cecil757Avatar border
TS
cecil757
Sinta Melyati Vs Ridho Ficardo (4)
Sinta Melyati vs Ridho Ficardo: Dari Pesawaran Hingga Bandung (4)

Ringkasan episode sebelumnya: Tahun 2013, Lapangan Tembak Marinir Piabung, Kabupaten Pesawaran, Lampung, menjadi tempat pertama bertemunya Sinta Melyati dengan Ridho Ficardo. Sinta hadir di sana bersama Ginta, teman Ridho main tembak-tembakan. Sinta sendiri, kala itu, masih bekerja sebagai tenaga marketing di sana. Kemudian, Iskandar —pimpinan Sinta di tempatnya bekerja tadi— memberikan nomor telepon dan pin BlackBerry Messenger (BBM) Ridho, seraya mengingatkan anak buahnya itu untuk melanjutkan dan selalu menjaga komunikasinya dengan sang pengusaha dan politisi muda. Sejak saling memiliki nomor kontak pribadi tersebut, Sinta dan Ridho pun bertukar kisah dan cerita tanpa kenal waktu —pagi, siang, dan terutama malam. Hingga, akhirnya, Plaza Senayan Jakarta menjadi saksi bisu dari janji kedua anak manusia ini untuk mengarungi masa depan bersama. Lantas, apa yang kemudian terjadi? Sejauh manakah lanjutan dari ikatan yang terjalin lewat pertemuan di Plaza Senayan Jakarta itu? (red).*



SETELAH resmi berikat janji, sepasang sejoli ini menjadi kian sering bertemu dan jalan bersama. Tapi, tentu saja, demi “pengamanan”, pertemuan itu sebagian besar terjadi di luar pusat kota Lampung.

Ternyata, cinta mereka tak lagi sebatas ikrar. Menurut Sinta Melyati, dalam beberapa kali pertemuan, Ridho Ficardo selalu memintanya untuk membuktikan kesungguhan dari ikatan itu dengan bercinta secara dewasa.



Tak hanya sekali Ridho meminta Sinta memberinya bukti dengan cara semacam demikian. Namun, dengan alasan “takut hamil” dan “belum siap”, gadis perawan asal Krui, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, itu masih selalu berhasil menampiknya.

“Hingga saat itu, hubungan mesra kami masih terbatas pada aktivitas-aktivitas yang tak terlalu berisiko. Saya belum pernah melakukannya. Jadi masih dihantui perasaan takut,” kata Sinta.

Ia mengisahkan, setiap kali mendengar penolakan itu, yang disampaikannya dengan cara sangat halus agar tidak sampai menyinggung perasaan, Ridho selalu mencoba membuainya lewat kata-kata sarat janji bahwa dirinya akan bertanggung jawab dan menikahinya secara resmi.

Meski begitu, Sinta tetap bertahan. Kalaupun memang harus terjadi, lebih baik setelah segalanya berlangsung secara sah, biar lebih indah dan berjalan tanpa rasa bersalah.



Hotel Amarrosa Cosmo

Detak jam terus berputar. Hari demi hari. Bulan demi bulan. Dan, tanpa terasa, kalender waktu menunjuk di bulan Maret 2014.

Saat itu, Sinta melakukan perjalanan ke Singapura, mengisi masa liburan singkatnya. Selama berlibur itu, ia —tentu saja— tak pernah lepas dari komunikasi dengan Ridho, sang kekasih.

Ujung-ujungnya, tercapai kesepakatan, kembali dari Singapura, Sinta Melyati tak langsung menuju Lampung. Ridho, melalui komunikasi jarak jauhnya itu, meminta Sinta untuk singgah dan bermalam dulu di Jakarta.

Kesepakatan itu kemudian diwujudkan dengan pertemuan di sebuah kamar dari Hotel Amarrosa Cosmo, Jalan Pangeran Antasari, Kemang, Jakarta Selatan. Di tempat inilah awal dari tragika yang mengubah masa depan Sinta Melyati terjadi.

Menurut Sinta, semua itu berjalan bukannya tanpa rasa bersalah. Sebetulnya, ia mengaku ada rasa takut dan jeri, terutama saat ingat pada orangtua dan Allah. Namun, rasa cinta dan keyakinan telah membungkus dirinya secara total. Maka, terjadilah…

Apa yang sebetulnya terjadi di kamar Hotel Amarrosa Cosmo Jakarta itu? Apa yang membuat Sinta kemudian merasa bahwa itu adalah sebuah kesalahan yang seharusnya tidak terjadi? Ikuti terus testimoninya… (Bersambung/yhr)

Lebih Lengkap dan Sumber : Klik Disini
0
3.6K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670KThread40.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.