ndu77Avatar border
TS
ndu77
Pameran automotif Geneva Motor Show 2017

emoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Ganemoticon-Cendol Gan



JENEWA - Pameran automotif Geneva Motor Show 2017 di Swiss juga menjadi ajang diperkenalkannya teknologi-teknologi di bidang transportasi, tidak hanya teknologi yang diaplikasikan untuk saat ini, namun juga di masa depan.





Setidaknya ada tiga teknologi di bidang transportasi yang dihadirkan di salah satu pameran automotif terbesar di dunia itu, yakni mobil rescue, ban yang menggunakan kecerdasan buatan, serta mobil otonom yang bisa terbang.


Jaguar Land Rover Special Vehicle Operations (SVO) membuat mobil rescue menggunakan basis Land Rover Discovery. Kendaraan SUV tersebut dilengkapi dengan perangkat untuk memantau lokasi bencana yang tidak bisa dijangkau manusia, yakni drone.


Selain dilengkapi dengan teknologi satelit untuk memetakan lokasi bencana, drone tersebut juga bisa mengangkut obat-obatan ke lokasi bencana, seperti gempa bumi dan banjir. Pengoperasiannya bisa dilakukan secara otomatis, baik lepas landas dan mendarat dengan tepat di platform-nya. Untuk penggunaan di malam hari, drone juga sudah dilengkapi dengan kamera pendeteksi panas tubuh dan lampu LED.




SVO mengembangkan mobil ini bekerja sama dengan Palang Merah Internasional serta Bulan Sabit Merah. Rencananya, SVO akan memboyong mobil ini ke lokasi pelatihan Palang Merah Austria di pegunungan Erzberg dan Wina untuk diuji selama setahun. Jika uji coba sukses, Jaguar Land Rover akan memproduksinya untuk memenuhi kebutuhan di berbagai negara. Selain itu, JLR juga akan menerima pemesanan mobil rescue dari pihak swasta.

Tak hanya teknologi di bidang jantung penggerak, fitur, dan sistem pengendaraan yang mengalami perkembangan, namun juga ban. Ajang Geneva Motor Show 2017 dimanfaatkan produsen ban Goodyear untuk memperkenalkan produk masa depan berbentuk bulat yang pengoperasiannya didukung kecerdasan buatan. Ban bernama Eagle 360 Urban tersebut sangat peka dengan kondisi jalan basah dan kering serta dapat berputar ke semua arah.
Spoiler for Egle 360 urban:


Ban ini sangat tepat digunakan oleh mobil otonom karena teknologi yang digunakannya sudah mendukung.
Spoiler for Eagle 360 Urban:

Claude Kihn, president Goodyear Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, mengatakan pihaknya membuat perangkat pada Eagle 360 Urban yang fungsinya seperti otak pada manusia. Kulit pada ban dilengkapi sensor yang memungkinannya mengumpulkan informasi mengenai kondisi jalan, termasuk permukaannya. Tak cuma itu, Eagle 600 Urban juga bisa berinteraksi dengan kendaraan lain, rambu lalu lintas, serta menangkap informasi di sekitar kendaraan secara real time.

Ban juga dapat melaju sesuai dengan rute yang sudah di-setting pada mobil otonom serta dapat memilah bagian jalan yang sebaiknya dilintasi.

Lalu bagaimana jika ban rusak? Tak perlu khawatir, karena Eagle 600 Urban dapat mendeteksi sendiri bagian mana dari ban yang bocor, lalu memperbaiki sendiri. Caranya, tekanan pada bagian rusak akan berkurang lalu bahan-bahan kimia yang terdapat dalam ban secara otomatis akan bekerja menambal bagian yang bocor.

Goodyear memprediksi ban seperti Eagle 360 Urban akan populer pada 2035 sejalan dengan semakin maraknya penggunaan mobil otonom. Pada tahun itu diperkirakan 85 juta mobil otonom akan terjual di seluruh dunia.

Spoiler for Airbus PopUp:


Giliran produsen pesawat terbang Eropa, Airbus, dan perusahaan desain Italdesign, memperkenalkan mobil terbang, Pop.Up. Mobil ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat perkotaan di masa depan. Pop.Up bukan untuk dimiliki secara pribadi, namun menjadi kendaraan sewa yang bisa digunakan siapa saja.

Konsumen yang akan menggunakan jasa Pop.Up bisa memesan melalui aplikasi di smartphone, smartwatch, smartglasses, atau tablet. Lalu, Pop.Up akan membaca lokasi tujuan yang diinginkan dan menentukan rute perjalanan. Jika rute perjalanan memadai dijangkau dengan perjalanan darat, maka Pop,Up cukup melaju di jalan raya. Namun jika rutenya macet atau lokasi tujuan berada di gedung yang sudah memiliki fasilitas landasan maka baling-baling akan dipasangkan secara otomatis. Pop.Up hanya bisa lepas landas dan mendarat di tempat-tempat yang sudah dilengkapi fasilitas khusus.

Sistem pengendaraannya sudah otonom atau autopilot, sehingga penumpang tinggal duduk manis dan menikmati perjalanan, tanpa harus mengendalikan kendaraan.

Secara keseluruhan, Pop.Up memiliki panjang 2,6 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 1,4 meter. Ada tiga bagian kendaraan, yakni sasis, kabin, dan baling-baling. Total ada delapan baling-baling yang mengangkat mobil ini.

Saat terbang, sasis tidak akan dibawa, melainkan hanya kabin saja. Sebagai pijakan saat mendarat, di bagian bawah kendaraan akan keluar dua kaki layaknya helikopter.

Pop.Up dapat menjelajah hingga 100 kilometer dalam kondisi baterai terisi penuh. Sistem pengoperasian ke tujuan sudah autopilot sehingga penumpang tidak perlu mengontrolnya. Terdapat layar besar di kaca depan yang bisa menyajikan berbagai informasi mengenai kondisi mobil, rute perjalanan, dan lokasi-lokasi tertentu, termasuk sebagai sarana hiburan.

Airbus memprediksi Pop.Up akan menjadi tren alat transportasi dalam 10 atau 20 tahun mendatang. Pop.Up sendiri baru akan tersedia paling cepat pada 2024 atau 2027.

Bila berkenan emoticon-Cendol Gan


SUMUR

SUMUR
Diubah oleh ndu77 12-03-2017 14:26
0
1.9K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.