Assalamualaikum.

Melalui thread ini aku ingin berbagi tentang sosok yang menjadi pendidik pertama dalam hidupku.
Terlahir dua puluh dua tahun silam sebagai putra pertama dari tiga putra pasangan suami istri abdi negara yang tinggal di wilayah Indonesia Tengah membuatku sangat bersyukur dapat mengukir kisah hidupku sampai saat ini.
Tentu tidak sedikit orang-orang yang aku temui dan aku kenali sampai detik ini, mereka pun turut berpengaruh menjadi inspirasi dalam menjalani hidupku ini.

Sekarang aku merupakan perantau di Yogyakarta, bekerja sebagai Staff IT sambil melanjutkan program pascasarjana (S2) di salah satu PTS di kota ini. Pencapaian yang aku dapat sampai saat ini tentu bukan dari perjalanan yang mulus, ada sosok yang selalu ada di belakangku. Dialah Ibuku. Seringkali aku iri dengan kehidupan teman-temanku yang sejak kecil dimanjakan oleh orang tuanya, apapun yang mereka minta diberikan dengan mudahnya, dari pakaian, makanan, dan mainan keluaran terbaru pada saat itu dengan mudahnya mereka dapatkan.

Kami bertiga adalah anak laki-laki, seperti pada umumnya anak laki-laki akan dekat dengan ibunya. Tentu kami mengeluh , ketika teman punya pakaian atau mainan baru, merengek minta dibelikan juga. Setiap kami meminta, ibu dengan mudah menjawab, “okay, ibu akan belikan yang seperti temanmu punya, tapi kamu harus menjadi 10 besar di kelas”. Ibu mendidik kami untuk berjuang memperoleh apa yang kami inginkan. Mulai saat itu kami menjadi rajin belajar dan menjadi murid yang dikenal baik oleh guru-guru di sekolah. Aku dan adik-adik selalu mendapatkan apa yang kami inginkan dengan usaha yang telah kami lakukan, beliau selalu tepat janji. Ibu juga mengajarkan kami untuk mengutamakan pendidikan dan ibadah dibanding apapun, sampai saat ini saat memulai percakapan dengan Ibu yang ditanya pasti, “Sudah Sholat? Gimana Sekolahnya?”, lalu kami menceritakan apa yang kami alami di sekolah dan beliau selalu menjadi pendengar yang baik.

Keluarga kami sempat dilanda krisis ekonomi, karena masalah hutang, segala sesuatu yang orang tua kami miliki digadaikan serta dijual untuk membiayai hidup. Tetapi ibuku selalu mengutamakan pendidikan kami, beliau melakukan apa saja agar kami tetap bersekolah dan bisa melanjutkan meneruskan cita-cita kami.

Saat aku duduk di kelas 12 dan adikku yang pertama di kelas 10, kami bekerja untuk membiayai kebutuhan sekolah, Ibu sempat memarahi kami, karena kamipun tidak tega melihat kondisi Ibu. Yang aku ingat Ibuku bilang begini, “Kalian tidak usah khawatir dengan urusan sekolah, apapun yang kalian butuh bilang saja, karena itu sudah jadi tanggung jawab Ibu dan Bapak”. Aku tidak ingin mengecewakan kedua orang tuaku, kami turuti apa yang dia lakukan, walaupun kami tetap saja sering mengeluh tentang hal-hal lain, Ibu selalu mendidik kami agar selalu bersyukur degan apa yang telah kami miliki, banyak orang diluar sana yang nasibnya tidak seberuntung kami. Itu yang membuatku selalu bersemangat meneruskan pendidikan sampai saat ini. Walaupun dalam keadaan susah Ibu selalu membantu keluarga atau kerabatnya yang selalu kesusahan, Ibuku percaya kalau rejeki dari Allah itu pasti dan sudah diatur.

Semangat, tanggung jawab serta senyum ikhlas Ibu selalu menjadi penyemangatku dan adik-adikku. Beliau tidak pernah mengeluh, tidak sama sekali lelah dengan pekerjaannya di kantor, sangat professional membagi waktu antara keluarga dan pekerjaannya.
Aku ingin menjadi kebanggaannya dan menjadi contoh untuk adik-adikku.
Terima Kasih Ibu, terima kasih untuk semua didikanmu.

Wassalamualaikum...