran, bersifat objektif, lengkap dan tidak menyesatkan
  2. Tidak boleh memuat pernyataan kesembuhan dari seseorang, anjuran atau rekomendasi dari profesi kesehatan, peneliti, sesepuh, pakar, panutan;
  3. Dilarang mengiklankan obat tradisional yang berkhasiat untuk mengobati penyakit; dan
  4. Dilarang mencantumkan kata-kata cespleng dan manjur.


Tanaman asli Indonesia atau yang banyak di Indonesia sebenarnya banyak memiliki khasiat pengobatan dan dapat dipasarkan sebagai "obat" bukan hanya sebagai jamu/herbal. Contoh yang paling konkrit adalah tesis salah satu guru saya Dr. dr. Sumartini Dewi, Sp.PD-KR mengenai tanaman ciplukan untuk pengobatan skleroderma (salah satu penyakit autoimun).emoticon-Wow
Dengan paparan ini, saya berharap para kaskuser mengerti perbedaan pengobatan herbal dan pengobatan barat ("obat kimia"), dan menjadi lebih kritis dan bijak dalam memilih metoda pengobatan.

NB:
Jika kaskuser khawatir apakah obat herbal/jamu yang digunakan memiliki bahan berbahaya, dapat langsung kontak di http://cekbpom.pom.go.id/atau telepon di 1500533 (Halo BPOM). emoticon-cystg


Sumber:
1. http://www.rain-tree.com/plantdrugs....m#.WXgQfBWGMdU
2. http://www.centerwatch.com/clinical-.../overview.aspx
3. http://www.pom.go.id

Semoga bermanfaat. emoticon-Toast emoticon-Rate 5 Star emoticon-I Love Indonesia
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
5.3K
17
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.4KThread84.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.