- Beranda
- Berita dan Politik
Duduki rangking 33 indeks terorisme global, Indonesia negara setengah aman
...
TS
platae404
Duduki rangking 33 indeks terorisme global, Indonesia negara setengah aman
Editor : Mohammad Ridwan - 08/03/2017
LENSAINDONESIA.COM: Bahaya terorisme telah menjadi ancaman global. Karena itu, untuk memerangi terorisme, Indonesia wajib memperkuat kerjasama internasional dalam perspektif agama, ekonomi, politik luar negeri, serta sosial budaya.
“Perang melawan terorisme di tingkat global nantinya tidak lagi terorisme berbasis agama, namun bisa juga terorisme berbasis ekonomi, politik, dan sosial budaya. Karena itu peningkatan kerjasama internasional di segala bidang akan menjadi kunci dari penyebaran terorisme secara global,” ujar Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Prof. Drs. Yanyan M. Yani di sela-sela Rakornas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Jakarta kemarin.
Menurut Prof. Yanyan, dalam tiga tahun kedepan, akan ada pembangunan ekonomi bersatu sehingga masalah ekonomi ASEAN otomatis menjadi usang dan akan bergabung dengan kemitraan strategis ekonomi partnership yang diprakarsai Cina, juga Amerika Serikat. Fakta ini harus benar-benar diantisipasi karena terorisme itu bisa menggunakan jalur apa saja dalam melancarkan aksinya.
Selain itu, lanjut Prof. Yanyan, dalam khasanah hubungan internasional, ada indeks terorisme global. Saat ini, Indonesia berada dalam rangking 33 indeks terorisme global, sementara Amerika di peringkat ke-35, dan Prancis ke-36.
“Kita dianggap sebagai negara yang setengah aman. Dengan adanya penguatan keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan BNPT dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), index indonesia diharapkan akan meningkat. Kalau bisa meningkat maka insya Allah Indonesia juga akan meningkat pada aspek ekonomi,” papar Prof. Yanyan yang juga salah satu Kelompok Ahli BNPT ini.
Untuk tingkat Asia, lanjut Prof. Yanyan, indeks terorisme global Indonesia di peringkat ke-9 dan Asean urutan ke-4. “Jadi dengan adanya pelibatan masyarakat, ini bisa menjadi sistem pertahanan keamanan rakyat semesta di bidang terorisme. Dengan begitu pada aspek pengukuran global di dunia, kita bisa lebih baik,” imbuhnya.
Hal lainnya, terang Prof. Yanyan, Indonesia juga perlu mengantisipasi tantangan ke depan dalam penanggulangan terorisme. Misalnya, Arab Spring perang melawan terorisme adanya di Afrika Utara di kawasan laut Mediterania karena targetnya memang di sana. Dengan ancaman terorisme yang makin mengglobal saat ini, Indonesia harus benar-benar membuat langkah antisipasi.
“Mungkin sudah takdir, Indonesia masuk dalam grand desain. Makanya jangan heran kalau tiga tahun ke depan, BNPT harus meningkatkan kerjasama internasional dan memperkuat sinergi kelembagaan, juga memberdayakan FKPT secara maksimal untuk mengantisipasi perkembangan terorisme global,” ungkap Prof. Yanyan.@yuanto
Sumur gan
LENSAINDONESIA.COM: Bahaya terorisme telah menjadi ancaman global. Karena itu, untuk memerangi terorisme, Indonesia wajib memperkuat kerjasama internasional dalam perspektif agama, ekonomi, politik luar negeri, serta sosial budaya.
“Perang melawan terorisme di tingkat global nantinya tidak lagi terorisme berbasis agama, namun bisa juga terorisme berbasis ekonomi, politik, dan sosial budaya. Karena itu peningkatan kerjasama internasional di segala bidang akan menjadi kunci dari penyebaran terorisme secara global,” ujar Guru Besar Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran Prof. Drs. Yanyan M. Yani di sela-sela Rakornas Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di Jakarta kemarin.
Menurut Prof. Yanyan, dalam tiga tahun kedepan, akan ada pembangunan ekonomi bersatu sehingga masalah ekonomi ASEAN otomatis menjadi usang dan akan bergabung dengan kemitraan strategis ekonomi partnership yang diprakarsai Cina, juga Amerika Serikat. Fakta ini harus benar-benar diantisipasi karena terorisme itu bisa menggunakan jalur apa saja dalam melancarkan aksinya.
Selain itu, lanjut Prof. Yanyan, dalam khasanah hubungan internasional, ada indeks terorisme global. Saat ini, Indonesia berada dalam rangking 33 indeks terorisme global, sementara Amerika di peringkat ke-35, dan Prancis ke-36.
“Kita dianggap sebagai negara yang setengah aman. Dengan adanya penguatan keterlibatan masyarakat seperti yang dilakukan BNPT dengan membentuk Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT), index indonesia diharapkan akan meningkat. Kalau bisa meningkat maka insya Allah Indonesia juga akan meningkat pada aspek ekonomi,” papar Prof. Yanyan yang juga salah satu Kelompok Ahli BNPT ini.
Untuk tingkat Asia, lanjut Prof. Yanyan, indeks terorisme global Indonesia di peringkat ke-9 dan Asean urutan ke-4. “Jadi dengan adanya pelibatan masyarakat, ini bisa menjadi sistem pertahanan keamanan rakyat semesta di bidang terorisme. Dengan begitu pada aspek pengukuran global di dunia, kita bisa lebih baik,” imbuhnya.
Hal lainnya, terang Prof. Yanyan, Indonesia juga perlu mengantisipasi tantangan ke depan dalam penanggulangan terorisme. Misalnya, Arab Spring perang melawan terorisme adanya di Afrika Utara di kawasan laut Mediterania karena targetnya memang di sana. Dengan ancaman terorisme yang makin mengglobal saat ini, Indonesia harus benar-benar membuat langkah antisipasi.
“Mungkin sudah takdir, Indonesia masuk dalam grand desain. Makanya jangan heran kalau tiga tahun ke depan, BNPT harus meningkatkan kerjasama internasional dan memperkuat sinergi kelembagaan, juga memberdayakan FKPT secara maksimal untuk mengantisipasi perkembangan terorisme global,” ungkap Prof. Yanyan.@yuanto
Sumur gan
0
626
1
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
681KThread•48.9KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya