Crystal Bassette memutuskan untuk meninggalkan karir sebagai bintang film porno yang sudah ia jalani selama 10 tahun. Kehidupan mewah di New York dan gelimpang uang dari hasil pekerjaannya ternyata tidak membuat ia bahagia. Crystal memutuskan berhenti dan tinggal di desa untuk mencari kedamaian Tuhan dengan menjadi pendeta.
Tak mudah baginya menemukan jalan yang berbeda itu seperti saat ia memulai karirnya sebagai bintang porno. Perempuan 33 tahun itu mengaku berani mengambil pekerjaan jadi bintang film porno karena ingin membahagiakan anaknya. Saat itu usianya masih sangat muda, 23 tahun.

Dia lalu berangkat ke Malibu untuk melakukan syuting film pertamanya. “Saya ingat sekali setelah syuting pertama selesai saya pergi ke kamar mandi. Saya terduduk dan menangis di sana selama dua jam. Pengalaman itu benar-benar sangat menyedihkan,” kata Crystal.
Setelah syuting pertama, Crystal sempat berhenti selama satu bulan dari pekerjaan itu. Dia lalu mulai menggunakan narkoba dan alkohol agar bisa mengalihkan pikirannya selama syuting film porno. Setelah itu pekerjaan itu jadi tampak normal.
Setiap hari Crystal mengantarkan anak kesayangannya ke sekolah lalu kembali ke studio untuk syuting. Terus menerus seperti itu dari jam 9 pagi hingga 5 sore seperti pekerja normal. Alkohol dan narkoba ternyata ikut menghancurkan kehidupannya. Uangnya habis untuk membeli barang haram itu.

Suatu ketika dirinya sadar bahwa tubuhnya hanya menjadi obyek. Ia tidak mau terus menerus keluar rumah dengan pakaian seksi yang menggoda. Anak semata wayang juga menjadi alasan pertama ketika ia memutuskan berhenti dan mulai membaca Alkitab, sesuatu yang telah lama ditinggalkannya.
“Saat itu saya merasa Tuhan datang dan berbicara banyak. Hanya saya yang bisa merasakannya. Saya lalu menangis dan berlutut. Ibu dan saudara saya akhirnya datang. Kami semua menangis bersama. Saat itulah saya merasa sudah diselamatkan,” ungkap Crystal.
Setelah kejadian itu Crystal memutuskan pindah ke kota yang lebih kecil. Di sanalah ia bertemu David, seorang pendeta muda yang akhirnya menjadi suaminya. David tahu masa lalu Crystal namun dia tetap mau menerima istrinya.

“Saya ingin orang lain datang pada Tuhan ketika mereka mendengar kisah dan pengalaman kami. Saya harap orang lain berpikir sama bahwa uang dan ketenaran bukanlah segalanya. Jika Tuhan saja mau memaafkan, mengapa saya tidak,” kata David.
Bersama sang suami, Crystal secara perlahan mulai lepas dari kecanduan alkohol. Dia lalu melanjutkan studinya di bidang hukum sembari aktif sebagai pendeta muda di sebuah gereja kecil. Keluarga kecil itu mendirikan gereja dan persekutuan untuk membantu orang-orang yang memiliki masa lalu kelam seperti Crystal.