Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Nyai Saritem dan Sejarahnya Hingga Menjadi Dalang Prostitusi Sejak Zaman Belanda

yukepodotcomAvatar border
TS
yukepodotcom
Nyai Saritem dan Sejarahnya Hingga Menjadi Dalang Prostitusi Sejak Zaman Belanda
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
emoticon-Toastemoticon-Toast emoticon-Toast



Selain pusat lokalisasi yang ada di Surabaya, Gang Dolly, ternyata ada lagi salah satu pusat lokalisasi yang berada di Bandung. Saritem namanya. Mungkin nama ini sudah lumayan familier di telinga beberapa kalangan. Bagi mereka yang tau bukan berarti pernah merasakan, lho ya. Soalnya, lokalisasi di Jawa Barat ini memang terkenal, bahkan sejak zaman kolonialisme Belanda.

Kalau beberapa saat yang lalu YuKepo pernah ajak kamu untuk mengintip tentang lokalisasi Dolly di Surabaya, kali ini YuKepo mau ajak kamu menelusuri lebih lanjut tentang sejarah lokalisasi Saritem ini. Penasaran seperti apa sejarahnya? Yuk, langsung aja kepoin bareng YuKepo!


Lokalisasi yang bernama Saritem ini terletak di suatu stasiun kereta di Bandung. Tepatnya berada di antara Jalan Astana Anyar dan Gardu Jati. Lokasi ini sudah dijadikan sebagai tempat lokalisasi sejak zaman kolonialisme Belanda. Para Pekerja Seks Komersial (PSK) dipajang di setiap rumah dengan menggunakan kebaya khas pribumi. Tempat lokalisasi ini sudah berdiri sejak tahun 1838, kurang lebih tempat ini kini sudah berusia 233 tahun.


Nama Saritem diambil dari sebuah nama gadis desa khas Kota Kembang. Saritem memang berparas cantik dan berkulit putih. Pesona kecantikan Saritem seringkali memikat petinggi Belanda di masa itu. Saking tergila-gilanya, Saritem kemudian dijadikannya gundik. Semenjak saat itu, Saritem yang awalnya hanya gadis kampung kemudian menjadi ‘Nyonya Belanda’. Namanya pun berubah menjadi Nyai Saritem.


Selang beberapa tahun, Nyai Saritem diminta oleh pembesar Belanda tersebut untuk mencari wanita yang bisa diajak kencan oleh para serdadu Belanda yang masih melajang. Kebetulan, pada saat itu daerah Gardu Jati memang dijadikan sebagai markas militer Belanda. Dalam misinya tersebut, Nyai Saritem difasilitasi sebuah rumah yang cukup besar. Semakin hari perempuan-perempuan yang dikumpulkannya semakin banyak. Perempuan-perempuan tersebut berasal dari sekitaran Bandung, seperti Sumedang, Cianjur, Garut, serta Indramayu. Bisnisnya semakin besar, Nyai Saritem semakin terkenal.

Bisnis lendir milik Nyai Saritem ini kemudian semakin berkembang pesat. Pengunjung yang datang tak hanya berasal dari kalangan serdadu lajang. Para prajurit yang sudah lanjut usia juga kerap berkunjung ke tempat ini. Bukan hanya warga Belanda, kalangan pribumi juga tak sedikit yang berkunjung dan mencicipi bisnis Nyai Saritem ini.


Terinspirasi dari keberhasilan Nyai Saritem, kawan-kawan yang senasib menjadi gundik para Belanda ini juga turut membuka bisnis serupa. Rata-rata mereka dulunya sempat menjadi perempuan yang bekerja pada Nyai Saritem. Sepeninggal Nyai Saritem, pusat lokalisasi di Bandung ini kemudian dikenal sebagai ‘Saritem’.


Walaupun lokalisasi ini sudah ditutup sejak tahun 2007 lalu, kegiatan prostitusi di tempat ini kadang masih suka dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Penggrebekan terakhir di tempat ini terjadi pada tahun 2015 yang dilakukan secara besar-besaran. Diharapkan setelah penggrebekan ini, tidak ada lagi kegiatan jual beli nafsu birahi di sana.

Sumber: YuKepo

Rate, Comment and Cendol are Appreciated
emoticon-I Love Indonesiaemoticon-I Love Indonesia emoticon-I Love Indonesia
meruruAvatar border
meruru memberi reputasi
1
25.8K
27
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.6KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.