Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

scavityAvatar border
TS
scavity
Nasib Presiden Turki Tinggal Menghitung Hari, Rakyat Turki Lakukan Referendum
Beritacenter.com - Referendum yang akan dilakukan oleh warga Turki akan berlangsung pada Minggu(16/4/2017) mendatang dimana rakyat Turki akan menentukan nasib kursi pemerintahan Presiden Recep Tayyip Edrogan.

Berdasarkan laporan AFP, kekuasaan eksekutif saat ini adalah Edrogan dengan membawa negara menuju otoriter. Akibat referendum tersebut, suara politik di Turki terbelah menjadi 2 bagian.

Sebagian rakyat Turki masih mendukung Edrogan menjadi Presiden Turki dan berharap bisa melepaskan Turki dari konflik dan pemberontakan yang berkepanjangan. "Kami ingin Turki terus maju dan ingin Edrogan tetap menjadi Presiden. Tanpa dia Turki bukanlah Turki lagi. Dan kami ingin terus mendukungnya," ungkap salah satu pendukung, Kamis(13/4/2017).

Di lain tempat, sebagian rakyat Turki menggelengkan kepala dan menyebut Presiden Edrogan tidak pantas menerima kekuasaan mutlak karena Turki tidak boleh hanya mempunyai pemimpin satu orang berkuasa.

"Tidak boleh hanya satu orang yang berkuasa. Ini sistem demokrasi," ujar oposisi Saim Akbulut.

Adapun rakyat Turki menilai Erdogan telah melanggar banyak aturan kenegaraan saat ia berkuasa. "Ini hanya ocehan kosong dan bisa memecah belah bangsa Turki. Kami menolak negara yang memiliki penduduk 80 juta dikendalikan hanya satu orang saja," ungkap salah satu aktivis perempuan dan anak Turki.

Masyarakat Turki ingin perluasan kekuasaan Edrogan tidak ditambah dan menyebut hal itu tak akan bisa membantu rakyat."Kami tidak ada alasan untuk setuju itu. Pemerintah saat ini mengabaikan kami dan itu akan tetap sama ke depannya,"tutup seorang Rakyat Turki.

Berdasarkan laporan AFP, kekuasaan eksekutif saat ini adalah Edrogan dengan membawa negara menuju otoriter. Akibat referendum tersebut, suara politik di Turki terbelah menjadi 2 bagian.

Sebagian rakyat Turki masih mendukung Edrogan menjadi Presiden Turki dan berharap bisa melepaskan Turki dari konflik dan pemberontakan yang berkepanjangan. "Kami ingin Turki terus maju dan ingin Edrogan tetap menjadi Presiden. Tanpa dia Turki bukanlah Turki lagi. Dan kami ingin terus mendukungnya," ungkap salah satu pendukung, Kamis(13/4/2017).

Di lain tempat, sebagian rakyat Turki menggelengkan kepala dan menyebut Presiden Edrogan tidak pantas menerima kekuasaan mutlak karena Turki tidak boleh hanya mempunyai pemimpin satu orang berkuasa.

"Tidak boleh hanya satu orang yang berkuasa. Ini sistem demokrasi," ujar oposisi Saim Akbulut.

Adapun rakyat Turki menilai Erdogan telah melanggar banyak aturan kenegaraan saat ia berkuasa. "Ini hanya ocehan kosong dan bisa memecah belah bangsa Turki. Kami menolak negara yang memiliki penduduk 80 juta dikendalikan hanya satu orang saja," ungkap salah satu aktivis perempuan dan anak Turki.

Masyarakat Turki ingin perluasan kekuasaan Edrogan tidak ditambah dan menyebut hal itu tak akan bisa membantu rakyat."Kami tidak ada alasan untuk setuju itu. Pemerintah saat ini mengabaikan kami dan itu akan tetap sama ke depannya,"tutup seorang Rakyat Turki.

Berdasarkan laporan AFP, kekuasaan eksekutif saat ini adalah Edrogan dengan membawa negara menuju otoriter. Akibat referendum tersebut, suara politik di Turki terbelah menjadi 2 bagian.

Sebagian rakyat Turki masih mendukung Edrogan menjadi Presiden Turki dan berharap bisa melepaskan Turki dari konflik dan pemberontakan yang berkepanjangan. "Kami ingin Turki terus maju dan ingin Edrogan tetap menjadi Presiden. Tanpa dia Turki bukanlah Turki lagi. Dan kami ingin terus mendukungnya," ungkap salah satu pendukung, Kamis(13/4/2017).

Di lain tempat, sebagian rakyat Turki menggelengkan kepala dan menyebut Presiden Edrogan tidak pantas menerima kekuasaan mutlak karena Turki tidak boleh hanya mempunyai pemimpin satu orang berkuasa.

"Tidak boleh hanya satu orang yang berkuasa. Ini sistem demokrasi," ujar oposisi Saim Akbulut.

Adapun rakyat Turki menilai Erdogan telah melanggar banyak aturan kenegaraan saat ia berkuasa. "Ini hanya ocehan kosong dan bisa memecah belah bangsa Turki. Kami menolak negara yang memiliki penduduk 80 juta dikendalikan hanya satu orang saja," ungkap salah satu aktivis perempuan dan anak Turki.

Masyarakat Turki ingin perluasan kekuasaan Edrogan tidak ditambah dan menyebut hal itu tak akan bisa membantu rakyat."Kami tidak ada alasan untuk setuju itu. Pemerintah saat ini mengabaikan kami dan itu akan tetap sama ke depannya,"tutup seorang Rakyat Turki.
0
1.7K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.3KThread45.7KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.