5 Fakta mencengangkan tentang tidak lazimnya perilaku binatang buas
TS
acabindonesia
5 Fakta mencengangkan tentang tidak lazimnya perilaku binatang buas
Merdeka.com - Tak bisa dipungkiri, manusia punya cara berkomunikasi dan berperilaku yang cukup kompleks. Ternyata hal tersebut pun tak selalu bisa jadi ukuran yang pas terhadap binatang, karena mereka punya kerumitan sendiri dalam perilaku.
Cara berperilaku makhluk hidup terlalu luas untuk kita mengerti. Hal tersebut tak terbatas hanya seperti yang manusia lakukan. Jika kita berpikir binatang itu juga berbicara kepada sesama binatang namun dengan cara yang berbeda, itu tidak salah.
Namun hal tersebut ternyata tak selalu benar. Bahkan kucing saja mengeong hanya kepada manusia, dan mengeongnya kucing bukan berarti jadi pola komunikasi mereka antar sesama kucing. Rumit bukan?
Bagaimanakah dengan hewan buas? Mari kita simak berbagai perilaku binatang buas.
1. Anjing liar yang hobi bersiul
Spoiler for :
Merdeka.com - Anjing liar Asia, yang lebih dikenal dalam dunia binatang dengan nama Dholes, banyak sekali ditemukan di padang rumput di daerah Himalaya dan juga hutan tropis di pulau Jawa.
Anjing liar ini hidup dalam kelompok, berisi 5 hingga 12 anjing. Mereka adalah karnivora yang sangat terkoordinir dalam mencari mangsa. Meski dengan kelompok anjing lain, mereka tetap kooperatif dalam mencari mangsa.
Untuk koordinasi dalam mencari mangsa, tak seperti binatang dalam satu spesiesnya yakni rubah atau serigala, mereka lebih suka bersiul. Siulan ini sangat efektif, mengingat mereka hidup di hutan dan setiap hewan menguasai 90 hektar hutan, siulan ini mampu jadi pola komunikasi yang baik untuk berkoordinasi mencari mangsa antar sesama anjing liar.
Selain bersiul mereka juga mampu melengking dengan suara yang tinggi, dan itu sangat menakutkan bagi mangsa. Tipe siulan dan lengkingan yang berbeda, dapat diinterpretasikan oleh anjing liar lain sebagai koordinat tempat mangsa mereka bersarang, yakni rusa atau kerbau.
2. Gorilla yang suka 'menyanyi'
Spoiler for :
Merdeka.com- Salah satu kegiatan seekor primata yang menarik adalah hobi mereka dalam bersenandung ketika makan. Menurut peneliti, seekor Gorilla sangat suka bersenandung ketika mereka makan makanan yang enak. Perilaku ini telah ditemukan di beberapa primata, namun ternyata Gorilla juga melakukan hal serupa.
Bersenandung sebenarnya adalah cara Gorilla yang merupakan kepala keluarga, untuk mengajak keluarganya makan. Melalui lantunan nada, kepala keluarga tersebut menentukan jam makan dan akan bersiap jika ada gangguan. Kebetulan, menurut penelitian Gorilla betina juga sangat suka kepada Gorilla jantan yang mampu bersenandung. Hal ini tak hanya dilakukan Gorilla. Simpanse dan juga bonobo juga melakukan hal serupa.
Bersenandung juga adalah tanda kebahagiaan dari seekor primata. Nada dan jarak vokalnya bisa makin bervariasi jika Gorilla tersebut sedang berbahagia atau dapat makanan kesukaannya.
3. Badak yang suka mencium bau kotoran
Spoiler for :
Merdeka.com- Sebuas-buasnya badak, ternyata badak tidak terlalu tajam dalam penglihatan. Untuk menunjang penglihatannya yang buruk, badak berevolusi menjadi binatang yang punya hidung tajam. Sayangnya hidungnya yang tajam itu digunakan untuk mencium kotoran yang ditinggalkan kawan atau musuh mereka.
Benar, 'kotoran' adalah kunci keberlangsungan hidup badak. Lewat penciumannya, badak putih hanya butuh waktu 20 detik untuk mengidentifikasi kotoran dari teman atau kotoran dari badak asing yang bisa jadi adalah musuhnya.
Karena ini, badak jadi binatang yang luar biasa. Mereka tidak buang kotoran sembarangan seperti binatang lain, mereka justru mengumpulkannya di satu tempat. Hal ini untuk menandai daerah kekuasaan seekor atau sekelompok badak. Kotoran juga dapat digunakan badak untuk mendeteksi status dan juga kesehatannya. Bahkan, seringkali 'kotoran' digunakan untuk mencari pasangan.
4. Ikan paus mempunyai nama dan juga aksen
Spoiler for :
Merdeka.com- Para peneliti menemukan bahwa ikan paus jenis 'sperm whale,' hidup dalam sebuah kelompok keluarga. Dan setelah merekam 4000 jenis suara dari 2005 hingga 2010, para peneliti menyimpulkan bahwa setiap individu di setiap daerah paus tinggal, mereka menggunakan kombinasi unik bunyi decakan sebagai sebuah kode, yang kemudian diartikan sebagai sebuah nama.
Selain itu, peneliti mendeteksi adanya perbedaan dialek yang digunakan oleh Paus, sama seperti yang dilakukan oleh manusia. bahkan, ikan paus juga menggunakan kosa kata, tata bahasa, dan pelafalan yang juga berbeda-beda, berdasarkan daerah asal si paus.
Paus menggunakan dialek yang berbeda antar sesama paus guna mengenali para anggota grup dari sebuah kelompok untuk perlindungan keturunan, proteksi terhadap predator, perilaku makan, serta sosial kooperatif dalam berkelompok.
5. Banteng hidup dengan tatanan demokrasi
Spoiler for :
Merdeka.com- Amandine Ramos, seorang peneliti dari French National Center for Scientific Research, menemukan ternyata Bison sangatlah demokratis. Kesimpulan tersebut diambil dari hasil penelitiannya selama tiga bulan di reservasi biologis Monts d'Azur, Prancis.
Jika dilihat biasa, Banteng berkomunikasi dengan cara primitif, yakni mendengus serta mengeluarkan suara parau. Namun jika diteliti lebih dalam, mereka mampu melakukan voting dalam beberapa hal yang penting. Misalnya menentukan apa yang harus dimakan di hari tersebut.
Untuk memilih padang rumput mana untuk ditinggali, mereka juga memakai cara yang demokratis. Setiap Banteng akan mengarahkan badannya ke arah tempat yang ingin dia eksplor. Banteng dengan paling banyak pengikut, berhak memilih tempatnya untuk dijadikan lahan tinggal yang baru.