![dakar](https://s.kaskus.id/user/avatar/2009/08/26/avatar1053054_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
dakar
[orifict] The Legend Of Legendary Heroes (that fell from the sky)
Permisi, numpang nyumbang cerita buatan saya original ya
Jadwal update mungkin tiap dua tiga hari sekali (niatnya)
Oya, langsung aja ke cerita dibawah. Character Dll ntar saya tambah kalo cerita uda cukup kembang ya.
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
Oya, langsung aja ke cerita dibawah. Character Dll ntar saya tambah kalo cerita uda cukup kembang ya.
Spoiler for Prologue:
Seorang gadis berjalan di tepi sungai. Umurnya masih belasan, belum dewasa tetapi sudah tidak bisa disebut anak-anak lagi. Fisiknya sudah cukup berkembang, dan sudah akan mencapai umur yang cukup untuk memiliki anak. Paras wajahnya dapat dikatakan cantik dan rambutnya yang panjang diikat sederhana di belakang. Badannya dapat dikatakan kecil, namun memiliki sedikit otot di lengan dan kakinya yang didapatnya dari pekerjaan sehari-harinya sebagai petani bersama keluarganya.
Di tangannya terdapat dua buah ember besar untuk membawa air. Di pagi hari seperti ini dia harus mengambil air di sungai tepat diluar desa karena tidak ada sumber air seperti sumur yang didapat dipakai. Satu-satunya sumur di desa hanya dimiliki oleh noble yang tinggal dekat desa, namun penduduk biasa tidak dapat menggunakannya. Meskipun ketika mengambil air letaknya tidak jauh, namun ketika perjalanan kembali dengan dua ember penuh air akan terasa jauh. Walaupun begitu karena sudah dia lakukan dari kecil, maka dia sudah tidak mengeluh lagi.
Dia melihat ke langit, 'sepertinya cuaca akan cerah hari ini' dia tersenyum dan lalu berjalan kembali. Dia menghirup dalam-dalam udara pagi yang masih sejuk, namun tidak sedingin malam hari. Betul-betul menyegarkan pikirannya. 'Ah, ada suara kuda yang cukup banyak mendekat'. Dari jauh terdengar suara kuda dalam iringan. Sepertinya jumlahnya cukup banyak, dan betul saja saja, ketika dia berjalan sedikit lagi terlihat satu persatu kuda muncul dengan jumlah yang banyak, mungkin sekitar lima puluh.
Dia berhenti sebentar untuk melihat, sangat jarang untuk melihat pemandangan seperti ini di desa ini, terlebih setelah diperhatikan lagi mereka semua memakai armor penuh dari atas kepala sampai kaki mereka, lengkap dengan pedang di pinggan mereka dan perisai bundar di punggung. Armor mereka berwarna biru dengan gambar burung elang besar di dada mereka sebagai lambang kerajaan Revaniel. 'Apakah mereka hanya lewat... tapi bukankah ini desa terluar di kerajaan ini, selewat ini adalah hutan dan batas kerajaan, tempat imigrasi kerajaan pun bukan disini'.
Meskipun penampilan mereka sangat mencolok namun siapapun yang melihat mereka akan memperhatikan yang berkuda paling depan. Seorang lelaki yang tinggi. Fisiknya cukup besar dengan otot di lengannya. Rambutnya yang panjang dan pirang terjuntai dari belakang helmnya. Fisiknya yang tampan akan mempesona siapapun yang melihatnya. Seragamnya sedikit berbeda dengan yang lainnya, terutama dengan jubah panjang di punggungnya. Dia betul betul seorang lelaki yang diimpikan semua gadis, seperti mimpi yang muncul ke kenyataann. Dia mungkin adalah komandannya. Dan sepertinya begitu, ketika komandan itu menghentikan kudanya di samping gadis itu, yang lainpun menghentikan kudanya.
"Ah maaf mengganggu waktu anda. Tapi bolehkah kami tanya apakah ini jalan yang benar ini jalan ke desa Rifu?" dia bertanya dengan nada yang elegan. 'Eh apakah dia bertanya padaku? Atau pada wanita cantik di belakangku.... Errr tapi aku sendirian ya.... Astaga aku sangat gugup....'
Melihat gadis itu tidak menjawabnya dan hanya menatapnya, komandan itu bingung. "Ehm, maaf nona." Kata prajurit di belakang komandan itu. Suaranya membuatnya kembali fokus. "Ah oh iya.." gadis itu jadi salah tingkah. "Ya.. Ehmm... bila kau melewati jalan ini dan belok kanan sebelum masuk hutan kau akan sampai, sudah sangat dekat."
"Terima kasih atas bantuan anda." Ucap komandan itu sembari tersenyum. Gadis itu kembali terpaku melihat senyumnya. Seumur hidupnya dia hanya melihat orang di desa, dan tidak ada satupun yang penampilannya mendekati orang ini. Bahkan noble yang tinggal di desanya yang memiliki penampilan paling menarik di daerah ini tidak dapat menyainginya, dan hanya terlihat seperti petani dengan wajah kumal.
"Maaf nona.... sepertinya ember anda terjatuh." Dia turun dari kudanya dan mengambil ember yang terjatuh dari tangan gadis itu lalu menyerahkannya lagi. "Boleh saya tahu nama anda?" tanyanya. 'Ehhh... apakah dia benar-benar menanyakan namaku. Eh, atau aku yang salah mendengarnya'.
"Ehmmm.." prajurit yang tadi kembali berdeham di kudanya.
"Ah maaf... Lilia, namaku Lilia."
"Kalau begitu terima kasih nona Lilia. Namaku Gale, Gale Stronoff. Senang bertemu dengan anda." Dia kembali tersenyum dan menaiki kudanya kembali. Tidak lama kemudian mereka kembali berkendara. Lilia tidak bergerak sedikitpun dan hanya melihat mereka menjauh sedikit demi sedikit. 'Ah, hari ini benar-benar hari yang beruntung.'
***
Lilia kembali berjalan menuju sungai, sesuai tujuan awalnya untuk mengambil air. Namun jalannya tidak fokus, hatinya hanya ada muka dari komandan prajurit yang dilihatnya tadi. Beberapa kali sempat dia hampir terjatuh karena tidak memperhatikan lubang kecil dan kerikil di depannya.
Dia akhirnya sampai di tepi sungai. Sungai yang didatanginya setiap pagi sejak dia kecil. Ini sungai terdekat, dan airnya mengalir dari air terjun kecil di dekat hutan yang terdapat di dekat desanya. Sebetulnya mungkin sungai di hutan lebih jernih dan sedikit lebih dekat, namun karena ada hewan liar dan mahluk lain seperti goblin dia dan warga desa lebih memilih tempat ini. Sebetulnya hewan-hewan tersebut dan goblin tidak akan menggagu mereka bila dijauhi dan tidak diprovokasi.
Namun akhir-akhir ini ada beberapa kejanggalan di hutan. Seperti ada hewan liar yang mengamuk dan merusak hutan. Tidak ada yang melihatnya secara langsung, dan tidak ada yang diserang, namun memang ada suara-suara yang mengganggu di malam hari. Salah seorang warga desa yang mencari nafkah dengan berburu bahkan bersumpah melihat mahluk besar seperti troll, dan membuatnya berlari tunggang langgang kembali ke desa. Namun karena setelahnya beberapa pemburu mencoba untuk mencari tahu yang dia lihat, tidak ditemukan apa-apa. Maka setelah itu itu dianggap itu hanya mimpi dari pemburu itu saja. 'Ah mungkin kepala desa menganggapnya serius dan memanggil bala bantuan dari kota. Mungkin karena itu mereka datang.'
Lilia memandang sekitar, sepertinya belum ada orang di sungai. Tidak dilihatnya orang-orang yang mengambil air ataupun mencuci baju. 'Ah, untunglah hari ini yang mencuci baju giliran adikku, aku bisa lebih cepat pulang hari ini, tidak sampai matahari panas.'
Lilia berjalan ke tepi sungai dan berlutut untuk mengambil air. 'Eh, sepertinya ada suara teriakan... dari atas?' dia mendongak untuk melihat keatas. Dia tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya, dia tidak salah mendengar.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Ketika dia melihatnya pertama Lilia mengira itu adalah burung, namun sedikit demi sedikit mendekat dan terlihat itu adalah siluet manusia. 'Dia terbang.... tidak.... dia jatuh..... dan dari ketinggian setinggi itu.... ah.' Menyadari orang itu akan jatuh dari langit ketinggian sejauh itu Lilia hanya bisa menutup matanya. Dia tidak berani melihat apa yang terjadi apabila manusia jatuh dari setinggi itu, meskipun jatuh ke sungai.
BOOOOOMMMMMMMMMMMMMMMMM
Terdengar hempasan air yang sangat besar di depannya. Dia merasakan cipratan air di badannya. Dia tidak berani membuka matanya, mungkin di sungai di depannya akan menjadi merah terkena darah orang itu.
"TO.. TOLONG!!!!" Terdengar teriakan dari depannya. 'Mustahil.. apakah dia masih hidup.' Dia memang masih hidup. Dia melihat seorang pemuda di tengah sungai, apakah dia yang jatuh tadi. "A.. AKU.. TIDAK... BISA BERE..." tangan pemuda itu bergerak liar. 'Eh... apakah dia tidak bisa berenang.'
Apa yang dipikirkan Lilia benar, tidak lama kemudian pemuda itu seperti ditarik kakinya kedalam air. 'Ini konyol, dia seumuran denganku dan tidak bisa berenang...' "Tunggu ! Aku akan kesana!" Tanpa berpikir panjang Lilia berlari ke sungai dan berenang kearah pemuda itu. Beruntung sungainya tidak terlalu besar, dan arusnya tidak kencang, karena ini bulan angin. Apabila saat ini bulan air arusnya akan besar dan dia akan terseret, dan akan mustahil untuk menolongnya.
"Hai tenang." Kata Lilia ketika dia sampai di samping pemuda itu. "To.. long..." pemuda itu terus bergerak karena ketakutan, dan sangat sulit bagi Lilia untuk menariknya ke pinggir sungai. Namun karena sebagai perempuan Lilia cukup kuat, meskipun badannya cukup kecil, karena pekerjaannya tidak butuh waktu lama untuk menyeretnya ke pinggir.
Nafas Lilia dan pemuda itu tersengal-sengal ketika mereka akhirnya di pinggir. Pemuda itu beberapa memuntahkan air dari mulutnya. Nampaknya dia sempat meminum air sungai.
'Pemuda ini penampilannya... aneh.' Lilia berpikir sambil memperhatikan pakaiannya. Bajunya seperti seragam, terjahit rapi berwarna putih. Celananya hitam juga terjahit rapi berwarna hitam. Kain bahan untuk baju dan celananya juga sangat halus. Terlebih lagi sepertinya dia memakai ikat pinggang di celananya. 'Ah sepertinya dia seorang noble. Ya, mana mungkin ada orang yang tidak bisa berenang seumurannya. Pasti dia anak orang kaya yang dimanja. Ah, tapi... bagaimana dia bisa terjatuh dari langit seperti itu.'
"Te.. Terima kasih.. Uhuk uhuk.." Pemuda itu sepertinya sudah lebih tenang sekarang. Lilia memperhatikannya sekilas. 'Mukanya bersih, rambutnya yang hitam dipotong pendek dengan rapi, cukup tampan. Badannya sedikit kecil, sepertinya dia tidak pernah bekerja keras seumur hidupnya.'
"Ah, tidak apa-apa. Sudah kewajibanku untuk membantu seorang noble. Anda noble dari manakah, dan kenapa anda bisa terjatuh dari langit?" Tanya Lilia. "Eh noble? Apa itu?" Pemuda itu sepertinya bingung dengan pertanyaan Lilia. "Dan kenapa aku bisa jatuh dari langit.. Kamu pasti tidak akan mempercayaiku." Jawabnya.
Dia kemudian menjulurkan tangannya ke lilia, sepertinya dia mengajak untuk bersalaman. 'Humm.. dari etikanya sepertinya dia memang seroang noble. Aku tidak salah. Lelaki dari desa sangat kasar dan tidak akan menjabat tangan seorang gadis.' "Namaku Akika..." Namun kata-kata pemuda terhenti di tengah jalan. "Ehmm, maaf, namaku Shiroish." Katanya sambil tersenyum lebar di wajahnya.
Lilia menjabat tangannya "Ah aku Lilia.
Di tangannya terdapat dua buah ember besar untuk membawa air. Di pagi hari seperti ini dia harus mengambil air di sungai tepat diluar desa karena tidak ada sumber air seperti sumur yang didapat dipakai. Satu-satunya sumur di desa hanya dimiliki oleh noble yang tinggal dekat desa, namun penduduk biasa tidak dapat menggunakannya. Meskipun ketika mengambil air letaknya tidak jauh, namun ketika perjalanan kembali dengan dua ember penuh air akan terasa jauh. Walaupun begitu karena sudah dia lakukan dari kecil, maka dia sudah tidak mengeluh lagi.
Dia melihat ke langit, 'sepertinya cuaca akan cerah hari ini' dia tersenyum dan lalu berjalan kembali. Dia menghirup dalam-dalam udara pagi yang masih sejuk, namun tidak sedingin malam hari. Betul-betul menyegarkan pikirannya. 'Ah, ada suara kuda yang cukup banyak mendekat'. Dari jauh terdengar suara kuda dalam iringan. Sepertinya jumlahnya cukup banyak, dan betul saja saja, ketika dia berjalan sedikit lagi terlihat satu persatu kuda muncul dengan jumlah yang banyak, mungkin sekitar lima puluh.
Dia berhenti sebentar untuk melihat, sangat jarang untuk melihat pemandangan seperti ini di desa ini, terlebih setelah diperhatikan lagi mereka semua memakai armor penuh dari atas kepala sampai kaki mereka, lengkap dengan pedang di pinggan mereka dan perisai bundar di punggung. Armor mereka berwarna biru dengan gambar burung elang besar di dada mereka sebagai lambang kerajaan Revaniel. 'Apakah mereka hanya lewat... tapi bukankah ini desa terluar di kerajaan ini, selewat ini adalah hutan dan batas kerajaan, tempat imigrasi kerajaan pun bukan disini'.
Meskipun penampilan mereka sangat mencolok namun siapapun yang melihat mereka akan memperhatikan yang berkuda paling depan. Seorang lelaki yang tinggi. Fisiknya cukup besar dengan otot di lengannya. Rambutnya yang panjang dan pirang terjuntai dari belakang helmnya. Fisiknya yang tampan akan mempesona siapapun yang melihatnya. Seragamnya sedikit berbeda dengan yang lainnya, terutama dengan jubah panjang di punggungnya. Dia betul betul seorang lelaki yang diimpikan semua gadis, seperti mimpi yang muncul ke kenyataann. Dia mungkin adalah komandannya. Dan sepertinya begitu, ketika komandan itu menghentikan kudanya di samping gadis itu, yang lainpun menghentikan kudanya.
"Ah maaf mengganggu waktu anda. Tapi bolehkah kami tanya apakah ini jalan yang benar ini jalan ke desa Rifu?" dia bertanya dengan nada yang elegan. 'Eh apakah dia bertanya padaku? Atau pada wanita cantik di belakangku.... Errr tapi aku sendirian ya.... Astaga aku sangat gugup....'
Melihat gadis itu tidak menjawabnya dan hanya menatapnya, komandan itu bingung. "Ehm, maaf nona." Kata prajurit di belakang komandan itu. Suaranya membuatnya kembali fokus. "Ah oh iya.." gadis itu jadi salah tingkah. "Ya.. Ehmm... bila kau melewati jalan ini dan belok kanan sebelum masuk hutan kau akan sampai, sudah sangat dekat."
"Terima kasih atas bantuan anda." Ucap komandan itu sembari tersenyum. Gadis itu kembali terpaku melihat senyumnya. Seumur hidupnya dia hanya melihat orang di desa, dan tidak ada satupun yang penampilannya mendekati orang ini. Bahkan noble yang tinggal di desanya yang memiliki penampilan paling menarik di daerah ini tidak dapat menyainginya, dan hanya terlihat seperti petani dengan wajah kumal.
"Maaf nona.... sepertinya ember anda terjatuh." Dia turun dari kudanya dan mengambil ember yang terjatuh dari tangan gadis itu lalu menyerahkannya lagi. "Boleh saya tahu nama anda?" tanyanya. 'Ehhh... apakah dia benar-benar menanyakan namaku. Eh, atau aku yang salah mendengarnya'.
"Ehmmm.." prajurit yang tadi kembali berdeham di kudanya.
"Ah maaf... Lilia, namaku Lilia."
"Kalau begitu terima kasih nona Lilia. Namaku Gale, Gale Stronoff. Senang bertemu dengan anda." Dia kembali tersenyum dan menaiki kudanya kembali. Tidak lama kemudian mereka kembali berkendara. Lilia tidak bergerak sedikitpun dan hanya melihat mereka menjauh sedikit demi sedikit. 'Ah, hari ini benar-benar hari yang beruntung.'
***
Lilia kembali berjalan menuju sungai, sesuai tujuan awalnya untuk mengambil air. Namun jalannya tidak fokus, hatinya hanya ada muka dari komandan prajurit yang dilihatnya tadi. Beberapa kali sempat dia hampir terjatuh karena tidak memperhatikan lubang kecil dan kerikil di depannya.
Dia akhirnya sampai di tepi sungai. Sungai yang didatanginya setiap pagi sejak dia kecil. Ini sungai terdekat, dan airnya mengalir dari air terjun kecil di dekat hutan yang terdapat di dekat desanya. Sebetulnya mungkin sungai di hutan lebih jernih dan sedikit lebih dekat, namun karena ada hewan liar dan mahluk lain seperti goblin dia dan warga desa lebih memilih tempat ini. Sebetulnya hewan-hewan tersebut dan goblin tidak akan menggagu mereka bila dijauhi dan tidak diprovokasi.
Namun akhir-akhir ini ada beberapa kejanggalan di hutan. Seperti ada hewan liar yang mengamuk dan merusak hutan. Tidak ada yang melihatnya secara langsung, dan tidak ada yang diserang, namun memang ada suara-suara yang mengganggu di malam hari. Salah seorang warga desa yang mencari nafkah dengan berburu bahkan bersumpah melihat mahluk besar seperti troll, dan membuatnya berlari tunggang langgang kembali ke desa. Namun karena setelahnya beberapa pemburu mencoba untuk mencari tahu yang dia lihat, tidak ditemukan apa-apa. Maka setelah itu itu dianggap itu hanya mimpi dari pemburu itu saja. 'Ah mungkin kepala desa menganggapnya serius dan memanggil bala bantuan dari kota. Mungkin karena itu mereka datang.'
Lilia memandang sekitar, sepertinya belum ada orang di sungai. Tidak dilihatnya orang-orang yang mengambil air ataupun mencuci baju. 'Ah, untunglah hari ini yang mencuci baju giliran adikku, aku bisa lebih cepat pulang hari ini, tidak sampai matahari panas.'
Lilia berjalan ke tepi sungai dan berlutut untuk mengambil air. 'Eh, sepertinya ada suara teriakan... dari atas?' dia mendongak untuk melihat keatas. Dia tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya, dia tidak salah mendengar.
"Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Ketika dia melihatnya pertama Lilia mengira itu adalah burung, namun sedikit demi sedikit mendekat dan terlihat itu adalah siluet manusia. 'Dia terbang.... tidak.... dia jatuh..... dan dari ketinggian setinggi itu.... ah.' Menyadari orang itu akan jatuh dari langit ketinggian sejauh itu Lilia hanya bisa menutup matanya. Dia tidak berani melihat apa yang terjadi apabila manusia jatuh dari setinggi itu, meskipun jatuh ke sungai.
BOOOOOMMMMMMMMMMMMMMMMM
Terdengar hempasan air yang sangat besar di depannya. Dia merasakan cipratan air di badannya. Dia tidak berani membuka matanya, mungkin di sungai di depannya akan menjadi merah terkena darah orang itu.
"TO.. TOLONG!!!!" Terdengar teriakan dari depannya. 'Mustahil.. apakah dia masih hidup.' Dia memang masih hidup. Dia melihat seorang pemuda di tengah sungai, apakah dia yang jatuh tadi. "A.. AKU.. TIDAK... BISA BERE..." tangan pemuda itu bergerak liar. 'Eh... apakah dia tidak bisa berenang.'
Apa yang dipikirkan Lilia benar, tidak lama kemudian pemuda itu seperti ditarik kakinya kedalam air. 'Ini konyol, dia seumuran denganku dan tidak bisa berenang...' "Tunggu ! Aku akan kesana!" Tanpa berpikir panjang Lilia berlari ke sungai dan berenang kearah pemuda itu. Beruntung sungainya tidak terlalu besar, dan arusnya tidak kencang, karena ini bulan angin. Apabila saat ini bulan air arusnya akan besar dan dia akan terseret, dan akan mustahil untuk menolongnya.
"Hai tenang." Kata Lilia ketika dia sampai di samping pemuda itu. "To.. long..." pemuda itu terus bergerak karena ketakutan, dan sangat sulit bagi Lilia untuk menariknya ke pinggir sungai. Namun karena sebagai perempuan Lilia cukup kuat, meskipun badannya cukup kecil, karena pekerjaannya tidak butuh waktu lama untuk menyeretnya ke pinggir.
Nafas Lilia dan pemuda itu tersengal-sengal ketika mereka akhirnya di pinggir. Pemuda itu beberapa memuntahkan air dari mulutnya. Nampaknya dia sempat meminum air sungai.
'Pemuda ini penampilannya... aneh.' Lilia berpikir sambil memperhatikan pakaiannya. Bajunya seperti seragam, terjahit rapi berwarna putih. Celananya hitam juga terjahit rapi berwarna hitam. Kain bahan untuk baju dan celananya juga sangat halus. Terlebih lagi sepertinya dia memakai ikat pinggang di celananya. 'Ah sepertinya dia seorang noble. Ya, mana mungkin ada orang yang tidak bisa berenang seumurannya. Pasti dia anak orang kaya yang dimanja. Ah, tapi... bagaimana dia bisa terjatuh dari langit seperti itu.'
"Te.. Terima kasih.. Uhuk uhuk.." Pemuda itu sepertinya sudah lebih tenang sekarang. Lilia memperhatikannya sekilas. 'Mukanya bersih, rambutnya yang hitam dipotong pendek dengan rapi, cukup tampan. Badannya sedikit kecil, sepertinya dia tidak pernah bekerja keras seumur hidupnya.'
"Ah, tidak apa-apa. Sudah kewajibanku untuk membantu seorang noble. Anda noble dari manakah, dan kenapa anda bisa terjatuh dari langit?" Tanya Lilia. "Eh noble? Apa itu?" Pemuda itu sepertinya bingung dengan pertanyaan Lilia. "Dan kenapa aku bisa jatuh dari langit.. Kamu pasti tidak akan mempercayaiku." Jawabnya.
Dia kemudian menjulurkan tangannya ke lilia, sepertinya dia mengajak untuk bersalaman. 'Humm.. dari etikanya sepertinya dia memang seroang noble. Aku tidak salah. Lelaki dari desa sangat kasar dan tidak akan menjabat tangan seorang gadis.' "Namaku Akika..." Namun kata-kata pemuda terhenti di tengah jalan. "Ehmm, maaf, namaku Shiroish." Katanya sambil tersenyum lebar di wajahnya.
Lilia menjabat tangannya "Ah aku Lilia.
Diubah oleh dakar 31-01-2017 14:18
0
8.9K
Kutip
3
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Fanstuff](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-552.png)
Fanstuff![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
1.9KThread•264Anggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya