Anies Baswedan berikan suara. ©2017 Merdeka.com

Merdeka.com - Mendekati masa tenang hari pencoblosan Pilgub DKI Jakarta putaran kedua kubu Anies Sandi mengaku banyak menemukan praktik politik uang (money politic). Seperti adanya pembagian sembako di masyarakat untuk memilih paslon tertentu.

"Ada foto-fotonya, barang-barangnya di daerah-daerah yang menang sebagian fotonya beredar," kata Anies di Jakarta, Minggu (16/4). 

Tak hanya itu, di sosial media foto yang menunjukkan adanya amplop berisi uang dengan stempel salam bersama. Anies pun mengungkapkan foto demikian bisa dibuat oleh siapa saja meskipun bukan bagian dari tim pemenangan. Yang justru diajukan seharusnya bukan foto politik uang, melainkan kegiatan. 

"Gambar ini siapa saja bisa bikin justru yang penting itu kegiatannya. Kalau kayak gini siapa saja bisa ngerjain di mana aja. Kasih stempel Anies, Basuki, bisa. Kami enggak mau laporin gini karena bukan kegiatan," terang Anies.

Dua menambahkan, benda yang digunakan sebagai politik uang itu tak salah. Sebab, yang salah adalah kegiatan politik uangnya. Apalagi, dalam aturan yang dilarang adalah kegiatan politik uangnya.

"Barangnya enggak dosa, enggak salah. Yang salah itu kegiatan yang melanggar hukum perbuatannya. Itu beredar tapi itu laporan barang," tambah Anies. 

Maraknya politik uang, kata Anies, belum tentu dapat mengubah suara yang memilih dirinya. Sebab, sasaran politik uang menurut survei internalnya hanya berpengaruh pada segmen masyarakat tertentu saja. 

"Kalau di survei-survei sebelumnya kemarin, menjelang putaran 1 itu, tergantung segmen masyarakat. Ada yang bisa berubah," katanya. 

Anies pun mengaku tak mau membuat klarifikasi tudingan pihaknya melakukan politik uang. Dia hanya menyerahkan pihak penyelenggara untuk memproses berbagai pelanggaran aturan yang terjadi. 

"Semua harus ada proses. Kita minta KPU proses karena ingin diselesaikan secara hukum, ada pembuktian," pungkasnya.

Sumber: https://m.merdeka.com/politik/anies-...n-sembako.html