- Beranda
- The Lounge
Film terbaik Rola Takiza..... ehhhh..... Sion Sono deng ^_^
...
TS
d.f.s
Film terbaik Rola Takiza..... ehhhh..... Sion Sono deng ^_^
Quote:
Profil Singkat Sion Sono
Sion Sono adalah salah satu pembuat film yang paling produktif dari jepang, telah menyutradarai 51 film sejak tahun 1984. Ciri khas film buatan Sono biasanya unggul dalam segala hal yang aneh-aneh. Mulai dari gairah seksual yang tidak normal, kemerosotan moral, hingga kekerasan yang sangat eksplisit. Sono kemudian dianggap sebagai salah satu seniman yang mengupdate "ERO GURO" (Elemen yang banyak dipakai di genre J-Horror yang mencakup erotisme, penyimpangan seksual dan kemerosotan moral) ke level yang lebih modern.
Sono juga seorang penulis naskah ulung yang memulai karirnya dengan memenangkan beasiswa dari PIA Awards, sebuah kompetisi yang bertujuan untuk membiayai, memproduksi dan mempromosikan film yang dibuat oleh sutradara pemula. Memiliki dana yang dimenangkan dari festival, Sono segera menulis, menyutradarai dan membintangi film yang berjudul Bicycle Sighs (Jitensha Toiki). Film tersebut diputar di 30 venue Eropa dan Asia. Membuat debutnya sebagai sutradara dikenal secara global. Sono juga dikenal di Amerika Serikat, sebuah fakta yang mendukungnya adalah ketika Museum of Arts and Design di New York City mempresentasikan karyanya di pameran yang bertajuk "Sion Sono: The New Poet" pada tahun 2011 silam.
Dalam karirnya yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, Sono telah mengumpulkan penghargaan dari seluruh dunia dan dianggap sebagai salah satu pembuat film cult yang paling menonjol dari generasinya.
Berikut ini adalah 5 film terbaik sono menurut ane pribadi;
5. Himizu (2011)
Sono sangat tersentuh oleh insiden nuklir di Fukushima, pengaruh yang diwujudkan secara radikal dalam tema dan gaya dalam dua filmnya, "Land of Hope" dan "Himizu". Diangkat dari komik yang berjudul sama tetapi arti berbeda, yang digambar oleh Minoru Furuya.
Sono menempatkan protagonisnya di sebuah distopia pasca-gempa Jepang, menggunakan Yuichi untuk melambangkan realitas sesat negaranya di era modern. Hal ini ditekankan dengan pernyataan Yuichi untuk generasi sebelumnya, menurut Yuichi; mereka lah yang seharusnya disalahkan untuk situasi saat ini. "Himizu" diputar di Festival Film Venice, di mana dua protagonisnya shouta sometani sebagai Yuichi dan Fumi Nikaido sebagai Keiko dianugerahi Marcello Mastroianni Award.
4. Why Don’t You Play in Hell? / Jigoku de Naze Warui (2013)
Film ini khusus menandai kembalinya Sion Sono ke tema awal dan bentuk awal yang membuat Sion Sono adalah Sion Sono. Film ini ditayangkan di Festival Film Venice. Banyak cerita paralel berjalan secara simultan di " Why Don’t You Play in Hell?"
Sion Sono menggabungkan perang Yakuza, asmara, konsep "Idol" Jepang dan bioskop itu sendiri, membungkusnya dalam kekerasan, aksi dan humor ala anime. Ending dari film ini benar-benar epik, sederhana di penyajian, kompleks di penggambaran.
3. Cold Fish / Tsumetai Nettaigyo (2010)
Berdasarkan kisah nyata pembunuhan berantai yang terjadi di Saitama, film ini memberikan Sono kesempatan untuk mempresentasikan versinya tentang bagaimana sebuah film pembunuhan berantai seharusnya dibuat.
Kekerasan yang intens, adegan gore yang ekstrim dan seks yang sakit membuat "Cold Fish" menjadi salah satu film yang menyajikan sisi paling gelap dari jiwa manusia. Sono, "ingin menggambarkan rasa putus asa total", menyajikan fakta bahwa kadang-kadang orang ketika dihadapkan dengan situasi yang ekstrim, responnya hanya bersujud didikte keadaan, bukannya bereaksi.
2. Love Exposure / Ai no Mukidashi (2008)
Film cult epic berdurasi 4 jam, Sono memasukkan unsur petualangan, komedi, drama, sindiran sosial, parodi, roman dan softporn. Dipadukan dengan tema-tema seperti agama, keluarga, cinta, seks, remaja, hedonisme dan rasa bersalah. Salah satu karya Sono yang paling bagus.
Prestasi terbesar sono di film " Love Exposure" adalah dia berhasil membuat sebuah film panjang tanpa membuat film ini menjemukan atau membosankan. Keunggulan lainnya film ini adalah penokohan yg mendalam dari karakternya, parodi yang berbau olok-olok film Kungfu Hongkong dan “Female Convict Scorpion” franchise, juga konsep under-skirt photography nya. Film ini adalah karya Sono yang benar-benar mengukuhkan dia sebagai international cult film sensation.
1. Guilty of Romance / Koi no Tsumi (2011)
"Guilty of Romance" menurutku adalah maha karya Sono yang paling mengagumkan. Film yang mewakili genre aneh yang keanehannya bahkan melebihi film-film aneh karya master film aneh sebelumnya, Takashi Miike.
Adegan erotis di film ini sangat indah dikarenakan antitesis dari dua pemeran utamanya: Megumi Kagurazaka, mantan idol gravure yang berperan sebagai Izumi , punya lekuk tubuh yang montok-montok aduhai gitar spanyol sedangkan Makoto Togashi, yang berperan sebagai Mitsuko, punya tubuh yang kurus kering tengkorak hidup, bisa dibilang pengidap anoreksia. Meskipun masing-masing Karakter digambarkan sangat berbeda, akan tetapi semua karakter yang ada di film ini istimewa, masing-masing punya khas-nya tersendiri. Khususnya untuk Hisako Ohkata, yang berperan sebagai ibu nya Mitsuko, senyumnya adalah salah satu senyum yang paling mengintimidasi dan menakutkan dalam sejarah perfilman. Tak lupa juga adanya adegan keluarga yang benar-benar sakit, bahkan untuk film Sono sekalipun.
Sion Sono adalah salah satu pembuat film yang paling produktif dari jepang, telah menyutradarai 51 film sejak tahun 1984. Ciri khas film buatan Sono biasanya unggul dalam segala hal yang aneh-aneh. Mulai dari gairah seksual yang tidak normal, kemerosotan moral, hingga kekerasan yang sangat eksplisit. Sono kemudian dianggap sebagai salah satu seniman yang mengupdate "ERO GURO" (Elemen yang banyak dipakai di genre J-Horror yang mencakup erotisme, penyimpangan seksual dan kemerosotan moral) ke level yang lebih modern.
Sono juga seorang penulis naskah ulung yang memulai karirnya dengan memenangkan beasiswa dari PIA Awards, sebuah kompetisi yang bertujuan untuk membiayai, memproduksi dan mempromosikan film yang dibuat oleh sutradara pemula. Memiliki dana yang dimenangkan dari festival, Sono segera menulis, menyutradarai dan membintangi film yang berjudul Bicycle Sighs (Jitensha Toiki). Film tersebut diputar di 30 venue Eropa dan Asia. Membuat debutnya sebagai sutradara dikenal secara global. Sono juga dikenal di Amerika Serikat, sebuah fakta yang mendukungnya adalah ketika Museum of Arts and Design di New York City mempresentasikan karyanya di pameran yang bertajuk "Sion Sono: The New Poet" pada tahun 2011 silam.
Dalam karirnya yang telah berlangsung selama lebih dari tiga dekade, Sono telah mengumpulkan penghargaan dari seluruh dunia dan dianggap sebagai salah satu pembuat film cult yang paling menonjol dari generasinya.
Berikut ini adalah 5 film terbaik sono menurut ane pribadi;
5. Himizu (2011)
Sono sangat tersentuh oleh insiden nuklir di Fukushima, pengaruh yang diwujudkan secara radikal dalam tema dan gaya dalam dua filmnya, "Land of Hope" dan "Himizu". Diangkat dari komik yang berjudul sama tetapi arti berbeda, yang digambar oleh Minoru Furuya.
Spoiler for Spoiler Alert!:
Yuichi adalah seorang remaja yang bercita-cita ingin menjadi orang yang biasa-biasa saja. Sayangnya obsesi dia yang begitu sederhana tersebut sulit untuk diwujudkan. Keluarganya hancur-hancuran, kehidupannya benar-benar seperti neraka, terutama karena ayahnya yang sering mabuk dan main perempuan. Setelah mengalami suatu insiden, kepribadiannya berubah menjadi individu yg menyimpang; Bunuh diri atau pembunuh? Satu-satunya orang yang tampaknya bertekad untuk mencegah dia adalah Keiko, seorang gadis dari keluarga yang sama hancurnya juga kayak dia. Juga gadis yang jatuh cinta dengan dia. Disekitar mereka banyak tunawisma yang hidupnya berada di reruntuhan akibat gempa, tsunami dan radiasi yang ditimbulkan oleh insiden 11 Maret 2011 silam.
Sono menempatkan protagonisnya di sebuah distopia pasca-gempa Jepang, menggunakan Yuichi untuk melambangkan realitas sesat negaranya di era modern. Hal ini ditekankan dengan pernyataan Yuichi untuk generasi sebelumnya, menurut Yuichi; mereka lah yang seharusnya disalahkan untuk situasi saat ini. "Himizu" diputar di Festival Film Venice, di mana dua protagonisnya shouta sometani sebagai Yuichi dan Fumi Nikaido sebagai Keiko dianugerahi Marcello Mastroianni Award.
4. Why Don’t You Play in Hell? / Jigoku de Naze Warui (2013)
Film ini khusus menandai kembalinya Sion Sono ke tema awal dan bentuk awal yang membuat Sion Sono adalah Sion Sono. Film ini ditayangkan di Festival Film Venice. Banyak cerita paralel berjalan secara simultan di " Why Don’t You Play in Hell?"
Spoiler for Spoiler Alert!:
Sepuluh tahun yang lalu, Ikegami, bos Yakuza, diceritakan bertikai dengan saingannya Muto, berakhir dengan pertumpahan darah yang disebabkan oleh istri Muto. Insiden itu membuat berakhirnya karir akting putri mereka Michiko. Sekarang, Muto ingin membuat film dengan putrinya untuk merayakan bebasnya sang istri dari penjara. Namun, gadis itu telah melarikan diri dari proses syuting untuk mencari mantan pacarnya, menyeret Koji, seseorang yang sama sekali ga ada hubungannya bersama dengan dia. Pada saat yang sama, Ikegami, satu-satunya yang selamat dari pembantaian, sedang bersiap untuk membalas dendam. Sementara itu, The Fuck Bomber, sekelompok kru film amatir, mencoba untuk menggapai impian mereka dengan cara yang epik.
Sion Sono menggabungkan perang Yakuza, asmara, konsep "Idol" Jepang dan bioskop itu sendiri, membungkusnya dalam kekerasan, aksi dan humor ala anime. Ending dari film ini benar-benar epik, sederhana di penyajian, kompleks di penggambaran.
3. Cold Fish / Tsumetai Nettaigyo (2010)
Berdasarkan kisah nyata pembunuhan berantai yang terjadi di Saitama, film ini memberikan Sono kesempatan untuk mempresentasikan versinya tentang bagaimana sebuah film pembunuhan berantai seharusnya dibuat.
Spoiler for Spoiler Alert!:
Syamoto adalah pemilik toko ikan hias yang rendah hati juga jujur. Dimana sifatnya itu dimanfaatkan oleh putrinya yang manja, Mitsuko dan istri keduanya, Taeko. Putrinya adalah bebannya yang paling utama, menghabiskan waktu dengan pacaran ga jelas dan kadang-kadang menghajar ibu tirinya. Suatu malam, petugas supermarket menangkap basah putrinya mencuri. Namun, seorang pria yg ramah (menurutku annoying), Murata, berhasil meyakinkan petugas untuk tidak memanggil polisi. Selain itu, ia juga seorang pemilik toko ikan hias yang jauh lebih besar dari Syamoto dan menawarkan pekerjaan untuk Mitsuko. Mulai malam itu hidup Syamoto berubah. Penggambaran karakter Syamoto cukup jelas, 100% human puppet. Setiap orang dalam hidupnya tampak mengambil keuntungan dari dia, dan respon permanen nya adalah tidak bertindak. Bahkan ketika dia memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan membalas dendam, ia memutuskan untuk mati martir, demi putri yang tidak tahu berterima kasih dan istri yang tidak setia.
Kekerasan yang intens, adegan gore yang ekstrim dan seks yang sakit membuat "Cold Fish" menjadi salah satu film yang menyajikan sisi paling gelap dari jiwa manusia. Sono, "ingin menggambarkan rasa putus asa total", menyajikan fakta bahwa kadang-kadang orang ketika dihadapkan dengan situasi yang ekstrim, responnya hanya bersujud didikte keadaan, bukannya bereaksi.
2. Love Exposure / Ai no Mukidashi (2008)
Film cult epic berdurasi 4 jam, Sono memasukkan unsur petualangan, komedi, drama, sindiran sosial, parodi, roman dan softporn. Dipadukan dengan tema-tema seperti agama, keluarga, cinta, seks, remaja, hedonisme dan rasa bersalah. Salah satu karya Sono yang paling bagus.
Spoiler for Spoiler Alert!:
Yu adalah seorang penganut Kristen yang tumbuh dengan ayahnya, Tetsu. Ayahnya menjadi pendeta yang fanatik setelah kematian dini istrinya. Ayahnya memaksanya untuk melakukan pengakuan dosa setiap hari. Untuk memuaskan keinginan ayahnya, Yu sengaja berbuat dosa karena ia merasa tidak memiliki dosa untuk diakui. Ketika ayahnya akhirnya menemukan kebenaran tersebut, Yu memutuskan untuk melakukan lebih banyak lagi dosa-dosa besar yang ia bisa. Sembari Yu juga mencari dan menemukan wanita impiannya yg sesuai dengan tipe Marianya.
Prestasi terbesar sono di film " Love Exposure" adalah dia berhasil membuat sebuah film panjang tanpa membuat film ini menjemukan atau membosankan. Keunggulan lainnya film ini adalah penokohan yg mendalam dari karakternya, parodi yang berbau olok-olok film Kungfu Hongkong dan “Female Convict Scorpion” franchise, juga konsep under-skirt photography nya. Film ini adalah karya Sono yang benar-benar mengukuhkan dia sebagai international cult film sensation.
1. Guilty of Romance / Koi no Tsumi (2011)
"Guilty of Romance" menurutku adalah maha karya Sono yang paling mengagumkan. Film yang mewakili genre aneh yang keanehannya bahkan melebihi film-film aneh karya master film aneh sebelumnya, Takashi Miike.
Spoiler for Spoiler Alert!:
Film ini menceritakan dua cerita dengan alur flashbacks yang tidak biasa. Cerita yang pertama terjadi ditahun 1997 pembunuhan Yasuko Watanabe, berlangsung pada saat ini. Detektif Yoshida menyelidiki insiden pembunuhan di Maruyama-cho, sebuah distrik love hotel di Tokyo, di mana tubuh terpotong-potong ditemukan di sebuah bangunan yang ditinggalkan. Bagian tubuh yang hilang telah diganti dengan mannequin. Cerita yang kedua, berlangsung sebelum cerita pertama, berfokus pada Izumi, ibu rumah tangga yang menikah dengan seorang novelis erotis yang terkenal, Kikuchi. Suaminya Kikuchi menghabiskan sebagian besar harinya di luar rumah, berusaha mencari inspirasi untuk novelnya. Meskipun mereka sering menyatakan cinta satu sama lain, seks benar-benar absen dari kehidupan mereka. Semuanya berubah setelah Izumi memutuskan untuk mencari pekerjaan dan bertemu dengan Kaoru dan Mitsuko, yang akhirnya memperkenalkan dia dengan dunia seks yang dibayar.
Adegan erotis di film ini sangat indah dikarenakan antitesis dari dua pemeran utamanya: Megumi Kagurazaka, mantan idol gravure yang berperan sebagai Izumi , punya lekuk tubuh yang montok-montok aduhai gitar spanyol sedangkan Makoto Togashi, yang berperan sebagai Mitsuko, punya tubuh yang kurus kering tengkorak hidup, bisa dibilang pengidap anoreksia. Meskipun masing-masing Karakter digambarkan sangat berbeda, akan tetapi semua karakter yang ada di film ini istimewa, masing-masing punya khas-nya tersendiri. Khususnya untuk Hisako Ohkata, yang berperan sebagai ibu nya Mitsuko, senyumnya adalah salah satu senyum yang paling mengintimidasi dan menakutkan dalam sejarah perfilman. Tak lupa juga adanya adegan keluarga yang benar-benar sakit, bahkan untuk film Sono sekalipun.
Quote:
Bonus Mulustrasi
Spoiler for Mulus 1:
Spoiler for Mulus 2:
Spoiler for Mulus 3:
Spoiler for Mulus 4:
Spoiler for Mulus 5:
Diubah oleh d.f.s 11-01-2017 04:16
0
7.5K
Kutip
7
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
923.2KThread•83.8KAnggota
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru