Pernah berpikir untuk mengunjungi dan berwisata ke Laos? Atau jangan-jangan justru kamu lupa dimana itu Laos? Ya, memang nama Laos sebagai sebuah negara wisata belum begitu populer setidaknya bagi traveler Indonesia. Selain tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta, juga tentu karena dalam kondisi normal, biaya pesawat Jakarta-Vientiane cukup mahal yaitu sekitar 4 juta rupiah sekali jalan.

Sejalan dengan alasan itu, kurangnya promosi wisata bisa sangat mempengaruhi. Kurangnya informasi seputar negara Laos membuat wisatawan berpikir beberapa kali untuk datang kesana. Ekstremnya lagi, ada juga yang menganggap Laos tidak aman untuk dikunjungi karena rezim komunisnya.

Di artikel kali ini, kalian bisa menyelami hal-hal seputar Laos, satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak memiliki garis pantai. Informasi yang mungkin bisa membantu kamu mengenal Laos sebelum akhirnya memutuskan berlibur kesana.


1. Laos, Negara Tanpa Pantai

Sebelum jauh membahas ‘ini itu’ soal negara ini, ada baiknya kita mengingat lagi dimana letak negara ini secara geografis.


Lokasi Laos dalam Peta

Laos berada di bagian utara Asia Tenggara alias berbatasan langsung dengan Tiongkok di sisi Utaranya. Di sisi Barat, negara ini berbatasan dengan Thailand, Barat laut dengan Myanmar, Timur berbatasan dengan Vietnam, dan Selatan berbatasan dengan Cambodia.

Setiap sisi negara dibatasi langsung dengan daratan negara yang artinya negara ini tidak memiliki garis pantai atau istilahnya Land-Lock. Jika kamu hendak berjemur atau mengidamkan berlibur di pantai, maka coret saja Laos sebagai list pilihannya.


2. Sang ‘Negeri Seribu Gajah’

Upaya perlindungan Gajah di Laos via radioaustralia.net.au

Jika negara tetangganya Thailand berjuluk ‘Negara Gajah Putih’, maka Laos memiliki julukan ‘Negeri Seribu Gajah’, julukan yang berasal dari kerajaan lokal yang ada di abad ke 14 hingga 18 yaitu Kerajaan Lan Xang alias kerajaan Gajah. Sesuai namanya, Laos memang memiliki karakter daratan berupa hutan tropis yang lebat serta banyak berupa pegunungan. Lanskap alam seperti ini memang sangat cocok bagi habitat gajah. Namun sayangnya, populasi Gajah di Laos sekarang ini juga tidak se heboh julukannya. Tercatat hanya sekitar 900 ekor Gajah saja yang tersisa di Laos baik yang bebas di hutan maupun yang ada di penangkaran.


3. Tidak Bisa Menerima Penukaran Rupiah ke Kip di Laos

Mata Uang Kip Laos via mudlusciouspress.com

Mengunjungi suatu negara sudah tentu harus juga menyiapkan mata uang negara setempat untuk kemudahan transaksi. Laos sendiri nama mata uangnya bernama Kip yang jika di buat simbol berupa huruf k dicoret (₭). Namun secara internasional singkatannya ialah LAK alias Lao Kip. Nilai mata uang ini jika di kurs kan ke rupiah ialah sekitar 1,65 rupiah (LAK 1 = IDR 1,65). Konversi yang bisa sedikit mempermudah perhitungan bukan?

Namun yang perlu kalian ingat adalah bahwa jangan membawa uang Rupiah ke untuk ditukar di sana. Semua money changer bahkan termasuk bank juga tidak menerima penukaran antara Rupiah dan Kip. Jadi, jika tidak bisa menukar uang langsung dari Indonesia, kalian bisa membawa US Dollar dan menukarkan mata uang tersebut di sana. Namun di Laos sendiri terutama di kota-kota besarnya seperti Viantiane, mereka juga bisa menerima mata uang US Dollar seperti untuk bayar transport, berbelanja dan sejenisnya. Tak hanya dollar, tetapi juga bisa menerima mata uang Bath Thailand untuk dibelanjakan.


4. Vientiane, Sang Ibukota Negara

Gerbang utama menuju Laos ialah ibukotanya sendiri yaitu Viantiane. Tapi tentu selain Vientiane, wisatawan juga bisa masuk dari berbagai perbatasan negara.


Suasana pusat kota Vientiane dan Patuxay Momument-nya via jasmineholidays.co.uk

Vientiane sendiri berada di Lembah Mekong. Kota ini sangat dipengaruhi oleh sungai terpanjang di Asia Tenggara itu. Sebagai ibukota negara, Vientane menjaid kota terbesar di Laos dengan penduduk hampir 800 ribu jiwa. Kotanya sendiri terbilang sepi dan tidak padat, sehingga sangat jarang ditemui kemacetan.

Karakter kota ini sendiri sebetulnya cenderung sederhana untuk ukuran sebuah ibukota negara. Jalanan kota tidak penuh dengan halang melintang flyover atau struktur beton lainnya. Transportasi tradisional yaitu Tuk tuk justru masih bertahan dan menjadi penciri kota ini.

Suhu di Vientiene sendiri terbilang cukup panas ditambah lagi kotanya yang berdebu. Kondisi ini sangat lumrah dikeluhkan wisatawan kita sehingga seringkali mereka tidak ingin berlama-lama di jalanan kota. Secara umum juga tidak banyak tempat yang populer untuk berwisata di Vientiene selain Patuxay Monumentnya yang terkenal itu. Jika memang kamu datang untuk traveling, bisa dikatakan tak perlu sampai 3 hari di kota ini.


5. Banyak Cara Menuju Laos

Memang sudah tentu menggunakan jalur udara alias pesawat adalah yang paling gampang untuk dapat menginjakkan kaki ke negara Komunis ini. Sayangnya memang belum ada penerbangan langsung dari Indonesia ke sana. Jadi, pilihan transit paling mudah ialah via Kuala Lumpur.

Akan sangat sulit menemukan tiket promo jika langsung dari Jakarta, alternatifnya ialah kamu bisa mencari tiket promo tujuan KL baru kemudian mencari lagi tiket promo KL ke Vientane. Maskapai AA bisa dikatakan yang paling sering mengadakan tiket murah ini, tetapi tentu semua untung-untungan saja dan waktu menjadi tidak bisa sesuai kemauan pribadi.

Banyak cara menuju Laos, karena selain dengan jalur udara juga bisa menggunakan jalur darat. Karena dikelilingi oleh daratan, maka banyak juga jalur masuk yang bisa dipilih.


Stasiun Nong Khai via nagatravel.com

Yang paling lumrah ialah masuk Laos melalui Thailand yaitu dari Kota Nong Khai. Untuk caranya, kamu bisa naik Bus dari Bangkok di stasiun Mo Chit. Perjalanan bus langsung ini memakan waktu sekitar 9-10 jam. Atau kamu juga bisa naik kereta tujuan Nong Khai ini dengan harga sekitar 760 Baht untuk kereta malam kelas 2 yaitu kursi tempat tidur.

Setelah sampai Nong Khai, barulah perjalanan dilanjutkan langsung menuju Vientiane. Ada dua alternatif yang sama juga yaitu Bus dan kereta. Bus tersedia di Terminal kota dengan tarif sekitar 55 Baht. Sedangkan kereta bisa langsung dituju di stasiun yang sama. Tiket kereta ialah sebesar 20 Baht dan berangkat setiap harinya jam 9 pagi, sehingga jika tidak mau membuang waktu, perkirakan dengan baik waktu keberangkatan kereta malam dari Bangkok dan waku tibanya di Nong Khai agar bisa melanjutkan kereta ke Vientiane.

Perjalanan tidak berjalan lama yaitu hanya sekitar 15 menit dengan tujuan akhir di Stasiun Tanaleng, Laos. Ya, perjalan memang singkat karena Kota Nong Khai dan Vientiane sendiri berdekatan. Namun sejatinya Tanalaeng tidak berada di pusat Kota Vientiane, sehingga kalian masih harus melanjutkan perjalanan sekitar 30 menit menggunakan taksi. Namun jangan khawatir karena ada solusi lebih gampang meskipun memang sedikit lebih mahal. Ketika membeli tiket kereta dari Stasiun Nong Khai, mintalah paket menuju Vientiane. Pihak kereta sudah bekerja sama dengan agen wisata sehingga kalian bisa mendapat tiket kereta Nong Khai-Tanalaeng dan mini van dari stasiun Tanalaeng ke Viantiane dengan tarif keseluruhan 300 Baht.

Jika ingin nuansa berbeda atau memang hendak singgah ke kota lain, kamu juga bisa memilih bus atau kereta tujuan Udon Thani sebagai kota terdekat dengan Nong Khai. Dari Udon Thani ini juga terdapat bus yang langsung menuju Vientiane. Tarifnya sekitar 80 baht.


Friendship Bridge via commons.wikimedia.org

Seperti yang sudah diungkap sebelumnya, kota Vientiane berbatasan langsung alias dekat dengan Kota Nong Khai yaitu hanya sekitar 25 km. Pemisah keduanya ialah Sungai Mekong dan sebagai penghubungnya ialah sebuah jembatan yang disebut Friendship Bridge. Hal unik lainnya ialah soal lajur jalan dimana jika di Thailand menggunakan jalur kiri, maka di Laos menggunakan jalur kanan, alhasil setelah melalui pos perbatasan jembatan ini maka pengendara akan langsung dihadapkan dengan perubahan jalur kendaraan.


6. Pintarlah Menawar Biaya Transportasi

Tuk tuk-nya Laos via wikimedia.org

Salah satu hal yang perlu diwasapadai dari Laos ialah soal kebiasaan supir kendaraan umum seperti taksi dan tuk tuk bahkan bus yang mematok tarif tinggi bagi wisatawan. Tinggi yang dalam artian benar-benar tinggi bisa sampai 3 atau 5 kali lipat.

Karenanya lebih baik mencari tahu dahulu kira-kira berapa jauh perjalanan yang dituju agar bisa memprediksi harga. Jika sudah, barulah kalian bisa melakukan tawar menawar dengan supirnya. Sedangkan jika naik bus, ada baiknya membeli tiket langsung di loket karena harganya sudah di pasang di sana.


7. Gudang Festival

Rocket Festival via gettyimages.com

Hal menarik dari Laos ialah kebudayaan disana yang dipenuhi dengan festival. Hampir setiap bulannya ada festival besar yang diadakan di sana. Jika di Januari pesta tahun baruan dirayakan dengan meriah, ada juga perayaan Boun Pha Vet dan Boun Ma Ka Bus Saar di antara bulan Januari itu hingga Februari. Memasuki maret, ada festival tahunan panen Boun Khoun Kou.

Festival keagamaan Buddha Boun Pi Mai berlangsung di bulan April, dan berlanjut dengan festival-festival akbar lain seperti Festival Perahu, Trade Fair, Lao Elephant Festival, That In Hang Festival, dan masih banyak lainnya hingga di akhir tahun. Satu yang mungkin terbilang populer dan menarik perhatian wisatawan ialah Rocket Festival atau dalam bahasa lokal disebut Boun Bang Fai. Festival yang diadakan diseluruh penjuru negara ini sesuai namanya memang menampilkan atraksi roket yang diluncurkan ibarat sebuah permainan tradisional. Setiap daerah kecil biasanya membuat sendiri roket mereka untuk dilombakan dalam festival ini. Festival ini diadakan saat musim kemarau (Mei-September) dan berharap Dewa Hujan segera menurunkan hujan di sana dan melancarkan panen. Karena memang merupakan roket sungguhan, penonton harus tetap berhati-hati karena mungkin saja roket tidak meluncur baik dan melukai.

Intinya adalah, jika kamu mau ke Laos, segera cari tahu festival apa yang akan dilakukan disana. Siapa tahu waktunya tepat dengan jadwalmu sehingga pengalaman wisata ke Laos akan jauh lebih kaya.

SUMBER