Legenda itu berawal dari pulau yang berada di tengah-tengah danau. Diceritakan warga setempat, dahulu kala terdapat sebuah istana megah di lokasi ini.


Menurut cerita warga tersebut, legenda danau ini ada pada pulau ini. Dahulu kala ada istana di danau ini yang diikuti dengan pembangunan vihara di sini. Maka dari itu, para biksu menjadikan tempat ini sebagai tempat yang suci dan untuk beribadah. Namun, hal itu hanya kepercayaan masyarakat sini saja dan belum sepenuhnya terbukti.

Dapat dideskripsikan pada saat ini, pulau yang luasnya sekitar luas lapangan sepakbola ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Di dalamnya terdapat vihara, toilet umum, dan kafe kecil bagi para turis berkunjung sejenak.


Di danau ini pula kita akan melihat bebek liar berwarna hitam, rumah bagi burung Egret atau Kuntul dan juga burung cantik lainnya. Pada bagian-bagian tertentu danau, kita bisa melihat lumut yang kemudian berkoloni dan ditumbuhi rumput. Hal itu membuatnya seperti pulau baru, namun tidak demikian.

Pada sisi yang lain, keberadaan danau pink ini menjadi berkah bagi beberapa warga. Dalam sehari, mereka dapat melayani penumpang sebanyak 3 kali.


Kalau sedang tidak musimnya berbunga, mereka mencari ikan. Selain itu, walaupun tidak musim berbunga kapal-kapal mereka pun tetap bekerja melayani pengunjung. Karena masih ada beberapa teratai yang berbunga walau tidak sebanyak pada musimnya.


Sekadar diketahui, danau seluas 9.000 acre atau setara 3.642 hektar ini mempunyai 120 kapal besar yang berkapasitas 6 penumpang dengan sebuah paguyuban yang menaunginya. Ada pula di sisi lain danau yang menyewakan perahu namun berbeda paguyuban.