friendlybuddyAvatar border
TS
friendlybuddy
Killed by Jutting and forgotten by Indonesia


Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, dua TKI yang menjadi korban pembunuhan sadis di Hongkong.


Rurik Jutting seorang pegawai bank asal Inggris telah divonis bersalah telah membunuh secara sadis tenaga kerja Indonesia di Hongkong, namun di Indonesia, nasib tragis yang dialami kedua wanita tersebut terdengar hanya seperti kisah kecelakaan kerja biasa sahaja.

Media-media di Indonesia biasanya selalu menurunkan berita apabila ada kekerasan yang dialami TKI di luar negeri. Presiden Joko Widodo juga sudah membuat kebijakan-kebijakan untuk melindungi TKI.

Beberapa kasus pernah memicu demonstrasi ke kedutaan asing demi membela hak tenaga kerja Indonesia di luar negeri.

Namun untuk kasus Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih, dua orang TKI yang dibunuh di Hongkong, sangat jarang mendapat liputan oleh media di Indonesia.

Di sosial media jarang yang membicarakan kasus ini, tidak begitu banyak simpati untuk kedua perempuan malang ini.

Dari komentar-komentar di Facebook terkuak sedikit petunjuk mengapa begitu minim simpati terhadap kedua TKI ini.

"Itulah resiko menjadi pekerja seks," tulis salah seorang pemilik akun Facebook. "Mereka mau kaya tapi mereka gak mau kerja keras".

Pengguna Facebook yang lain mengatakan "Semoga Tuhan mengampuni dosa si pembunuh dan korban-korbannya".

Pengguna sosial media memang sepakat bahwa tidak seorang pun layak disiksa seperti itu apapun profesinya. Namun aktifis buruh mengatakan cara media memberitakan kasus Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih ini dua tahun lalu sangat merendahkan korban.

"Mereka diberitakan sebagai pekerja seks yang seolah-olah dianggap pantas untuk disiksa dan dibunuh," kata Anis Hidayah, direktur eksekutif Migrant Care.

"Masyarakat sekarang jadi tidak peduli terhadap keadilan untuk Sumarti Ningsih dan Seneng Mujiasih".

Lidya yang juga seorang TKI merasa sangat sedih dengan sedikitnya simpati terhadap temannya, bahkan media juga tidak begitu bersimpati terhadap korban.

"Saya benar-benar tidak bisa percaya masyarakat justru malah fokus pada profesinya sebagai wanita penghibur bukan pada nasib tragis yang mereka alami," tambah Lidya pada BBC Indonesia.

Duka Keluarga Korban

Pada hari Kamis di luar pengadilan Hongkong, sebuah kelompok yang mewakili kedua korban menngeluarkan pernyataan bahwa kedua TKI tersebut datang ke Hongkong hanya ingin memperbaiki kehidupan keluarga mereka yang hidup dalam kemiskinan.

Keluarga Mujiasih mengatakan anaknya itu sangat pintar bergaul.

"Saat masih kecil Mujiasih mengatakan kepada ibunya, kelak setelah ia tamat sekolah ia ingin bekerja 'aku ingin bekerja biar ibu tidak miskin lagi'".

Di Cilacap, Jawa Tengah, Ahmad Kaliman (ayah Ningsih) terkejut mendengar berita terbaru mengenai kasus anaknya.

"Saya tidak tahu kalau anak saya disiksa secara sadis sebelum dibunuh. Dia sangat menderita sebelum dibunuh dengan keji," ujar Ahmad Kaliman.

"Andai saya bisa ke sana, saya yang akan menghukum sendiri pembunuh anak saya. Saya tidak peduli apa orang bilang tentang putri saya. Bagi kami, dia adalah putri kami yang ingin bekerja untuk membantu ekonomi keluarga.

Semenjak kepergian Ningsih, keluarga di Cilacap yang menanggung semua kebutuhan anak Ningsih yang berumur tujuh tahun.

"Dulu Ningsih yang menanggung semua biaya, saya berharap hakim memerintahkan agar si pembunuh menanggung biaya pendidikan anak Ningsih".

"Dia tidak bisa digantikan, saya masih tidak merelakan kepergiannya. Setiap saat saya ingat dia saya pergi ziarah ke kuburannya," ujar ibu mendiang Ningsih sambil berlinang air mata.

Dua tahun setelah kematiannya, tidak seorang pun dari pemerintah Indonesia yang mengunjungi keluarga korban. dan tidak seorang pun mengatakan bahwa persidangan telah dimulai. Mereka mengetahuinya dari wartawan.

Ketika BBC tiba di rumah korban, mereka sedang bekerja di sawah.

Mereka terkejut mendengar berita bahwa pembunuh anaknya akan divonis.

Pemberitaan tentang pembunuhan sadis terhadap TKI di Hongkong ini sangat kontras dengan pemberitaan sidang pembunuhan seorang gadis yang diracun oleh temannya beberapa minggu yang lalu.

Sidang pembunuhan tersebut disiarkan secara langsung oleh banyak TV swasta di Indonesia. Kedua keluarga juga mendapat liputan dari media sehingga bisa menyampaikan harapan mereka. Namun hal yang sama tidak terjadi pada keluarga korban pembunuhan sadis di Hongkong ini.

Terjemahan bebas dari: http://www.bbc.com/news/world-asia-37845487

Detail tentang pelaku dan kes ini sila baca berita di Dailymail.co.uk ini:
'I am sorry beyond words': British banker Rurik Jutting is found GUILTY of murdering....

- -


Harusnya pemerintah aktif membantu keluarga korban mencari keadilan, siapa lagi yang bisa membantu di luar negeri kalau bukan negara sendiri.

Keluarga korban di Indonesia juga harusnya diberikan informasi yang cukup dari pemerintah karena kebanyakan keluarga TKI itu minim akses informasi.


Jangan lupa komen, rate *****dan share gans..
Diubah oleh friendlybuddy 08-11-2016 14:38
sebelahblogAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.3K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
78.9KThread10.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.