- Beranda
- Berita dan Politik
Mengelola Keragaman dengan Tepat dan Baik
...
TS
aisyaainun
Mengelola Keragaman dengan Tepat dan Baik
Quote:
Pemerintah diharapkan mampu mengelola keragaman, baik suku, agama, ras, golongan, maupun pemikiran, dengan tepat. Tanpa pengelolaan yang tepat, keragaman berpotensi memecah belah bangsa. Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan), menerima Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie (berpeci) dan pengurus lainnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1). Selain untuk melaporkan hasil Silaturahim Kerja Nasional ICMI, pertemuan itu juga membahas kondisi terkini kehidupan berbangsa dan bernegara. Presiden Joko Widodo, didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno (kanan), menerima Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie (berpeci) dan pengurus lainnya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (23/1). Selain untuk melaporkan hasil Silaturahim Kerja Nasional ICMI, pertemuan itu juga membahas kondisi terkini kehidupan berbangsa dan bernegara.
Hal itu setidaknya terlihat dari semakin masifnya pemikiran, pandangan, dan sikap intoleran yang ditunjukkan sebagian kelompok. Beberapa bulan terakhir, kelompok yang berbeda pandangan saling berhadapan dan saling tuding satu sama lain. Masifnya gejala intoleransi saat ini sudah meresahkan banyak kalangan. Ancaman terhadap kebinekaan turut dibahas dalam pertemuan pimpinan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (23/1). Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno menerima Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie bersama, antara lain, Priyo Budi Santoso, Ilham Habibie, M Ja'far Hafsah, dan M Qodari. "ICMI bersama Presiden membahas mengenai gejala munculnya banyak masalah yang berkaitan dengan kebinekaan," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie seusai pertemuan.
Jimly mengatakan, kebinekaan adalah kenyataan hidup bagi bangsa Indonesia sehingga tidak mungkin kekuatan apa pun menghilangkan ciri Indonesia yang pluralis. Namun, kata Jimly, mengelola keragaman tanpa ada persoalan juga merupakan hal yang cukup sulit. Begitu pula ketegangan yang terjadi akibat meruncingnya perbedaan pandangan dan sikap tiap kelompok masyarakat harus dikelola dengan tepat. "Hal yang penting suasana sekarang ini dikelola dengan tepat. Jangan sampai ketegangan antarkelompok masyarakat serta gejolak anti toleransi dibiarkan berlanjut hingga ke masa yang akan datang," tutur Jimly. ICMI meyakini, ketegangan antarkelompok masyarakat bukan hanya disebabkan perbedaan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan, melainkan juga pandangan serta pilihan politik menjelang pilkada serentak 15 Februari 2017. Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, diharapkan menahan diri agar ketegangan tidak berlanjut.
Merangkul
Pemerintah, menurut ICMI, tidak boleh menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang justru menambah kerenggangan. Pemerintah harus merangkul dan mengakomodasi kepentingan semua kelompok masyarakat. "Kami menyampaikan pentingnya forum kerukunan umat beragama, yang akan dikembangkan bersama para cendekiawan lintas agama," ujar Jimly. Presiden Jokowi pun menyambut baik usulan tersebut. Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah berusaha semaksimal mungkin untuk ikut menyelesaikan persoalan bangsa yang rumit dan kompleks. Namun, Muhammadiyah tidak ingin menyelesaikan secara instan. "Ibarat pesta, Muhammadiyah dan, mungkin juga, NU tidak ingin harus mencuci piring kotor," ujar Haedar.
Hal itu setidaknya terlihat dari semakin masifnya pemikiran, pandangan, dan sikap intoleran yang ditunjukkan sebagian kelompok. Beberapa bulan terakhir, kelompok yang berbeda pandangan saling berhadapan dan saling tuding satu sama lain. Masifnya gejala intoleransi saat ini sudah meresahkan banyak kalangan. Ancaman terhadap kebinekaan turut dibahas dalam pertemuan pimpinan Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI) dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Kompleks Istana, Jakarta, Senin (23/1). Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno menerima Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie bersama, antara lain, Priyo Budi Santoso, Ilham Habibie, M Ja'far Hafsah, dan M Qodari. "ICMI bersama Presiden membahas mengenai gejala munculnya banyak masalah yang berkaitan dengan kebinekaan," kata Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie seusai pertemuan.
Jimly mengatakan, kebinekaan adalah kenyataan hidup bagi bangsa Indonesia sehingga tidak mungkin kekuatan apa pun menghilangkan ciri Indonesia yang pluralis. Namun, kata Jimly, mengelola keragaman tanpa ada persoalan juga merupakan hal yang cukup sulit. Begitu pula ketegangan yang terjadi akibat meruncingnya perbedaan pandangan dan sikap tiap kelompok masyarakat harus dikelola dengan tepat. "Hal yang penting suasana sekarang ini dikelola dengan tepat. Jangan sampai ketegangan antarkelompok masyarakat serta gejolak anti toleransi dibiarkan berlanjut hingga ke masa yang akan datang," tutur Jimly. ICMI meyakini, ketegangan antarkelompok masyarakat bukan hanya disebabkan perbedaan latar belakang suku, agama, ras, dan golongan, melainkan juga pandangan serta pilihan politik menjelang pilkada serentak 15 Februari 2017. Semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, diharapkan menahan diri agar ketegangan tidak berlanjut.
Merangkul
Pemerintah, menurut ICMI, tidak boleh menggunakan kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan hal-hal yang justru menambah kerenggangan. Pemerintah harus merangkul dan mengakomodasi kepentingan semua kelompok masyarakat. "Kami menyampaikan pentingnya forum kerukunan umat beragama, yang akan dikembangkan bersama para cendekiawan lintas agama," ujar Jimly. Presiden Jokowi pun menyambut baik usulan tersebut. Sebelumnya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, Muhammadiyah berusaha semaksimal mungkin untuk ikut menyelesaikan persoalan bangsa yang rumit dan kompleks. Namun, Muhammadiyah tidak ingin menyelesaikan secara instan. "Ibarat pesta, Muhammadiyah dan, mungkin juga, NU tidak ingin harus mencuci piring kotor," ujar Haedar.
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Mangrwa
SUMUR
0
798
Kutip
3
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
671.2KThread•41KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru