Merdeka.com - Dua staf Gubernur Provinsi Maluku Utara (Malut), Hariyanto Ishak bagian Protokoler dan Rahwan K Suamba selaku Kabag Humas Pemprov Malut diperiksa penyidik Direktorat Kriminal Umum Polda Malut sebagai saksi kasus pengibaran bendera China di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) pada saat peresmian Smelter PT Wanatiara Persada.

Dirkrimum Polda Malut Kombes Pol Dian Hariyanto mengatakan, pemeriksaan dua staf Gubernur Malut itu karena diyakini mengetahui awal hingga proses pengibaran bendera asing tersebut.

Selain itu, penyidik Dit Reskrimum polda Maluku Utara juga berencana memeriksa saksi ahli dari Kementerian Luar Negeri.

"Kasus ini berkaitan dengan hubungan antara negara. Maka dari itu, kami akan memeriksa orang di Kementerian Luar Negeri sebagai saksi ahli, serta beberapa lembaga lainnya di Jakarta," ujar Kombes Pol Dian Hariyanto. Mengutip Humas Polda Malut, Jumat (23/12).

Sebelumnya, bendera China yang berkibar di Pulau Obi diturunkan tanggal 25 November lalu. Saat itu tengah hendak dilakukan peresmian Ground Breaking Ceremony Projek Smelter, PT Wanatiara Persada.

Penurunan bendera di lokasi acara dilakukan personel sekuriti PT Wanatiara, sedangkan bendera berkibar di dermaga penurunannya turut dibantu oleh Sertu Marinir Agung Priyantoro agar bendera tidak menyentuh tanah.

"Proses menurunkan bendera Tiongkok berjalan aman dan lancar," kata Kadispenal Laksamana Pertama, Gig Jonias Mozes Sipasulta kepada merdeka.com, Minggu (27/11).

Menurutnya, penurunan bendera tersebut dapat dilakukan setelah ada pembicaraan dan kesepakatan antara Pihak PT Wanatiara Persada dengan aparat keamanan





https://m.merdeka.com/peristiwa/2-st...era-china.html