Seberapa berartinya cinta? Seberarti rindu ataukah duka?
-----

Semua jadi kacau. Kepindahan mereka ke Jakarta adalah pilihan yang tidak seharusnya.

“ Kau terlalu lemah, aku tidak percaya, seseorang yang ku kenal begitu teguh dengan prinsipnya selama ini, tidak pernah kalah dalam permainan bela diri. Tapi, bisa kalah dengan cinta.’

‘ Ini tidak seperti yang kau pikirkan, aku bisa menjelaskannya padamu.”

“ Lalu apa? Apa yang ingin kau jelaskan, jelas! Bahwa janji yang kau ucapkan dulu sudah teringkari. Aku percaya pada kakakku bertahun – tahun, mengikuti jejaknya belajar bela diri, demi satu tujuan. Kulupakan semua mimpi diriku sendiri, yang kuingat hanyalah mimpinya, pernahkah kau berpikir sakitnya dikhianati kakakmu sendiri? Aku sudah pernah mengalaminya, dan lihatlah kau membuatku mengalaminya lagi.”

Chiko diam, tidak ada pembelaan dari dirinya, semua yang dikatakan Cia adalah benar. Entah dari mana rasa benci, cinta, marah bercampur aduk jadi satu. Sekarang, siapa yang salah?

“Maaf, membuatmu terluka.”

“ Melupakan tidak semudah mengucap kata maaf, Percayalah, tidak semua cinta itu suci, ada banyak cinta didunia ini yang berubah menjadi dosa. Jalani saja pilihanmu sekarang, hingga nanti kau mengerti dari mana dosa itu bermula.”


Cia melangkah pergi. Chiko seperti baru saja bermimpi buruk, meratapi hidupnya yang entah kenapa jadi begitu rumit.

--------
Ini baru pertama, jadi please juga kunjungin blog ini.
http://bahagianafsul.blogspot.co.id/