Quote:
Mbah Gotho, manusia yang diduga tertua di dunia asal Desa Cemeng, Sragen, Jawa Tengah, tutup usia, Minggu (1/5/2017) petang. Sodimejo alias Mbah Gotho meninggal di usia 146 tahun.
Baca: Mbah Gotho Peringati Ulang Tahun Ke-146
Sebelumnya, Mbah Gotho dirawat lebih dari enam hari di Rumah Sakit Umum Daerah Sragen. Dokter mendiagnosis Mbah Gotho mengalami kurang cairan karena tidak mau makan dan tidak mau minum.
Setelah mendapatkan perawatan intensif Mbah Gotho dinyatakan sehat dan diizinkan pulang.
Saat masih hidup Mbah Goto sempat berpesan, bila saatnya tiba ia ingin cepat dimandikan, didandani, memakai jas lengkap dengan sepatu lalu ditidurkan di dalam peti.
Mbah Gotho memiliki kartu tanda penduduk dengan catatan lahir 31 Desember 1870.
Pada usianya yang hampir 146 tahun, Mbah Gotho sering menghabiskan waktu dengan mengisap tembakau sembari duduk di kursi miliknya di teras rumah.
Mbah Gotho memiliki lima anak dari empat istri. Keempat istri dan lima anaknya sudah lebih dulu berpulang. Mbah Gotho tinggal bersama cucunya, Suryanto (46).
Sumber
Sebelum Wafat, Mbah Gotho Jalani Tes DNA
Quote:
Sragen - Disebut-sebut sebagai manusia tertua, Sodimejo alias Mbah Gotho masih belum bisa dipastikan kebenaran usianya yang mencapai 146 tahun. Sebab, tak ada dokumen yang secara pasti membuktikan kapan Mbah Gotho dilahirkan.
Usaha pembuktian secara genetik pun dilakukan pada Senin 10 April 2017 lalu. Tim dokter asal Amerika mengunjungi kediaman Mbah Gotho di Dukuh Segeran RT 18 RW 06, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, untuk melakukan rangkaian tes DNA.
"Mereka mengambil sampel darah, urine dan gigi Mbah Gotho," kata cucu Mbah Gotho, Suryanto, Senin (1/5/2017).
Hasil tes, lanjutnya, masih belum diketahui. "Hasilnya diberitahu setelah enam minggu. Sekarang saja belum ada satu bulan," ungkap dia.
Selama ini, data usia Mbah Gotho hanya berpegangan pada dokumen berupa Kartu Keluarga dan KTP, yang mencatat bahwa lelaki renta itu lahir pada 31 Desember 1870.
Mbah Gotho semasa hidup juga berkukuh pada ingatannya bahwa ketika peresmian Pabrik Gula Gondang, Sragen, saat itu dia sudah ikut datang menonton. Sejarah mencatat Pabrik Gula Gondang Sragen dibangun pada tahun 1880.
Dia juga mengaku bahwa pada tahun yang sama dengan peresmian pabrik gula tersebut, dia sudah bisa membantu ayahnya membajak di sawah. Anak desa, kata dia, sudah diajari membajak sawah itu ketika sudah umur 10 tahun ke atas.
Mbah Gotho meninggal di rumahnya, kemarin, Minggu (30/4/2017) pukul 17.45 WIB. Jenazahnya dimakamkan pagi tadi di Pemakaman Tanggung, yang jaraknya sekitar 300 meter dari rumahnya.
Sebelum meninggal, Mbah Gotho sempat dirawat di RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen sejak 12 April 2017 selama 6 hari. Setelah dibawa pulang, Mbah Gotho enggan makan dan minum hingga wafat. (aan/aan)
Sumber
Innalillahi...
Akhirnya simbah gotho dipanggil Yang Maha Kuasa.
Semoga tenang di sisi Nya