Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ejaknianAvatar border
TS
ejaknian
[H2H Event] BUKU WASIAT KERAJAAN ANDORRA
Kerajaan Andorra tadinya adalah sebuah kerajaan kecil yang makmur. Namun setelah Raja Andrew, penguasa kerajaan ini sakit-sakitan Kerajaan Andorra jadi tak terurus.
Raja sudah tak mampu memimpin rakyatnya lagi. Rakyat Kerajaan Andorra dilanda kemiskinan, kekurangan makanan, pakaian dan rumah.



Sebenarnya Raja Andrew mempunyai penerus seorang putra mahkota bernama Pangeran Audie. Sayangnya, Pangeran Audie tak mau memimpin rakyatnya. Ia hanya bermalas-malasan di dalam istana sambil menunggui ayahnya yang sakit.

Melihat tingkah pangeran, suatu hari penasehat kerajaan membisikkan sesuatu pada Raja Andrew. Tak berapa lama, Pangeran Audie dipangil menghadap Raja Andrew.

“Putraku Audie, jika kau masih mau tinggal di istana, Ayah punya satu syarat untukmu. Beberapa tahun yang lalu, seorang petani bernama Rulo meminjam buku wasiat kerajaan dari perpustakaan istana. Carilah dia dan mintalah kembali buku itu,” perintah Raja Andrew.

Pangeran Audie ingin menolak permintaan ayahnya. Wajahnya cemberut kesal.
“Jangan kembali sebelum kau mendapatkan buku itu!” perintah Raja Andrew tegas. Pangeran terpaksa menurut.

Keesokan harinya Pangeran Audie mulai berkelana ke luar istana. Ia menyamar sebagai rakyat biasa. Pangeran sangat terkejut melihat keadaan negerinya yang terlantar. Banyak ladang kering, kosong tanpa tanaman. Padahal dulu Kerajaan Andorra terkenal subur.

“Kemana petani negeri ini yang biasanya menanam padi dan sayuran?” tanya Pangeran Audie keheranan.

Tak lama pangeran pun sampai di sebuah ladang di tepi sungai. Tak seperti ladang lainnya, sayuran di ladang itu tampak sangat subur. Pangeran langsung menyapa petani itu.
“Kamu pasti Rulo. Kamu bisa merawat ladangmu dengan baik. Pasti kamu yang meminjam Buku Wasiat Kerajaan kita ini?” tebak Pangeran Audie.




Ternyata tebakan Pangeran tepat. Petani itu bernama Rulo. Ia mengikuti petunjuk di Buku Wasiat untuk membuat ladang di tepi sungai. Itu sebabnya ladangnya subur. Namun tentu saja, hasil ladang sesempit itu tak akan cukup untuk seluruh penduduk Kerajaan Andorra.

“Kalau aku jadi raja nanti, aku akan bangun saluran irigasi, agar ladang-ladang yang jauh dari sungaipun bisa mendapatkan air,” bisik Pangeran dalam hati.

“Buku Wasiat itu tak ada padaku, Bibi pemintal wol meminjamnya,” kata Rulo ketika Pangeran Audie bertanya. Pangeran Audie pun segera mencari rumah bibi pemintal wol.

“Aku tidak bisa membuat banyak mantel dan selimut wol lagi. Aku semakin sulit mendapatkan bulu domba,” keluh bibi pemintal wol sesampainya pangeran di sana. “Padahal, banyak orang yang masih butuh selimut dan mantel wol. Mereka mengeluh kedinginan saat malam hari,” lanjutnya.

Pangeran Audie terdiam. Dalam hati ia berkata, “Andai aku jadi raja, aku akan menanam banyak rumput agar domba-domba para peternak tumbuh sehat dan berkembang biak. Kalau ada banyak domba, maka banyak persediaan bulu domba.”

Pangeran Audie lalu bertanya soal Buku Wasiat pada bibi pemintal wol.
“Aku belajar memintal wol dari Buku Wasiat itu. Sayangnya buku itu sedang kupinjamkan pada tetanggaku, seorang pedagang kain,” ujar bibi pemintal wol. Ia lalu mengajak Pangeran ke rumah tetangganya.

“Aah… Maafkan aku. Buku itu sudah kupinjamkannya pada adikku, penjaga gerbang perbatasan. Aku bisa mengantarkan kau ke sana,” pedagang kain menawari.
Pangeran tetap bersemangat mengejar buku wasiat itu ke manapun buku itu berpindah.



Selama di perjalanan pedagang kain bercerita kalau ia mendapatkan ilmu berdagang dari buku itu. Dulu, ia sering berdagang kain keliling desa. Namun kini warga Kerajaan Andorra banyak yang miskin. Tak sanggup lagi membeli kain.

Pangeran dan pedagang itu melewati deretan rumah-rumah kumuh. Banyak orang tampak tak bekerja, hanya duduk-duduk saja di depan rumah kumuhnya. Pangeran menjadi malu karena teringat akan kebiasaannya bermalas-malasan.

“Aaah… kalau aku sudah jadi raja nanti, akan kuajarkan rakyatku untuk bekerja di ladang, menggembalakan domba atau memintal wol,” gumamnya.

Sesampainya di depan gerbang perbatasan, pangeran kaget melihat banyak penduduk Kerajaan Andorra yang melintasi gerbang menuju kerajaan tetangga.

“Mereka mencari makan di kerajaan sebelah yang makmur. Beberapa bahkan ada mengemis di sana,” ujar penjaga perbatasan.
Pangeran sedih mendengarnya. Ia bertekad untuk mendapatkan buku wasiat itu dan kembali ke istana secepatnya.

Untung saja penjaga perbatasan masih menyimpan buku itu. Pangeran segera membawa pulang buku itu ke istana. Sambil menyerahkan buku itu, Pangeran meminta maaf kepada ayahandanya karena kelakuannya selama ini. Raja Andrew sangat bahagia.

Pangeran Audie akhirnya diangkat menjadi raja. Dengan bekal pengalamannya berkeliling kerajaan dan petunjuk dari buku wasiat kerajaan, ia mengajak rakyat untuk mulai bekerja. Beberapa tahun kemudian, Kerajaan Andorra kembali menjadi negeri yang makmur dan kaya.


Quote:
0
2K
7
Thread Digembok
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Heart to Heart
Heart to HeartKASKUS Official
21.9KThread28KAnggota
Terlama
Thread Digembok
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.