zahara12Avatar border
TS
zahara12
SURVEIi: Hanya 43% Yang Memiliki Akses ke Sinyal 4G
Akses internet mendorong pertumbuhan ekonomi dan memungkinkan pertukaran data informasi. Internet menyediakan berbagai alat dan sumber untuk mengatasi sejumlah tantangan global terbesar.

Namun keterhubungan saja tidak akan mampu membantu orang menyadari manfaat internet. Sebuah koneksi internet yang benar-benar inklusif harus tersedia secara luas dan terjangkau.

Dalam upaya melakukan hal tersebut, Facebook bekerjasama dengan The Economist Intelligence Unit (EIU) untuk membuat sebuah indeks yang komprehensif mengenai inklusi internet untuk 75 negara. Indeks tersebut terdiri dari 46 indikator yang diatur dalam empat kategori: Ketersediaan, Keterjangkauan, Relevansi, dan Kesiapan.

Berikut beberapa hasil temuan laporan Indeks Internet Inklusif:

Mayoritas dunia yang terhubung masih belum sepenuhnya terhubung
Secara rata-rata, 94% populasi dari 75 negara termasuk dalam Indeks tinggal di area dengan sinyal mobile. Namun, hanya 43% yang memiliki akses ke sinyal 4G. Hasilnya, mayoritas di negara berkembang, orang-orang menggunakan lebih sedikit internet dari yang seharusnya akan mereka gunakan jika internet lebih murah dan lebih cepat.

Akses untuk infrastruktur bisa saja sudah tersedia, namun keterhubungan harus terus ditingkatkan agar internet lebih inklusif secara global.

Relevansi konten dalam bahasa lokal adalah kunci internet yang inklusif
Konten dalam bahasa lokal diperlukan untuk menciptakan relevansi yang universal sehingga sangat penting terhadap keterhubungan yang inklusif. Kabar baiknya adalah konten lokal sangat berlimpah di negara yang tidak berbahasa Inggris dan banyak sekali komunitas bekerja keras untuk menyediakan konten lokal dalam bahasa lokal di seluruh dunia.

Sekitar 91% negara di Indeks memiliki informasi dasar dalam bahasa lokal resmi, namun, tidak semua konten yang relevan tersedia di setiap negara. Hanya 49% dari negara di Indeks memiliki situs pemerintah yang memungkinkan pengguna melakukan transaksi online – hal ini mungkin adalah jasa yang paling berharga yang bisa diberikan oleh Internet.

Sebuah komponen kunci yang siap untuk menutup kesenjangan gender
Indeks Internet Inklusif mengukur perbedaan keterhubungan antara pria dan wanita sebagai komponen kesiapan. Seiring dengan tumbuhnya keterhubungan di seluruh dunia, kesenjangan gender terus meningkat: wanita merupakan pengguna internet dengan proporsi yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2013.

Data menunjukkan bahwa wanita di negara berkembang tidak hanya lebih sedikit memiliki ponsel dengan paket data dibandingkan dengan laki-laki, namun juga lebih sedikit yang pernah mendengar tentang internet. Jika didefinisikan, jika wanita tidak terhubung secara online, maka internet tidak inklusif dan masih banyak hal yang harus dilakukan untuk memperkecil kesenjangan gender dalam keterhubungan.


Sumber : SelularID
sumber : Telco News

“Laporan pertama ini akan menjadi dasar dari analisis yang lebih detil dan komprehensif meliputi lebih banyak negara ke depannya. Kami mengajak semua orang untuk meneliti dan berbagi hasil analisis mereka sendiri serta berkontribusi data atas upaya ini. Kami harap dengan komunitas yang lebih luas, kami bisa menciptakan set data yang akurat dan komprehensif terhadap akses internet global, penggunaan dan manfaatnya untuk mendorong pengambilan keputusan berdasarkan bukti yang akan membawa kami lebih dekat pada dunia yang benar-benar inklusif dan terhubung,” tulis Internet.org (3/3/2017).
0
581
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Internet Service & Networking
Internet Service & NetworkingKASKUS Official
21.3KThread3.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.