Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Health
  • Banyak yang berobat, Malaysia menang Medical Travel Organization of the Year

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Banyak yang berobat, Malaysia menang Medical Travel Organization of the Year


Indonesia Services Dialog mencatat jumlah orang Indonesia yang berobat ke luar negeri mengalami peningkatan hampir 100% selama 10 tahun terakhir. Jika di tahun 2006 terdapat 350 ribu orang pasien, tahun 2015 melonjak menjadi 600 ribu pasien. Total pengeluaran pasien Indonesia di luar negeri pada tahun 2015 mencapai AS$1,4 miliar atau setara dengan Rp 18,2 triliun.

Seperti pasien yang berobat ke Malaysia misalnya, data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan jumlah rata-rata orang Indonesia yang berobat ke Negeri Jiran adalah 12.000 orang setiap tahun. Khusus untuk Singapura, disebutkan dalam data National Health Care Group International Business Dev Unit Singapura, sebanyak 50% pasien internasional di sana adalah orang Indonesia. Saat ini untuk Asia Tenggara yang paling unggul memang Malaysia.

Beberapa tahun terakhir, Malaysia memantapkan diri sebagai negara tujuan untuk berobat. Sejumlah penghargaan internasional di bidang pelayanan kesehatan diraih Negara Semenanjung Malaya itu. Di antaranya, pada Mei 2017, Malaysia Healthcare Travel Council, sebuah badan koordinasi di bawah Kementerian Kesehatan Malaysia, menerima penghargaan Medical Travel Organization of the Year oleh Asia Pacific Healthcare & Medical Tourism Awards. Sebelumnya, pada April 2017, lembaga yang sama juga memperoleh pengakuan sebagai Medical Tourism Cluster of the Year Award oleh International Medical Travel Journal Award (IMTJ).

Jumlah pasien luar negeri yang berobat di rumah sakit Malaysia yang terus mengalami pertumbuhan signifikan, satu di antaranya terlihat di Gleneagles Kuala Lumpur. Pada 2015, ada 1.813 pasien luar negeri dan pada 2016 bertambah hingga 2.705 pasien. Untuk pasien luar negeri ini, pihaknya membuka layanan International Lounge, yang berfungsi memudahkan mereka untuk mendapatkan jasa Gleneagles. Dari jumlah itu, yang terbesar berasal dari Indonesia. Lalu disusul Timur Tengah dan negara-negara Indo-China dan India.
Mengapa Malaysia kian bersinar sebagai destinasi medical travel? ketika berobat, yang dicari keluarga pasien bukan semata mencari kesembuhan, melainkan juga kenyamanan. ISD menyebutkan bahwa hampir dua pertiga orang Indonesia yang berobat ke luar negeri memilih rumah sakit Malaysia ketimbang dua negara lainnya yang juga unggul dalam Health Care Tourism yaitu Singapura dan Thailand. Kemenkes RI pun melihat fenomena ini sebagai sebuah tantangan besar. Bagaimanapun juga warga negara Indonesia diharapkan memilih layanan kesehatan di negeri sendiri.
Namun untuk mengembalikan pasien-pasien Indonesia untuk berobat di sini juga tidak gampang. Layanan kesehatan di Indonesia masih perlu berbenah untuk bisa diakui oleh masyarakat. Miris memang, tapi itulah kenyataannya. Pasien-pasien di Malaysia maupun di Singapura jarang ada yang berobat di luar dari negaranya. Kecuali kasus berat, baru merujuk pasien ke Amerika, Inggris, atau Jerman.
Larinya pasien-pasien Indonesia ke luar negeri tentu menunjukkan ada sebuah krisis dalam layanan kesehatan di Indonesia. Karena itu rumah sakit di Tanah Air perlu berbenah diri. Sebab sebetulnya, rumah sakit dan dokter di Indonesia sanggup memberikan pengobatan dan pelayanan sebaik rumah sakit luar negeri. Banyak pasien di kalangan ekspatriat, umumnya mereka cukup puas dengan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Berarti sebenarnya sudah ada kemajuan dan perubahan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Hanya saja, masih lebih banyak orang meragukan kualitas itu. Pasien kini banyak melakukan perbandingan kualitas rumah sakit di Indonesia dan luar negeri. Contohnya, soal kualitas mutu pelayanan, keamanan, dan pengawasan, rumah sakit luar negeri dianggap lebih baik.

Misal, di negeri kita untuk mendapat pelayanan kesehatan harus antre panjang dalam waktu yang lama, bisa sampai 4-6 jam. Sedangkan di luar negeri hanya perlu antre selama 15 menit hingga satu jam saja.

Cerita keamanan juga, di Indonesia masih ditemukan kasus kehilangan barang di rumah sakit. Sedangkan di luar negeri, kasus-kasus seperti ini sangat minim. Bahkan hal-hal sederhana soal kebersihan, rumah sakit Indonesia masih tertinggal.

source https://babybuletgani.tumblr.com/pos...t-jumlah-orang


Diubah oleh babygani86 10-08-2017 00:23
0
1.4K
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread10KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.