Saat ini mungkin sinetron romansa, drama korea, dan serial India merajai di TV Nasional. Plot yang diangkat juga mirip satu sama lain, yakni percintaan. Berbeda dengan tayangan televisi pada tahun 1990-an yang lebih variatif dan tak segan mengangkat sejarah atau legenda zaman dahulu.

Film kolosal pernah merajai industri perfilman dan pertelevisian di Indonesia pada tahun 1990-an. Berbagai film kolosal yang ditampilkan merupakan kisah yang diangkat dari komik dan legenda masyarakat Indonesia.

Biasanya film kolosal digarap sangat serius dengan berbagai pesan moral. Sebagian besar film kolosal juga mengangkat cerita sejarah, sehingga penontonnya tidak hanya mendapatkan hiburan saja melainkan ilmu pengetahuan.

Sebut saja WIRO SABLENG, SI BUTA DARI GUA HANTU, SILUMAN ULAR PUTIH, dan juga ANGLING DHARMA. Mungkin judul serial ini agak asing lagi, Disini saya telah merangkumnya sebagian bagi kalian untuk mengenal atau bernostalgia dengan serial yang pernah hits di jamannya tersebut.

Nama Wiro Sableng kembali muncul ke permukaan setelah Vino G. Bastian berencana untuk berperan sebagai pendekar buatan ayahnya, Bastian Tito, tersebut. Bagi yang belum tahu, Wiro Sableng adalah pendekar kocak yang memiliki ciri khas tato 212, kapak 212, berambut panjang, dan mengenakan baju silat berwarna serba putih. Pendekar ini menjadi pahlawan masa kecil para anak-anak 90-an karena ceritanya yang kocak dan tidak terlalu berlebihan.

Bagusnya lagi, Wiro Sableng senantiasa mengajarkan para penonton untuk berbuat kebajikan melalui setiap episodenya. Bahkan angka 212 sendiri memiliki filosofis khusus yang identik dengan ketuhanan dan hidup berdampingan antar sesama manusia lho! Tak heran apabila serial silat ini menjadi hiburan favorit keluarga pada masanya.



Dulu waktu SD nato 212 udah berasa jago silat

Karakter Si Buta Dari Gua Hantu juga diangkat dari komik, sama seperti Wiro Sableng. Karakter ini diciptakan oleh komikus Ganes TH. Meski terkenal sebagai Si Buta Dari Gua Hantu, nama asli pendekar yang ditemani monyet ini adalah Barda Mandrawata. Dulu serial ini diperankan oleh Leo Hadi, serial ini mengisahkan perjalanan si pendekar berkelana ke seluruh Indonesia untuk membasmi kejahatan dan membantu orang-orang yang tertindas.

Cerita Si Buta Dari Gua Hantu berlatar belakang pada zaman kolonial Hindia Belanda. Tokoh utama Barda Mandrawata memiliki kisah hidup yang cukup tragis, yang pertama pendekar pencak silat Elang Putih ini harus kehilangan penglihatannya karena melakukan balas dendam. Lalu dia ditinggalkan oleh kekasihnya saat sedang mempelajari ilmu ajian langka dalam gua angker.

Serial ini mengajarkan bahwa balas dendam itu tidak berakhir indah dan seseorang yang memiliki hidup tragis dapat melewati sisa hidupnya dengan tidak berputus asa tapi membantu sesama manusia. Serial ini membuktikan bahwa Indonesia masih bisa menghasilkan serial yang berpengaruh positif bagi penontonnya.




Udin, Si Buta darimana hayo?
Gua Hantu!
Hiii serem, udin Hantu

Hampir sama dengan Drama Korea Sejarah (Saeguk), Indonesia juga memiliki banyak cerita yang diangkat dari epos, sejarah, dan juga legenda lho. Salah satu contohnya adalah ANGLING DHARMA. Bisa dibilang, ANGLING DHARMA adalah salah satu serial silat kolosal paling sukses di masanya. ANGLING DHARMA memiliki plot cerita yang cenderung tragis dan menggunakan teknologi CGI yang sedikit lebih canggih daripada serial lain. Bahkan ANGLING DHARMA bisa disebut sebagai pionir CGI yang ada di serial naga terbang saat ini.

Kelebihan ANGLING DHARMA adalah latar belakang pewayangan yang menjadi basis cerita. Serial silat kolosal ini menceritakan para tokoh yang sering ditemui dari dongeng Jawa dan pewayangan.


FYI! Angling Dharma sekarang di Re-Run lg loh di Televisi