G3A3Avatar border
TS
G3A3
Pertempuran Midway 4-7 Juni 1942
PERTEMPURAN MIDWAY 4-7 JUNI 1942



Final Battle at Midway. (Picture Courtesy of Mike Newland. See his cool artwork at Zulumike.deviantart.com)


Pertempuran Midway merupakan titik balik dalam perang pasifik. Jepang yang sebelumnya selalu berhasil mengalahkan musuh dan siapa saja yang menghalangi kampanye mereka di kepulauan Pasifik dan Hindia harus menerima kekalahan pahit. Berkat kesuksesan tim intelijen AS, armada pasifik AS sanggup mengalahkan Jepang, 4 kapal induk yang dulu menerang Pearl Harbour tenggelam sedangkan mereka hanya kehilangan satu kapal induk. Di sini AS telah membalaskan dendam mereka pada Jepang atas serangan ke Pearl harbour enam bulan sebelumnya.

Dalam pertempuran ini 4 kapal induk Jepang (Akagi, Kaga, Soryu, dan Hiryu) tenggelam. Jepang telah kehilangan kekuatan utamanya. Meskipun kekuatan yang tersisa tetap patut diperhitungkan, namun AL Jepang tidak akan pernah menjadi kekuatan yang sama seperti sebelumnya. Ibarat macan tanpa taring dan cakar, tetap saja gahar wong namanya macan, tapi dia kehilangan jati dirinya sebagai predator yang ditakuti. Sejak saat itu, Jepang hanya mampu melakukan tindakan defensif terhadap wilayah jajahannya dan inisiatif penyerangan kini beralih pada Sekutu.

LATAR BELAKANG

Kegagalan invasi AL Jepang ke Port Moresby dan Tulagi dalam pertempuran Laut Koral telah menyadarkan Laksamana Ishoroku Yamamoto bahwa kekuatan laut sekutu masih kuat. Ditambah dengan serangan dari skuadron B-25 Mitchells pimpinan Jendral James Harold Doolittle atas Tokyo, meskipun tidak menimbulkan kerusakan yang berarti, namun cukup membuktikan bahwa pertahanan udara di pulau2 utama Jepang tergolong payah dan menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS masih cukup kuat akibat kapal induk mereka lolos semua dari serangan ke Pearl harbour.

Yamamoto yang mengkhawatirkan keamanan kaisarnya mulai mempertimbangan untuk melumpuhkan armada pasifik Amerika Serikat secara total dan melebarkan wilayah jajahannya hingga ke tengah Samudra Pasifik dan memutuskan untuk melebarkan garis pertahanan Jepang dengan menginvasi wilayah Amerika, sasarannya adalah Midway di timur dan kepulauan Aleut di Utara. Midway adalah sebuah Atol (Pulau Karang) berdiameter enam mil, sebagian besar pulau ini tergenang oleh air laut, dan bagian pulau yang tidak tergenang air laut secara terus menerus merupakan bagian terkecil pulau ini. Letaknya berada di tengah-tengah samudra pasifik, kira-kira setengah perjalanan dari Tokyo hingga San francisco, karena itulah pulau ini diberi nama “Midway” yang berarti setengah jalan.

Midway memiliki Pangkalan Udara yang kuat, dan bisa dibilang sebagai “The Guardian of Pearl Harbour”. Midway juga menjadi batu pijakan AS dalam kampanye di pasifik. Terbukti beberapa bulan setelah kemenangan AS di Midway mereka memulai inisiatif menyerang setelah berbulan-bulan berkutat pada posisi bertahan. Dalam ofensifnya, pesawat-pesawat cargo dan kapal selam Amerika yang berasal dari Mainland seringkali transit di Midway untuk mengisi ulang bahan bakar. Midway juga mampu meluaskan radius operasi AL Amerika hingga 1200 mil.

Jika Midway berhasil direbut, akan banyak menambah keuntungan bagi kekaisaran Jepang. Diantaranya adalah melebarkan garis pertahanan Jepang, menjadi batu loncatan untuk mendarat di Pearl Harbour dan menghilangkan Akses AS untuk melakukan intervensi terhadap Jepang di Pasifik. Serangan di Midway juga bertujuan untuk memerangkap dan menghancurkan seluruh Armada kapal induk Amerika dan menghilangkan kekuatan ofensif mereka.

TOKOH TOKOH YANG TERLIBAT

Isoroku Yamamoto



Merupakan Panglima Armada kekaisaran Jepang yang sangat percaya dengan kekuatan udara dalam pertempuran laut. Dia adalah otak dibalik serangan Pearl Harbour. Kekhawatirannya akan keselamatan kaisar akibat serangan Doolitle dan ketakutan Jepang atas Armada kapal induk Amerika yang dianggap masih cukup kuat mendorongnya untuk merencanakan invasi ke Midway.

Namun kekalahannya di sana ditambah hancurnya kekuatan utama armada Angkatan Laut kekaisaran Jepang serta kehilangan ribuan pilot dan pelaut yang berpengalaman membuat moralnya jatuh. Tahun 1943 yamamoto tewas di Bougainville saat pesawatnya ditembak jatuh oleh P-38 Lighting ketika sedang dalam perjalanan untuk menginspeksi pasukannya.

Chester W. Nimitz



Lahir pada 24 Februari 1885. Sepuluh hari setelah serangan ke Pearl Harbour, Nimitz diangkat menjadi komandan tertinggi Armada Pasifik Amerika Serikat (CINCPACFLT) dengan pangkat Laksamana dan mulai bertugas pada 31 Desember 1941.

Dibawah kepemimpinannya, AL AS berhasil bangkit kembali dari keterpurukan sejak serangan di Pearl Harbour. Berkat kerja keras tim intelijennya serta pengintaian anak buahnya, Nimitz berhasil mengetahui serangan ke Midway dan tidak terpancing serangan umpan di Aleut. Namanya menjadi harum sejak kemenangannya di Midway.

Tahun-tahun berikutnya, hampir seluruh operasi yang dilakukan Marinir AS di pasifik seperti di Kepulauan Solomon, kepulauan Gilbert, Marshall, Mariana, Iwo Jima, dll. berada di bawah komandonya.september 1945 Nimitz menandatangani surat pernyataan menyerah dari Jepang diatas Geladak USS Missouri.

Chuichi Nagumo



Setelah kesuksesannya di Pearl Harbour, dia memimpin armadanya mengusir inggris dari samudra hindia. Nagumo kurang merasa nyaman dalam penugasannya karena dia tidak terbiasa menggunakan kekuatan udara. Karena itu dia sangat bergantung pada Staffnya yang ahli dalam kekuatan udara AL. Minoru Genda. Juni 1942 dia kalah di Midway dan kehilangan keempat kapal induk yang dikirim dan banyak pesawat terbang serta prajurit2 yang terlatih dan berpengalaman.

Dia kemudian di copot dan ditugaskan didarat, dia bertugas di Kep. Mariana saat Amerika menyerbu pulau itu tahun 1944, menjelang akhir pertempuran di sana, dia melakukan harakiri, dan ajudannya menembak kepala dia dengan pistol untuk mengakhiri penderitaannya.

Minoru Genda



Dalam perang pasifik, Genda menjadi pendamping Nagumo yang tidak berpengalaman dalam penggunaan kekuatan udara AL. Pada pertempuran Midway dia mengambil alih kepemimpinan pasukan udara AL dari Kapten Mitsuo Fuchida yang terkena usus buntu. Setelah Midway dia terlibat dalam berbagai pertempuran besar seperti Solomon dll.

Di ujung perang Genda membentuk sebuah Unit penerbang elit (343 Kokutai/Tsurugi Butai) sebagai pilihan alternative selain unit Kamikaze. Dia percaya bahwa meski telat dalam perang, pilot Jepang mampu menyetarai pilot Amerika yang berpengalaman apabila dibekali pelatihan yang cukup dan diberi pesawat State of the art.

Frank J. Fletcher



Fletcher menjadi pimpinan Armada gabungan gugus tugas 16 dan 17 pada pertempuran Midway, ketika Yorktown tenggelam dia menyerahkan kepemimpinannya pada Spruance. Meskipun namanya menjadi harum ketika meraih kemenangan di Midway dan naik pangkat menjadi Laksamana Madya, para pengamat melihat dia sebagai orang yang terlampau berhati-hati, terutama setelah kehilangan satu kapal induk di laut koral dan satu lagi di Midway.

Akibat sifatnya itu, ketika menginvasi Guadalcanal di Kepulauan Solomon dia menarik mundur armada kapal induknya dari wilayah pendaratan. Hal itu membuat Armada amfibi tidak memiliki perlindungan udara dan rentan terhadap serangan Jepang, ini mendorong Laksamana Turner yang memimpin pasukan amfibi untuk menarik mundur armadanya sehingga membuat pasukan Marinir terdampar di Guadalcanal dengan hanya setengah perbekalan. Akibat kesalahannya, Fletcher tidak pernah diberi komando operasi penting lagi dan kemudian dipindahtugaskan ke Aleut, sejak saat itu namanya tak terdengar lagi.

Raymond A. Spruance



Sebelum pertempuran Midway, dia adalah komandan dari divisi penjelajah V yang dibentuk untuk mengawal kapal induk Enterprisen pimpinan laksamana Halsey. Dua hari sebelum berlayar dari Pearl Harbour Spruance menjadi komandan gugus tugas ke 16 dibawah Komando Fletcher menggantikan laksamana Halsey yang masuk rumah sakit karena terkena penyakit kulit.

Dia dijuluki sebagai “Electric Brain” dikarenakan kemampuannya untuk tetap tenang meskipun sedang menghadapi situasi paling krisis sekalipun, dan julukan ini semakin semakin populer mengikuti kesuksesannya dalam pertempuran Midway. Laksamana Nimitz sendiri memuji performanya, para sejarawan juga mengakui bahwa kinerjanya di Midway sangat luar biasa. Selama perang Dunia 2 dia meraih banyak medali diantaranya Navy Cross dan Navy Distinguished service Medal.

STRATEGI YAMAMOTO

Rencana invasi pada Midway diserahkan kepada Laksamana Yamamoto. Karena dia telah sukses menyerang Pearl Harbour, dia diberikan kendali penuh atas operasi ini. Meskipun gagasan menyerang Midway dapat dibilang cukup simpel, namun strategi yang diterapkan sebenarnya cukup Rumit. Strateginya adalah membagi kekuatan untuk melaksanakan dua operasi, yaitu operasi AL dan MI. Operasi AL bertujuan memancing armada AS ke utara dan menjauhi Midway, untuk melakukan ini sebagian kecil armada Jepang, diantaranya dua kapal induk ringan, akan menuju kepulauan Aleut di Alaska dan menginvasi pulau Attu dan Kiska setelah membombardir pangkalan udara Dutch Harbour.

Kalau Nimitz terpancing untuk mengirim armadanya ke sana, barulah Yamamoto memulai Operasi MI, yaitu invasi ke Midway itu sendiri. Pertama armada Mobile Force (Armada kapal induk pimpinan laksamana Chuichi Nagumo) akan membombardir pangkalan di Midway untuk menghancurkan pesawat AS di sana, kemudian mereka akan menyerang kapal induk AS yang tiba untuk mempertahankan Midway. Armada utama sendiri tetap berada ratusan mil dibelakang Mobile Force, menunggu keberhasilan serangan Mobile Force untuk memulai invasi, sedangkan pesawat pengintai dan kapal selam Jepang mengintai di posisi antara Midway dan Hawaii untuk memberi peringatan pada Armada jika mendeteksi armada musuh.

Namun, meski direncanakan dengan hati-hati, Jepang mempunyai beberapa masalah. Pertama jadwal yang ketat membuat mereka kesulitan menghadapi beberapa situasi yang tak terduga. Kedua penempatan formasi antar armada yang terpencar berjauhan membuat setiap armada tidak dapat saling membantu. Ketiga, Jepang sama sekali buta akan kekuatan yang mempertahankan Midway serta pergerakan mereka. Meskipun begitu Yamamoto tetap optimis bahwa AS tidak akan menyadari rencananya. Dan ternyata dia salah.

PERSIAPAN NIMITZ

Sejak April 1942, AS sudah mencium indikasi serangan terhadap Midway. Sebuah tim pemecah sandi pimpinan Joseph Rochefort berhasil memecahkan sandi komunikasi rahasia AL Jepang dan menguak rencana mereka. Laporan ini pun diperkuat oleh pengintaian yang dilakukan kapal selam-kapal selam AS. Rochefort kemudian memberitahu Laksamana Chester W. Nimitz yang kemudian mengirim bala bantuan ke Midway.

Nimitz mulai membangun pertahanan di Midway. Garnisun pasukan dan pesawat dibangun secepat dan seefisien mungkin. Batalyon Raider 2 Marinir juga dikirim ke sana sebagai bala bantuan bagi batalyon pertahanan 6. Senjata-senjata anti pesawat disebar di seluruh pulau. Pertahanan paling utama dari Midway adalah angkatan udaranya. Nimitz mengambil setiap skuadron yang siap tempur dan mengirimnya ke Midway.

Dalam rancangan operasi no. 29-42 Nimitz memerintahkan kapal induk Hornet dan Enterprise dari gugus tugas 16 pimpinan Laksamana Muda Raymond Spruance untuk menuju Midway pada 28 mei, mereka kemudian bergabung dengan Yorktown dari gugus tugas ke 17 pimpinan Laksamana Muda Frank Fetcher. Untung bagi AS, kapal induk mereka berhasil melewati pasukan pengintai Jepang tanpa terdeteksi.

Nimitz yang mengetahui bahwa invasi ke Aleut hanyalah umpan, memutuskan untuk merelakan kepulauan itu. Dia hanya mengirimkan 15 kapal perang untuk mempertahankan Aleut. Dia juga berencana menjadikan Midway sebagai “Kapal induk” keempat. Namun dia menyadari sebagian besar dari 115 pesawat terbang di sana hanyalah pesawat tua dan lamban. Kesempatan terbesarnya adalah menggunakan seluruh pesawat terbangnya dengan serangan dadakan dan taktik hit and run untuk menghasilkan kerusakan sebesar-besarnya di pihak musuh.

Untuk mensukseskan strategi ini, Nimitz harus merahasiakan lokasi kapal induknya. Dia tidak memberitahu anak buahnya di Midway bahwa mereka akan mendapat dukungan Kapal Induk, sedangkan penerbang ALnya diberitahu bahwa mereka akan mempertahankan Pearl Harbour, bukan menyerang armada Jepang. Dalam hal ini Nimitz sudah mempunyai keunggulan, lawannya tidak mengetahui seluruh kekuatannya, sebaliknya dia sudah mengetahui kekuatan Armada Jepang berkat pengintaian yang sudah dilakukan.

0
4.8K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.