Jakarta, GATRAnews - Mantan Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Budi Supriyanto, mengaku bertanya-tanya kenapa jaksa penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menuntutnya lebih berat dibanding terdakwa lainnya dalam kasus suap proyek jalan di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.Saat membacakan nota pembelaan atau pledoi pribadinya di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (3/11), rerdakwa Budi sempat menyampaikan beberapa pertanyaan kepada jaksa, kenapa menuntutnya begitu berat, yakni 9 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan."Dari kondisi di atas, muncul pertanyaan pada diri saya, apakah dalam perkara ini saya dianggap sebagai aktor utama?" ucapnya.Pertanyaan lainnya, "Apakah saya pelaku yang paling aktif untuk timbulnya tindak pidana ini? Apakah saya sebagai pelaku atau turut serta melakukan tindak pidana yang paling besar niat jahatnya?" kata Budi.Karena belum menemukan jawab, Budi mengemukakan berbagai pertanyaan lainnya. "Atau saya terdakwa paling tidak kooperatif? Atau saya karena tidak ajukan justice collaborator sehingga saya harus dituntut pidana lebih berat dari tedakwa lainnya sehingga saya tidak diperlakukan secara tidak adil," ujarnya.Dalam perkara ini, jaksa penuntut umum KPK menuntut Budi dihukum 9 tahun penjara dan denda Rp 300 juta subsider 4 bulan kurungan karena dinilai terbukti bersalah menerima suap sejumlah SGD 404,000  dari Abdul KhoirMenurut jaksa, Budi terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 12 huruf a UU Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaiman telah diubah dengan UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.Reporter: Iwan Sutiawan

Sumber : http://www.gatra.com/hukum/225915-bu...a-paling-berat

---


- Kuasa Hukum KPK Ungkap Isi Percakapan Irman dan Penyuapnya