tribunnews.comAvatar border
TS
MOD
tribunnews.com
Mekeng: Industri Keuangan Belum Optimal Mendukung Pembangunan



TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng mengemukakan peran sektor industri jasa keuangan belum optimal mendukung pembangunan bangsa.

Padahal bangsa ini memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia berupa jumlah penduduk yang lebih banyak daripada negara lain di Asia Tenggara.

“Gross Domestic Product (GDP) Indonesia lebih besar daripada Thailand, Singapura dan Malaysia. Namun capital market kita masih dibawah ketiga negara tersebut. Ratio market cap /GDP kita pada November 2016 hanya sebesar -0,4%, dibanding Malaysia sebesar 1,5%, Singapura 2,4%, dan Thailand sebesar 1,1%,” kata Mekeng dalam seminar bertema “Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017” di gedung DPR, Jakarta, Senin (20/2/2017).

Seminar diadakan Kelompok Kerja (Poksi) Komisi XI dari Fraksi Partai Golkar. Hadir pada acara itu, Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan para anggota Fraksi Golkar di DPR.

Ia menjelaskan industri jasa keuangan masih memiliki potensi yang luar biasa yang dapat dioptimalkan. Caranya dengan memperbesar investasi dalam negeri maupun luar negeri. Sayang hal itu tidak dilakukan lembaga-lembaga di industri keuangan.

“Seharusnya tugas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat berbagai aturan yang market oriented dan friendly sebagai instrumen pemacu pertumbuhan. Melihat perbandingan antara kapitalisasi pasar terhadap GDP kita dan jumlah investor yang ada di Pasar Modal, seharusnya tugas dari OJK bersama Bursa Efek membuat aturan yang lebih market oriented dan friendly. Peraturan-peraturan itu merupakan instrumen yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan," jelas politisi senior Partai Golkar ini.

Dia menegaskan industri jasa keuangan harus mendorong BUMN untuk go public, mewajibkan perusahaan asing yang mengeksploitasi SDA di Indonesia untuk go public.

Tujuannya agar industri keuangan di tanah air mampu mendukung pembangunan infrastruktur, mempermudah akses permodalan bagi UMKM, dan mengenalkan produk jasa keuangan sebagai alternatif investasi sampai pelosok daerah.

“Pembangunan infrastruktur dan sebagainya tidak hanya bertumpu pada APBN. Pemerintah Pusat dan Daerah dapat bersinergi dengan sektor Industri Jasa Keuangan untuk membangun Bangsa ini sehingga kesejahteraan rakyat adalah menjadi sebuah keniscayaan,” ujarnya.

Dia menambahkan upaya mengatasi defisit anggaran tidak bisa dilakukan oleh pemerintah semata. DPR juga harus bantu mengatasi masalah tersebut. Pasalnya, DPR juga memiliki kontribusi terhadap kenaikan defisit anggaran.

“Setiap tahun, semua komisi di DPR, dari komisi I dampai XI menginginkan dan memperjuangkan kenaikan anggaran untuk mitra kerjanya, yaitu Kementerian/Lembaga. Ini tentunya berkonsekuensi terhadap sisi penerimaan negara yang juga harus ada kenaikan, sementara meningkatkan penerimaan negara bukanlah persoalan yang sepele,” jelas Mekeng.

Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menjadi keynote speaker pada seminar tersebut setuju dengan yang disampaikan Mekeng bahwa potensi industri keuangan khususnya pasar modal sangat besar dan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi  yang tidak hanya hanya mengandalkan APBN sebagai satu-satunya sumber pembiayaan pembangunan.

Sumber : http://www.tribunnews.com/bisnis/201...ng-pembangunan

---

Baca Juga :

- Pansel OJK Harus Kredibel dan Transparan

- QNET Indonesia Jalankan Bisnis Legal

- Percepatan Akses Keuangan Dorong Penyaluran KUR

0
325
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Tribunnews.com
Tribunnews.comKASKUS Official
192.2KThread2KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.