Kukirim sepotong sore untukmu, Maharsi.. kukirim padamu sepotong senja yang lembut. Bersama dengan langit jingga, saat matahari perlahan terbenam. Di dalamnya ada karang, debur ombak dan angin yang nyaman. Tentu saja dengan burung yg berterbangan, laut yg berlarian dan mungkin kau temukan perahu di ujung cakrawala.

Kukirimkan sepotong sore ini padamu, Maharsi..Karena aku ingin lebih dari kata kata. Yang inginku tak terbendung, melebihi batas kewajaran manusia. Anganku selalu membayangkan hal yg paling mungkin aku lakukan bersamamu. Meskipun aku tahu saat ini masih kemungkinan, entah kapan itu terjadi.

Maharsi yang manis..Makin kesini aku tak paham maksud kata kata. Kata kata sudah ada di puluhan abad manusia, namun sayang, manusia pandai berkata kata namun tak tahu apa itu kata kata. Aku tak mau itu maharsi..
Kukirimkan sepotong sore ini padamu, maharsi, melawan kata kata yg tak perlu. Cukup indahnya tersimpan untukmu, dalam amplop yg kusegel menyimpannya.

Kukirim sepotong sore untukmu, Maharsi..Adakah kau terima lengkap? Saat amplop ini tiba dirumahmu?Sepotong sore hadir kala itu. Tanpa sengaja, tanpa kuduga. Pikirku, sore ini bagus untukmu. Seketika aku potong sore itu dan aku masukkan dalam amplop federal express.

Aku berjalan pulang, tersenyum. Karena aku tahu, sore ini yg kau bayangkan untuk kita. Saat ini, sore bisa kau simpan dalam kantong, Bisa kau bawa kemana saja.Dan ini hanya untukmu maharsi, tak seorangpun bisa mengambilnya.

Bogor, 25 oktober 2016. Sepotong sore untukmu. (Terinspirasi dari sepotong senja untuk pacarku, seno gumira)

https://utomoagi.wordpress.com/page/2/