• Beranda
  • ...
  • Health
  • Cek di Sini untuk Tahu Apakah Anda Seorang Shopaholic

hellosehatAvatar border
TS
hellosehat
Cek di Sini untuk Tahu Apakah Anda Seorang Shopaholic


Agan atau Sista suka berbelanja? Jika kamu wanita, mungkin tidak heran jika suka berbelanja. Namun, seberapa sering kamu berbelanja? Dan apakah kegiatan berbelanja itu mengganggu aktivitas yang lain? Tahukah kamu bahwa seseorang dapat mengalami kecanduan belanja? Sementara sebagian besar orang berbelanja untuk tujuan rekreasional, seorang pecandu belanja alias shopaholic bisa disebut memiliki gangguan jiwa dan memberi dampak yang cukup signifikan. Apa saja gejalanya? Dan bagaimana cara menghadapinya?

Kenapa seorang shopaholic dikatakan memiliki gangguan psikologis?
Kecanduan berbelanja yang juga memiliki nama lain compulsive buying disorder atau monomania, adalah suatu kondisi di mana seseorang mengalami dorongan atau keinginan untuk berbelanja terus menerus yang tidak dapat ditahan. Para penderita monomania (sering juga disebut para shopaholic) biasanya tidak dapat berhenti memikirkan untuk pergi ke toko dan membelanjakan uangnya. Perilaku ini biasanya menyebabkan gangguan pada fungsi sosial, keuangan, dan bahkan pernikahan.

Para shopaholic mendapatkan kesenangan setelah melakukan pembelian suatu barang. Kepuasan yang dialami penderita saat melakukan transaksi menyerupai kepuasaan yang dialami seorang pecandu obat-obatan. Saat otaknya menangkap bahwa berbelanja berhubungan dengan kepuasaan tersendiri, maka sang shopaholic akan berusaha untuk menciptakan kepuasan tersebut lagi dan lagi. Akan tetapi, kepuasaan ini biasanya tidak berlangsung lama, begitu barang tersebut menjadi miliknya, kesenangan tersebut memudar dan digantikan oleh kekosongan, bahkan depresi. Penderita dapat menjadi marah setelah melakukan pembelanjaan yang tidak ia perlukan.

Apa penyebab seseorang jadi kecanduan belanja?
Kira-kira 1-6% populasi mengalami kecanduan belanja, dan 90% di antaranya adalah wanita. Beberapa penelitian mendapatkan bahwa umur rata-rata seseorang menderita kecanduan berbelanja adalah 30 tahun, sementara beberapa penelitian lain mengatakan bahwa kecanduan ini umumnya muncul pada usia 18 hingga 20. Belum jelas hal apa yang dapat menyebabkan kondisi ini, namun beberapa ahli percaya bahwa masalah utamanya terletak pada gangguan neurologis. Pendapat lain mengatakan bahwa kondisi ini berhubungan dengan riwayat kekerasan atau kurangnya kasih sayang pada masa anak-anak.

Apa saja gejala kecanduan belanja?
Seorang shopaholic biasanya dapat menyembunyikan kondisi mereka dengan baik, dan kadang hanya orang-orang terdekat saja yang mengetahui masalah mereka. Para penderita gangguan monomania ini biasanya akan menyembunyikan bukti transaksi mereka dan bertingkah seolah mereka memiliki cukup banyak uang untuk berbelanja. Mereka juga mungkin memiliki gejala seperti:
  • Terobsesi melakukan transaksi belanja setiap hari atau setiap minggu.
  • Berbelanja untuk mengatasi stress.
  • Menghabiskan limit kartu kredit mereka atau membuka kartu kredit baru tanpa membayar tagihan yang sebelumnya.
  • Mengalami kesenangan atau kepuasan hebat setelah melakukan transaksi pembelian.
  • Membeli barang yang tidak perlu atau tidak digunakan.
  • Mencuri atau berbohong agar dapat terus berbelanja.
  • Menyesal setelah berbelanja, namun tidak dapat berhenti berbelanja.
  • Tidak dapat membayar utang mereka atau mengatur keuangan sendiri.
  • Gagal dalam berbagai percobaan untuk menghentikan kecanduan belanja.

Mau tahu info lebih lengkapnya? Cek disini aja:
Cek di Sini untuk Tahu Apakah Kamu Seorang Shopaholic

Cek juga info menarik lainnya:
7 Kebiasaan yang Dapat Merusak Pernikahan
Bedanya Narsis dan Narsissitic Personality Disorder
emoticon-Stick Out Tongueertamax emoticon-2 Jempol
0
968
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread9.9KAnggota
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.