Kaskus

News

saifulismAvatar border
TS
saifulism
ALWAYS PUT THE HORSE BEFORE THE CART
ALWAYS PUT THE HORSE BEFORE THE CART

ALWAYS PUT THE HORSE BEFORE THE CART

Yupp.. selalu letakkan KUDA didepan KERETANYA. Lohh.. gimana sih Mas... ya jelaslah pasti kuda nya duluan baru kereta. Kan kuda yang narik kereta. Dari anak-anak PAUD sampai profesor juga paham lah kalo cuman beginian maah.

Okay.. Saya yakin semua orang paham kalo kuda selalu mendahului kereta. Namun kenapa prakteknya selalu keretanya selalu ditaruh didepan dulu baru kudanya datang belakangan. Malah banyak yg gak pake kuda.. ditarik sendiri keretanya.


Kalo ini kitanya yang ndak paham Mas. Kenapa sampean bisa ngomong seperti itu. Begini maksud Saya..

Meskipun semua orang paham kalo kuda yang narik kereta, kenyataannya didalam dunia bisnis orang sama sekali lupa menjalankan prinsip sederhana ini. Mereka sukanya numpuk kereta duluan tapi gak pernah mau nyiapin kudanya. Bahkan gak kepikiran malah.

Berapa peresentase barang Anda yg masih ngendon digudang atau didisplay rak Anda yg belum terjual? Diatas 25% kah? 50% kah? Atau bahkan 90% lebih?
Berapa lama barang tersebut ngendon di gudang? Sebulan kah? 6 bulan? Atau lebih dari setahun?

Dalam teori bisnis, sebelum kita benar-benar melaunching produk kepasaran, kita harus siap dan sudah pikirkan jauh-jauh hari, bagaimana dengan marketing produk tersebut. Dan bahkan marketing itu sendiri sudah harus dimulai jauh-jauh hari sebelum kita launch produknya.
Ingat katanya Seth Godin.. "Marketing begins before the product is launched."


Kalo kita mikir marketing setelah barang di launching itu namanya marketing kesiangan. Dan wajar kalo hasil akhirnya kita keteteran jualannya. Kenapa? Karena market tidak siap. Market tidak aware dengan product kita dan market tidak peduli dengan kita.

Jangan sampe kejadian kita over confidence ngebet produksi sampe numpuk barang kita di gudang, tapi habis itu bengong mau ngapain.

Masih jauuuuuuhhhhhh lebih baik, Anda marketing Anda jalan duluan, engage dulu customers, edukasi market, create moment of anticipation, jadi pas launch duaarrr produk langsung meledak dipasaran. Bahkan Anda gak sempat nyetok barang di gudang, habis produksi udah selalu banyak yg nungguin.

Ini sama dengan analogi yang saya sampaikan didepan tadi.. kereta dulu baru kudanya. Udah keretanya segede gaban.. tapi kudanya kecil, kurus, imut lagi.. kuda poni..ya jelas gak bisa jalan itu kereta kuda.

Marketing itu memang ibarat sebuah kuda yang akan menarik 'kereta' produk yg kita siapkan.
Semakin kuat kuda yang kita punya, makin kuat juga tarikan ke keretanya. Tapi kuda yang besar, kuat dan gagah sudah pasti beli dan merawatnya juga mahal.

Sama juga, sebuah strategi marketing solid, pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Perlu perawatan khusus yang gak murah juga.
Ada SEO, Inbound Marketing, A/B Testing, Social Media Marketing, Paid Promote, Train Reseller, Influencer dll.
Gak semua harus dipake sih, tapi memang harus observasi dulu mana yg paling sesuai dengan Brand Anda.

APA AKIBATNYA JIKA ANDA PUNYA KUDA BELAKANGAN?

Anda akan kerepotan jualan produk Anda. Bisa jadi Anda akan fokus barang keluar aja, sudah tidak sempat lagi memikirkan marketing dengan benar. Cemas, gelisah, gundah gulana liat barang yang numpuk digudang. Sampai putus asa, akhirnya pake jurus mabuk, udah deh dijual berapa aja, margin tipis gak apa-apa yg penting duit muter duluan. Saking tipisnya ternyata setelah ditotal-total ternyata profitnya nyaris nol. Nah kerja bakti dong. Masih untung ndak tekor.

Punya kuda duluan dibanding kereta itu sebenarnya menunjukkan ia punya strategi yang sangat matang.
Tidak asal bikin produk dan jualan. Marketing end to end dipikirkan dengan sangat matang.


Tak heran kalo kontribusi biaya terbesar bukan di 'kereta' kuda atau produksinya tapi di kudanya. Yup marketing nya yg biasanya lebih besar.
Iphone 7 bisa jadi kalo dirinci dari komponen2nya.. ditotal-total gak lebih dari 3-4 jutaan. Tapi kenapa dijual pas lauching awal bisa 19 juta.
Marketingnya kakak yang mahal.

Brand besar seperti Apple, Samsung memulai gerilya marketing mereka bahkan bisa 1 tahun sebelum produk mereka benar-benar di launch.
Mulai menyebarkan rumor-rumor fitur unggulan apa yang akan diusung di rilis berikutnya, apa keuggulannya dibanding versi sebelumnya, apa keunggulan dari kompetitor dan sebagainya.
Digoreng terus rumor-rumor itu sama buzzer, influencer sampai banyak orang tertarik mendiskusikannya.

Bahkan beberapa bulan menjelang rumor muncul rilis resmi dari perusahaan kapan produk akan di launch, sambil kasih intip-intip sneak peak fitur apa sebenarnya yg mau mereka bawa.

Akhirnya pas hari H... duaaarrr semua media sibuk meliput launching mereka sekaligus klarifikasi rumor.
Kenapa penjualan meledak? Karena market siap, market aware dan bahkan sudah mengantisipasi jauh-jauh hari.

Presentasi jualannya aja diliput ribuan media dan disaksikan ratusan juta orang diseluruh dunia.

Belum lagi pas barang datang di store para fanboys sudah mengular antriannya. Ada yang camping bahkan biar jadi pembeli pertamanya

Jadi pas launch mereka lebih sibuk distribusi produk, ngelayani penjualan, bukan ngecap-ngecap lagi jualan produknya.

Perusahaan developer game, menganggarkan budget membuat game mungkin hanya 1 M, namun budget marketingnya sendiri bisa memakan 2-3 M. Karena mereka sangat percaya sama

Namun yang perlu kita ingat, di dalam bisnis tidak ada investasi besar atau kecil biaya yang dikeluarkan. Namun nilailah pada Return on Investment nya. Jika dengan investasi lebih tinggi Anda bisa menghasilkan keuntungan yang jauuuuh lebih tinggi, Why Not?

Misal dengan biaya marketing 10 juta Anda bisa datengin omset 30 jt/bulan, tapi denga biaya marketing 200 juta Anda bisa datengin omset 1 M lebih per bulan. Mana yang Anda pilih?

Tapi mindset entreprenuer awal biasanya beda. Biaya marketing sudah dipatok gak mungkin melebihi biaya produksi barang. Ini sebenarnya kita menciptakan jebakan kita sendiri. Jadi marketing kita juga akan apa adanya. Dengan budget marketing apa adanya, ya jangan berharap growth omset yang Apalah..Apalah... maksudnya WOW.

Kabar baiknya adalah, ketika sebuah sistem Marketing sudah terbentuk, kedepannya Anda cuma butuh maintenance aja. Ketika puluhan ribu bahkan ratusan ribu database pelanggan sudah kepegang, Anda cukup keep in touch teratur dengan mereka aja. Tidak perlu mulai dari awal lagi.

Bahkan kedepannya budget untuk maintenance kuda Anda jauh lebih murah 2-3 kalinya dibanding promosi konvensional, maksud saya yang promo ala Marketing Kesiangan tadi. Karena sistem yang sudah Anda bentuk akan menjual dengan sendirinya.

BAGAIMANA JIKA ANDA PUNYA BUDGET TERBATAS UNTUK MARKETING

Ada 2 solusi sebenarnya. Pertama, Anda bisa berkolaborasi dengan pihak yang punya marketing sistem yg sudah mature. Cuma ya gitu, tidak semua orang mau kudanya di tumpangi orang lain. Tidak semua pihak rela, sistem marketing yang mereka perjuangkan berdarah-darah di manfaatkan orang lain. Kecuali Anda punya sesuatu yg Anda rasa bisa mengangkat Brand nya dia.

Solusi kedua, mainkan INBOUND MARKETING. Yah ini adalah solusi untuk mengatasi keterbatasan budget marketing Anda. Sejujurnya impact Inbound Marketing itu lebih powerful dibanding dengan Outbound menggunakan media berbayar. Namun prosesnya yg jauh lebih lama.

Inbound Marketing adalah sebuah konsep marketing berbasis konten sebagai senjata. Bahan bakarnya kreatifitas dan Brand Generosity. Postingan-postingan Brand Hack Saya sebenarnya didominasi nuansa Inbound Marketing.

Kata Guy Kawasaki, Digital Marketing Guru, pakar Inbound Marketing dunia:

Quote:


Jadi harapan Saya, minimal mindset kita sudah berbeda. Bahwa marketing itu harus dimulai sebelum produk Anda di luncurkan. Jadi biar Anda tidak pernah punya kesempatan lagi numpuk barang di gudang. Amiin

Jangan lupa cendolnya Gans..
emoticon-Toast emoticon-Om Telolet Om!


#SalamSuksesMulia
Saiful Islam
0
985
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Ilmu Marketing & Research
Ilmu Marketing & Research
KASKUS Official
6.2KThread2KAnggota
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.