Salam rindu untukmu, sayang.
Untuk sejenak, aku ingin menupahkan rinduku yang terlanjur menimbun didada. menghilangkan logika, sebab prasa telah kau koyak. selamat menikmati, pecandu rindu.
(Tulisan yang saya publikasikan di Kaskus ini, adalah sebagian tulisan yang sempat tercecer disosial media, dan note dihandphone saya).
--
Quote:
Acap kali aku acuh.
Kau bicara dengan segala yang kau miliki.
Dan aku,
mendengar dengan keterbatasan yang tak kau ketahui.
Aku tau,
kau tau aku dan segala rasa yang biasa tersiakan.
Aku tau, saat aku diam.
Kau sibuk mengusik diamku.
Karena kau, rindu.
--
Quote:
Sejatinya mencinta adalah mematahkan.
Sejatinya merindu adalah menenggelamkan.
Sejatinya kasih adalah memenjarakan.
Sejatinya menangis adalah pembebasan.
Sejatinya diam adalah kebingaran yang mendalam.
Maka kamu bagian dari cinta yang harus aku patahkan. meski sering aku rajut ulang. kemudian aku patahkan. lagi.
--
Quote:
Kau sungguh tak mengingkar.
Menjadi pengadu terhandal.
Memporak porandakan rindu,
lalu kau tinggal.
Kau sejati yang mendalam.
Aku sungguh tak mengingkar.
Menjadi anakan mafia.
Yang dicederai perasanya.
Aku yang khianati rindu.
--
Quote:
Kutemui kerisauan ini lagi.
Rindu yang menggebu-gebu tak terungkap
Kata ingin sangat diperhatikan tertahan
Ini hati terus mendobrak diluar kemampuanku.
Pada akhirnya.
Aku salah melampiaskan rindu.
--
Quote:
aku hanya ingin mencintaimu sedetik saja,
selebihnya, aku bersamamu dengan kasih.
aku hanya ingin merindumu sedetik saja,
selebihnya, aku hujankan kangen padamu.
aku hanya ingin tubuhmu sedetik saja,
selebihnya, jiwa ragamu melebur bersamaku.
aku hanya ingin bahagia bersamamu sedetik saja,
selebihnya, abadi menjumpa pada kita.
aku hanya ingin setia padamu sedetik saja,
selebihnya, aku hibahkan padamu segala. tanpa sisa.
--
Quote:
Anak panah ini diam.
Tak berkutik tak bersuara.
Induknya pun tergletak tak bernyali.
Coba kuuji, mungkin ada yang dirindukan.
Melesat cepat, sayang sasaran tak akurat.
Mengapa berdiri disana?
Jangan halangi aku berkarya tuan!
Jika kau terluka, jangan salahkan aku
"Dan apa kau seegois itu" tanyamu.
--
Quote:
Disenja pagi,
aku tak menemui dimana letak senjamu. Selain lengan yang dicengkeram arloji beku. Rindu dicengkeram bisu. Aku tak menemuimu disenja itu.
Disenja sore, aku berlarian dari ujung menuju ujung. Dengan lengan yang tetap tercengkeram. Begitu pula rindu yang tak ada ubahnya digengam. Aku menatap kau, memaling dan memeluk.
Aku tak bisa menyalahkanmu. Tapi senjamu, terlalu banyak berjanji. Aku tak bisa pergi meski seharian aku berdiri. Setidaknya, jinggamu menepati.
--
Quote:
Rindu, terserah.
Kini aku berpasrah.
Kau mau menikam, membekuk,
Terserah, aku pasrah.
Dan kurasa, cukup aku kecewa
Berhadapan dengan deretan angka dan huruf..
Yang tiada bisa aku baca..
--
Quote:
Dari menulis. Aku sering sekali patah dan gelisah. Merenung sejenak, kemudian menulis patah. Semangat aku tak bergelisah. Dan kau, datang dari sisi imajinasi, menguak sisi rindu. Aku kembali murung, kemudian kutulis lagi. Aku rindu.