Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

memet1992Avatar border
TS
memet1992
[H2H EVENT] Si Raib
Si Raib



Raib Ialah anak kecil yang ikut berjuang melawan para penjajah hanya untuk mendengungkan sebuah kata MERDEKA yang diimpikan oleh bangsa Indonesia, sebuah nama yang diberikan oleh bapaknya waktu Raib lahir dimuka bumi.. Diusianya yang masih kecil Raib harus mengangkat bambu runcing untuk mengusir para penjajah yang tamak.

Dipagi hari sebelum matahari muncul dari timur Raib sudah berlarian bergegas menuju tenda komandannya yang berada didalam hutan belantara.. Pagi-pagi sekali Raib sudah mendapatkan sebuah tugas penting dari komandannya.. Raib berdiri tepat didepan tenda komandanya,walaupun semut kecil menggigit kaki kecilnya tanpa alas kaki tetap Ia tak beranjak sedikit pun.

“Raib…”. Seru Pak Komandan yang berjalan mendekati Raib sembari membawa gulungan kertas.

“Siap Komandan..”. Sahut Raib sambil mengangkat tangannya yang kurus.

“Kamu ada tugas penting untuk mengirim sebuah informasi kepada Jendral..”. Tegas Pak Komandan.

“Siap Komandan..”. Ucap Raib dengan suara lantang.

“Informasi ini sangat rahasia, agar bangsa ini lekas merdeka dan kamu jangan sampai tertangkap Raib..”. Ucap sang Komandan kepada Raib sambil memberikan gulungan kertas berisi informasi yang sangat penting.

“Siap laksanakan Komandan..”. Sahut Raib sambil mengambil gulungan kertas yang berada ditangan Sang Komandan.

Si Raib pun berjanji untuk menjaganya gulungan kertas tersebut , bahkan Raib rela mengorbankan nyawanya demi gulungan kertas tersebut demi kata MERDEKA menggelegar di bumi pertiwi.

Raib bergegas menuju sepeda ontel yang Ia sembunyikan dibalik semak-semak, sebuah sepeda peninggalan bapaknya yang sudah gugur dimedan perang terlebih dahulu.. Raib segera mengayuh sepedanya, sepeda yang lebih besar dari tubuh mungilnya sedikit berjinjit untuk menaiki sepedanya.

Raib menerabas semak-semak belukar dengan duri tajam yang mengores kulitnya yang berwarna sawo matang.. semakin lama sepedanya semakin cepat menyisir hutan belantara hingga batu kerikil kecil yang membuat sepedanya goyah tak Ia hiarukan sama sekali, dipikirannya hanya lekas sampai ke tempat sang Jendral.

Rem sepedanya berdecitan bergesekan dengan rodanya untuk menghentikan laju sepedanya ketika melihat serdadu penjajah mondar-mandir sambil mangangkat senjata.. Raib menyembunyikan tubuh mungil dibalik semak-semak.. Nafasnya tersengal-sengal, jantungnya berdetak tak beraturan, mulutnya mengunci rapat dan tubuhnya sedikitpun tak bergeser se inchi pun dari balik semak-semak.

“Siapa Itu..”. Teriak salah satu serdadu sambil membidik senapannya kearah Raib yang bersembunyi dibalik semak-semak.

Raib pun mulai panik, Dia sama sekali tak beranjak dari tempat persembunyiannya dan Raib mengenggam dengan sangat erat gulungan kertas tersebut.. Raib pun terus berdoa agar para serdadu lekas pergi.

“Doooor..”. Suara peluru melesat kearah Raib dengan kecepatan tinggi hingga tak bisa dilihat oleh mata.

Peluru menerabas udara dan daunan yang Ia lewati.. para serdadu pun bergegas mengampiri semak-semak
tempat persembunyian.. Para serdadu hanya melihat sepeda ontel yang tergeletak begitu saja dan ranting-ranting pohon yang patah.. sementara Raib menghilang seperti namanya Raib.

Para Serdadu menyebar untuk mencari keberadaan Raib yang tiba-tiba menghilang entah kemana, para serdadu mulai kebingungan tentang hal aneh yang terjadi.. mereka berpikir kalau itu adalah hantu yang berada dihutan belantara.

***


Raib berjalan sempoyongan sambil menahan darah yang keluar dari lengan kirinya.. badanya yang mungil Ia senderkan di batu tepian anak sungai yang mengalir jernih.. Raib harus merelakan sepeda peninggalan sang bapak, Ia lebih memilih untuk mempertahankan gulungan kertas.

Sudah hampir setengah hari Raib berlari sekencang mungkin untuk menghindari sergapan serdadu penjajah.. Ia pun meminum air untuk sekedar melepas dahaga dan memakan buah-buahan yang tak sengaja jatuh untuk memulihkan tenaganya yang sudah hampir habis.

Raib pun mulai berdiri kembali untuk melanjutkan perjalannya dengan bertelanjang kaki.. kerikil-kerikil tajam yang mengores telapak kakinya sama sekali tak Ia rasakan sakit.. pikiran hanya satu mengemban amanah dari sang Komandan.

Deru suara Tank-Tank musuh sama sekali tak membuat nyalinya ciut.. Dia berjalan menunduk hingga melata diatas tanah sambil gulungan kertas tersebut Ia apit dibibir mungilnya.. Raib belajar dari kesalahan terdahulu yang kurang berhati-hati bersembunyi.

Tiba-tiba suara bising senapan memborbardir kearah Raib yang sedang berjalan tiarap.. peluru-peluru tajam berjejalan berburu mengincar tubuh kurus Raib.. Para serdadu penjajah pun kembali mendekati kearah semak-semak dan Raib pun menghilang, mereka kembali tidak menemukan tubuh Raib yang tersisa hanyalah anak peluru yang menghujam ketanah.. sekali lagi Raib seperti ditelan oleh Bumi menghilang tanpa berbekas.

***


Kini Si Raib berdiri tepat didepan tenda sang Jendral.. setelah seharian penuh Raib terus berlarian menghindari serdadu penjajah akhirnya sekarang Raib saling bertatap muka dengan Sang Jendral.. walaupun luka dilengannya masih terasa nyeri dan kelelahan menjalar diseluruh tubuhnya, Raib tetap tegak berdiri menghadap Sang Jendral.

“Nama kamu siapa anak muda..”. Tanya Pak Jendral

“Raib Jendral..”. Jawab Raib tegas.

“Kau sungguh luar biasa anak muda.. sanggup melewati para serdadu penjajah..”. Ucap Pak Jendral
dengan bangga sembari menepuk kedua pundak Raib.

“Terimakasih Jendral..”. Jawab Raib terharu.

Seketika para pejuang Indonesia yang berdiri dibelakang Raib bertepuk tangan atas aksi heroic dari Raib.. suara riuh tepuk tangan tak membuat Si Raib gila hormat.. Raib tetaplah Raib.

“Dooor…”. Suara peluru yang melasat tajam menembus kulit tipis Raib, merusak tulang rusuk Raib dan peluru tersebut menancap tepat dijantung Raib.

Raib seketika jatuh tergeletak bersimbah darah dipangkuan Sang Jendral.. sebelum Raib menghembuskan nafas terakhir Si Raib berteriak MERDEKA dengan lantang.. Seperti namanya Raib, nyawanya ikut Raib tapi jasanya tak akan pernah Raib dan impiannya juga tak akan pernah Raib walau harus melihat ibu pertiwi MERDEKA dari surga.

Sang Jendral pun memerintahkan seluruh pasukan pejuangnya untuk menangkap penembak Raib dan dijatuhkan hukuman yang setimpal.

***


Beberapa bulan kemudian Ir.Soekarno membacakan teks proklamasi dihadapan para hadirin lalu dikibarkan bendera Sang Saka Merah Putih yang dijahit oleh Ibu Fatmawati dengan diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan W.R Supratman.

MERDEKA.. MERDEKA.. MERDEKA.. sebuah kalimat yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia kini menggema di seantero nusantara.


Spoiler for MAKNA YANG TERKANDUNG:

Diubah oleh memet1992 09-12-2016 08:55
0
1.4K
17
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.8KThread27.8KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.