Bukan Hanya Penyakit, Inilah 7 Hal yang Bisa Menular secara Psikologis
TS
yukepodotcom
Bukan Hanya Penyakit, Inilah 7 Hal yang Bisa Menular secara Psikologis
WELCOME TO YUKEPO OFFICIAL THREAD
Nggak hanya wabah penyakit aja lho yang bisa menular. Secara nggak kita sadari, banyak hal yang terjadi di diri kita maupun orang lain yang merupakan hasil dari penularan secara psikologis. Penularan ini bentuknya bisa berupa perilaku dan sikap kita. Sebagian besar hal-hal tersebut dapat menular karena manusia dianugerahi rasa empati sehingga mampu merasakan apa yang orang lain rasakan. Berikut adalah tujuh hal yang bisa menular secara psikologis, silakan dicoba ya kalau yang positifnya.
Spoiler for Menguap:
Mungkin perilaku menular yang paling terkenal adalah menguap. Bahkan, anjing pun bisa tertular untuk menguap dari pemiliknya. Sebenarnya, menguap adalah bentuk adanya empati dan ikatan sosial di antara manusia. Tapi, ada satu tipe orang yang kayaknya benar-benar kebal terhadap efek menguap yang menular. Sebuah studi menemukan bahwa seorang psikopat yang kepribadiannya ditandai oleh ketidakmampuan untuk merasa empati, nggak bisa tertular menguap seperti kita semua.
Spoiler for Tertawa:
Percaya nggak kalau ternyata tertawa juga bisa menular, lho. Saat ini, telah ditemukan bukti ilmiah bahwa otak manusia dapat merespons suara tawa dan secara otomatis bertindak untuk ikut tertawa. Bahkan, ketika kamu nggak mendengar leluconnya secara langsung atau nggak menjadi bagian dari percakapan. Terkadang, kita juga otomatis ikut tertawa ketika melihat orang lain tertawa, bahkan sering menertawai orang lain yang lagi tertawa kan?
Spoiler for Mengambil risiko:
Mungkin ini sesuatu yang baru kamu ketahui. Sebenarnya, perilaku mengambil risiko itu menular, lho. Salah satu buktinya ada pada pergaulan remaja cowok yang penularannya paling cepat. Sebuah studi baru yang dilakukan oleh ahli syaraf di Institut Teknologi California menemukan bahwa setelah kita menyaksikan orang lain terlibat dalam perilaku yang berisiko (misalnya berjudi, kebut-kebutan di jalan), pada gilirannya kita juga cenderung mengambil risiko yang serupa. Jadi, hati-hati dalam bergaul ya!
Spoiler for Tersenyum:
Coba deh, kalau ada orang yang tersenyum padamu, kemungkinan besar kamu akan otomatis membalas seyumannya. Beberapa penelitian telah menemukan bahwa ketika kita lagi bersama seseorang dan mereka tersenyum, kita cenderung "mencoba" ekspresi wajah itu untuk merasakan bagaimana perasaan mereka. Fenomena alami mimikri wajah ini memungkinkan kita untuk nggak hanya berempati dengan orang lain, tapi juga merasakan emosinya sendiri.
Spoiler for Bersedih:
Nggak hanya tersenyum aja nih yang menular. Ternyata, naluri untuk membalas ekspresi orang lain saat tersenyum juga bekerja saat kita melihat orang lain bersedih. Meskipun penularan ekspresinya tersebut nggak sama persis, tapi secara spontan kamu juga akan membentuk ekspresi yang menunjukkan simpati dan emosi yang serupa. Misalnya, dengan ikut mengecilkan sudut bibir, mengerutkan dahi, atau bahkan ikut meringis saat melihat orang lain juga meringis kesakitan.
Spoiler for Ketidaksopanan:
Sayangnya, nggak hanya perilaku positif aja yang bisa menular. Melihat perilaku yang nggak sopan dari orang lain juga dapat membuat mereka berperilaku dengan cara yang sama. Sebuah studi tahun 2015 dari University of Florida yang terbit dalam jurnal "Applied Psychology" menemukan bahwa ketika orang-orang menghadapi perilaku kasar di tempat kerja, mereka cenderung menganggap kekasaran sebagai bentuk interaksi di tempat kerja dan pada akhirnya di masa depan mereka akan merespons dengan kasar diri mereka sendiri.
Spoiler for Menggigil:
Hanya melihat seseorang yang menggigil kedinginan bisa membuat kamu merasa kedinginan juga lho menurut penelitian. Sebuah studi dari Neuropsychiatrists di Brighton and Sussex Medical School yang terbit dalam jurnal "Plus One" tahun lalu menunjukkan bahwa ketika peserta menonton video tangan seseorang jatuh ke dalam air beku, suhu tangan mereka juga turun. Semakin empati peserta menilai diri mereka, semakin tinggi tingkat penurunan suhu yang mereka alami. Tapi sayangnya rasa hangat nggak bisa menular.
Ada yang menular secara langsung, tapi ada juga yang memakan waktu lama seperti pengambilan risiko. Berhasil atau nggaknya penularan tersebut juga bergantung pada perhatian dan rasa empati setiap orang. Mana nih yang udah pernah kamu coba?