Sebuah cuplikan video telah dirilis berisi teroris pelaku penyerangan di Berlin yang menggunakan truk, Anis Amri berjanji setia kepada ISIS dalam sebuah video yang dirilis hanya beberapa jam setelah ia ditembak mati dalam satu insiden tembak-menembak dramatis dengan polisi Italia.

Pemuda Tunisia tersebut, sedang dalam pelariannya selama empat hari setelah membunuh 12 orang dalam serangan truk di Berlin, video berdurasi sekitar 2 menit tersebut berisi sumpah untuk 'pembantaian orang-orang kafir yang diibaratkan seperti babi' yang diterbitkan oleh kantor berita Islamic State di Amaq.

Berbicara di sebuah jembatan di sebelah utara kota, Amri dapat terlihat mengenakan jaket gelap dan dengan headphone di telinganya saat ia memperingatkan 'kafir' dia akan 'memburu mereka dan berjanji setia kepada pendiri ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Beberapa jam sebelum video muncul, ia ditembak mati di Milan setelah mengeluarkan pistol dari tas punggungnya dan berteriak 'Allahu Akbar' saat ia metembak mati dua petugas polisi yang sedang melaksanakan pemeriksaan rutin.

Anggota fanatik ISIS yang berusia 24 tahun itu diberhentikan setelah tiba di pinggiran Sesto San Giovanni di bagian utara kota Milan, Italia sekitar pukul 3 pagi waktu setempat.

Dua petugas memintanya untuk dokumen ID, seketika titik Amri 'segera' menarik pistol dari tas punggungnya dan berteriak 'polisi b ****** s' saat ia menembak salah satunya di bahu.

Baku tembak pun terjadi dengan Amri yang bersembunyi di belakang sebuah mobil saat ia mencoba melarikan diri, tapi ekstremis itu ditembak dan dibunuh oleh seorang petugas training yang baru bertugas beberapa bulan. Saksi mata mengatakan dua polisi itu kemudian mengupayakan Amri untuk tetap hidup, tetapi pemuda Tunisia tersebut meninggal setelah sepuluh menit kemudian
Kantor berita ISIS di Amaq hari ini telah mengkonfirmasi kematian Amri - dan ia melakukan pembantaian di sebuah pasar di Jerman.

Kepala keamanan meyakini Amri menggunakan setidaknya enam alias berbeda dengan tiga kewarganegaraan, berusaha melarikan diri ke Italia selatan di mana ia masuk Eropa secara ilegal pada tahun 2011.

Pihak kepolisian, yang telah menerima informasi pemberitahuan tentang orang yang paling dicari Eropa meyakini ada kemungkinan Amri telah tiba di kota, lalu mendekati Amri karena mereka curiga melihat ada orang di stasiun pukul 3 pagi.

Ketika patroli mendekatinya, dia mengatakan tidak memiliki kartu identitas, tidak ada membawa telepon genggam dan hanya memiliki satu pisau saku kecil. Tapi dia kemudian menarik sebuah pistol kaliber 22 dari ranselnya dan menembak salah satu dari dua petugas polisi, Christian Movio, 36, di bahu.

Amri berlari untuk berlindung di balik mobil di Piazza dekat stasiun sebelum ditembak mati oleh petugas training Luca Scata, 29.
Dari jasad Amri Polisi menemukan tiket kereta yang membantunya melarikan diri setelah aksi penyerang di Berlin, dan mengungkapkan bagaimana dia menggunakan kereta dari Chambery di Perancis dan kemudian dari Turin ke Milan. Tetapi tidak jelas apakah ia telah menumpang pada seseorang dari Berlin ke Chambery atau mengambil perjalanan kereta yang berjarak 1000 mil sepanjang jalan ke Milan melalui Frankfurt - rute rel kereta normal di selatan Perancis.




Sumber : dailymail.co.uk
Judul asli : World's most wanted man is dead: Rookie Italian policeman guns down fugitive Berlin killer screaming 'Allahu Akbar' after he shoots his fellow officer when they confront him in Milan as the Tunisian's ISIS video is revealed