Kaskus

News

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sazabi75Avatar border
TS
sazabi75
Polri Bantah, 500 Militer RRC di Jakarta
Polri Bantah, 500 Militer RRC di Jakarta
Pengamanan Jelang Demo FPI Bersama Umat Islam tanggal 4 November, diantisipasi oleh Mabes Polri dengan Opsi Persuasif sampai Kemungkinan Terburuk. Kekuatan yang disiapkan Polda Metro Jaya 8000 Pasukan Polri-TNI
Senin, 31 Oktober 2016 | 00:38 WIB
 

 
SURABAYA PAGI, Jakarta – Rencana aksi demo yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI) yang diikuti umat Islam tanggal 4 November 2016 mendatang, sudah diantisipasi oleh Polri. Selain menyiagakan Brimob, Polri juga mendapat bantuan dari TNI. Perintah siaga 1 sudah dikeluarkan oleh Komandan Brimob dengan mengedepankan langkah persuasif, tanpa mengabaikan langkah yang bersifat kontigensi yaitu antisipasi kemungkinan terburuk. Bahkan kabar melalui jejaring sosial sepanjang Sabtu dan Minggu kemarin, yang menginformasikan kini sudah mendarat sebanyak 500 militer RRC di Jakarta, dibantah oleh Polda Metro Jaya.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian, membenarkan terkait aksi demo 4 November, ada penarikan anggota Brimob dari luar kota ke Jakarta. Penarikan itu untuk mengamankan ibu kota DKI jelang rangkaian acara Pilgub DKI 2017. "Iya, ada beberapa satuan Brimbob, termasuk ada beberapa satuan Brimob dari luar wilayah juga yang kita tarik untuk mengamankan (Pilkada DKI)," ujar Tito di acara pembukaan sidang umum Interpol, Jl Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Minggu (30/10/2016).

Namun Tito tidak menjelaskan secara rinci apakah penarikan pasukan Brimob dari luar daerah khusus untuk pengamanan tanggal 4 November atau untuk keseluruhan rangkaian Pilkada. Seperti diketahui, 4 November nanti sejumlah Ormas Islam akan melakukan aksi demonstrasi.

Gandeng TNI di Seluruh Daerah
Sampai semalam, Polri masih menghitung jumlah peserta demo, karena FPI belum memberitahu jumlah peserta demo. "Kita akan hitung sesuai jumlah yang akan demo. Yang pasti kita minta masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi, baik itu di sosial media. Ini menumpuk ya masalah dugaan pidana, plus kebetulan masalah situasi menjelang pilkada jadi memang banyak kepentingan-kepentingan," ingat Tito.

Untuk pengamaman dengan berbagai langkah sampai kemungkinan terburuk, Kapolri Jenderal Tito mengakui menggandeng TNI di seluruh daerah untuk pengamanan Pilkada. Kapolri berharap tidak ada kejadian anarkis dalam pagelaran Pilkada serentak tahun 2017. Kita mengharapkan dengan soliditas antara TNI, Polri, dengan semua lapisan masyarakat, saya yakin masyarakat Indonesia menghendaki agar situasi wilayah Indonesia dalam keadaan aman," jelas Kapolri.

Polri Berpikir Positif
Sebelumnya, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Irjen Boy Rafli Amar di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, menyatakan Polri melakukan pendekatan unjuk rasa damai . ‘’Polri berpikir positif bahwa unjuk rasa akan baik-baik saja. Meski begitu, semua kemungkinan termasuk kemungkinan terburuk tentu telah disiapkan langkah antisipasinya. Dan kita tidak underestimate. Semua langkah-langkah itu dipersiapkan. Termasuk langkah-langkah yang sifatnya kontigensi. Itupun dipersiapkan," kata Boy.

Ditambahkan oleh Boy, yang terpenting saat unjuk rasa, jika misalkan tanggal 4 November dilaksanakan, kepolisian sudah bertekad mengedepankan langkah-langkah persuasif. Langkah ini juga untuk memberikan jaminan bagi masyarakat yang tidak berunjuk rasa, beraktivitas seperti biasa.
Tindakan pengamanan unjuk rasa akan dilakukan sesuai Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa. Polisi juga memahami unjuk rasa sebagai bentuk ekspresi menyampaikan aspirasi.

Irjen Boy Rafli menegaskan, meski pihak koordinator lapangan unjuk rasa 4 November, belum melaporkan kekuatan massa dan alat peraga yang akan digunakan, pihaknya terus memantau. ‘’Tapi kan kita laporan intelijen jalan," kata Boy.

TNI akan Tindak Tegas
Sementara itu, terkait akan digelarnya massa besar-besaran terkait penistaan agama, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan menindak bagi para provokasi dan politisasi SARA. "Sebagai alat negara, TNI tidak akan mentolerir gerakan-gerakan yang ingin memecah belah bangsa, mengadu domba bangsa dengan provokasi dan politisasi SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan)," ujar Gatot di Mako Grup I Kopassus, Serang, Banten, Minggu (30/10/2016).

Gatot melanjutkan, TNI akan menjadi yang terdepan dalam menumpas kelompok-kelompok yang berusaha memecah belah keutuhan bangsa. Dia mengimbau kepada seluruh prajuritnya agar tidak ragu dalam menjaga kedaulatan NKRI. "TNI akan menjadi garda terdepan untuk menghadapi setiap kekuatan yang ingin mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa," ucap jenderal bintang empat itu.

Gatot menegaskan, pihaknya siap untuk bekerja sama dengan Polri dan instansi lainnya dalam menjaga keutuhan bangsa. "Tegakkan satu komando dan jangan ragu bertindak untuk menjaga kutuhan dan kedaulatan NKRI," Gatot menandaskan.

Pesan Berantai
Sebuah pesan berantai menyebutkan 500 WN China datang ke Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta untuk membela Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Polisi memastikan informasi tersebut tidak benar alias hoax! "Itu hoax! Informasi yang dimaksud nihil," tegas Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono, Minggu (30/10/2016).

Awi mengatakan, Polda Metro Jaya sudah melakukan pengecekan dan koordinasi dengan pihak bandara. Pengecekan dilakukan setelah ada informasi kedatangan 500 orang WN Cina melalui Gate 3 Terminal D Bandara Soekarno-Hatta pada Jumat 28 Oktober pukul 20.15 WIB dengan menggunakan pesawat Cathay Pasifik CX 719. "Malam hari pukul 21.40 WIB kami koordinasi dengan petugas PT JAS terkait jumlah kedatangan penumpang pesawar Cathay Pasifik CX 719 pada hari dan jam yang dimaksud, namun penumpangnya hanya sebanyak 270 orang terdiri dari 120 laki-laki, 135 perempuan dan 15 anak-anak. Adapun Informasi yang dimaksud nihil," jelas Awi.

Selain itu, kata Kombes Awi, polisi juga melakukan pengecekan ke Hotel Pop! pada pukul 22.30 WIB. Dari hasil pengecekan ke hotel tersebut, yang menginap pada malam itu hanya ada 64 orang.
"Dan tidak ada WN China," imbuh Awi.

"Kemudian hasil koordinasi dengan manajemwn hotel Pop! pada Minggu (30/10) sekitar pukul 07.50 WIB didapatkan informasi bahwa WNA China atas nama Jian Zhiping beserta 27 orang lainnya benar menginap di Hotel Pop! check-in pukul 22.45 WIB tanggal 28 Oktober 2016 dan check out pada tanggal 29 Oktober pukul 04.00 WIB kemudian menuju ke Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta untuk terbang ke Kendari," terang Awi.

Oleh karena itu, Kombes Awi meminta kepada masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi hoax yang dapat meresahkan. "Masyarakat juga kami imbau untuk tidak mudah percaya dengan isu-isu yang belum tentu kebenarannya," Awi menegaskan

Polda Metro Jaya sendiri telah menyiapkan kekuatan untuk mengawal dan mengamankan aksi demo yang rencananya akan digelar di depan Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat.
"Sekali lagi agar masyarakat tetap tenang, jangan risau dan terpancing dengan provokasi, lakukan aktivitas sewajarnya," ungkapnya. Kekuatan pasukan yang disiapkan Polda Metro Jaya ada 8000 personel termasuk dari TNI. Kekuatan sebanyak ini untuk mengawal dan mengamankan massa selama aksi demo berlangsung.

Janji FPI
Sejumlah Ormas Islam yang akan berunjuk rasa terkait dugaan penistaan agama oleh Gubernur petahana DKI Basuki T Purnama alias Ahok, berjanji menggelar secara damai. "Sudah nggak kehitung berapa ormasnya. 500 ribu orang. Kami aksi damai, dari Masjid Istiqlal longmarch ke Istana," ungkap Jubir FPI Munarman , Minggu (30/10/2016). Munaman mengakui aksi demo digelar di depan Istana Merdeka pada 4 November 2016, usai sholat Jumat di Masjid Istqlal.

Menurut Munarman, massa yang akan turun pada demo esok bukan hanya dari warga Jakarta. Mereka datang dari berbagai daerah. "Yang paling banyak Jakarta, Jabodetabek, Banten, Jawa Tengah, Sumatera. Seluruh Indonesia," jelasnya.

Mengenai isu adanya kepentingan lain di balik demo ini, Munarman pun membantah. Ia menegaskan tak ada bayaran untuk massa pada aksi unjuk rasa yang akan digelar Jumat (4/10) nanti.
"Nggak ada. Ini aksi murni umat Islam. Tidak ada bayaran. Patungan dari kantong masing-masing. Sponsor terbesar dari Allah SWT," tukas Munarman.

Sebelumnya Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengaku sudah mendapat jaminan dari Ketua FPI Habib Rizieq Shihab. Demo dijanjikan akan berjalan dengan aman tanpa ada unsur anarkis.
"Habib menjamin unjuk rasa akan tertib, aman dan terkendali," kata Iriawan, Jumat (28/10).

Pihak kepolisian sendiri telah bertemu dengan Habib Rizieq dan sejumlah perwakilan massa yang akan berunjuk rasa di depan Istana Merdeka nanti. Ada beberapa kesepakatan yang juga sudah disepakati oleh FPI dan pimpinannya itu. "Kita bukan perjanjian, kita diskusi. Karena menurut yang disampaikan Habib Rizieq, dia akan memimpin," sebutnya. n jk/erk/um

http://www.surabayapagi.com/index.php?read~Polri-Bantah,-500-Militer-RRC-di-Jakarta;ead72bdc8ef96789247a42956c50a5a8a1e24ba0444f0b429aa0cef947cb79b2

Semakin runyam aja dgn isu gaje gini usut pak penyebar isunya tangkep langsung hukium sebernat2nya peduli tai HÀM
-1
5.9K
60
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan Politik
KASKUS Official
676.4KThread46KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.