- Beranda
- The Lounge
[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati
...
![adzansubuh](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
adzansubuh
[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati
![[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati](https://s.kaskus.id/images/2016/10/21/8818495_201610210758300414.png)
Hallo Agans semua! Apa kabar? Duh, udah lama banget ga bikin thread. Ada mungkin setahun. Dan kali ini ane kembali, dalam rangka ikutan event Kasquiz, berbagi cerita ane bersama hp kesayangan ane, Motorola w270. Mau tau cerita lengkapnya, Gan? Cek thread di bawah. Selamat membaca!
Oiya, ceritanya agak sedih, Gans (bagi ane). Jadi sebelum membaca, siapin tisu dulu, deh. Hehe.
Quote:
Setiap handphone yang pernah saya punya, punya kesan tersendiri. Saya hafal betul handphone (hp) yang pernah saya pakai sejak jaman SMP sampai sekarang usia saya 23 tahun. Gimana nggak hafal, sejak SMA, saya beli hp pake duit sendiri. Makanya hafal dan seperti yang saya bilang di atas, berkesan. Masing-masing hp memberikan pengalaman berbeda dan menjadi teman untuk waktu yang sebentar atau bertahun-tahun. Nah, thread kali ini akan membahas hp kesayangan saya, Motorola w270. Ia adalah salah satu teman yang pernah menemani hari-hari saya saat SMA di tahun 2008. Walaupun sebentar, kenangan bersamanya tak akan hilang karena inilah hp pertama yang saya beli dengan hasil tabungan uang jajan berbulan-bulan.
Kembali ke masa-masa saya SMP. Sejak kelas 8, saya sudah punya hp sendiri, dikasih sama kakak saya, hp bekas. Beberapa kali ganti hp, ya, bekas juga. Biasanya kepunyaan kakak-kakak saya yang ganti sama hp baru. Nah, hp-nya yang lama dikasih ke saya. Mengingat saya anak terakhir dari 4 bersaudara, maka barang-barang bekas dari mereka, entah itu baju, celana, sepatu, bahkan hp, turunnya ke saya. Hehe. Enak juga, sih, dapat gratisan mulu. Nggak enaknya, semuanya barang bekas!
Pas SMA, ada keinginan pengen punya hp baru. Alhasil saya pun nabung dari duit jajan sehari-hari. Sudah lumayan banyak terkumpul, saya pun (ditemani kakak) pergi ke counter HP. Disana saya memilih hp mana yang cocok dan sesuai budget. Kebetulan saya suka banget dengerin musik, jadi nyari hp yang murah sekaligus bisa mutar MP3. Waktu itu memang lagi tren hp dengan keyboard qwerty. Tapi saya nggak suka. Ribet. Mahal pula. Karena keterbatasan budget juga, saya cuman nyari hp yang sesuai fungsinya, sms dan nelpon, sekaligus buat dengerin musik pas lagi bete. Pilihan jatuh kepada Motorola w270 (selanjutnya kita sebut w270 biar singkat). Selain support MP3 dan radio, desainnya yang simple, mini dan elegan, dengan konsep flip phone, membuat saya jatuh hati. Sayang, waktu itu duit saya tidak cukup. Kakak saya lalu merekomendasikan HP yang sesuai budget, namun tak ada yang cocok. Saya pun pulang dengan perasaan kecewa. Kakak kemudian menceritakan hal tersebut ke orangtua saya. Beliau kemudian memberikan tambahan dana. Betapa senangnya hati saya waktu itu. Saya yakin, saat remaja, kalian juga pernah merasakannya. Menginginkan suatu barang yang sangat ingin kalian punya, dan akhirnya kalian bisa memilikinya. Sungguh perasaan senang yang luar biasa tak ada tandingannya. Keesokan harinya kami kembali. Beruntung, hp-nya masih ada. Tak berlama-lama, saya pun langsung membelinya dan bermanja-manja dengan Moto w270 seharian di rumah. Senangnya!
![[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/5364835_20161024071039.jpg)
hp impian ane, gans. Simple, mini, elegan. Seksi!
Hari-hari selanjutnya, layaknya anak kecil dapat mainan baru, kemanapun saya pergi, itu hp selalu dibawa. Dipamerin ke temen-temen. Hehe. Sekitar 2 bulan kemudian, di minggu pagi yang cerah, saya bersama teman jalan-jalan mencari lokasi untuk foto-foto (Foto-fotonya nggak pake w270, ya, soalnya ini hp nggak ada kameranya). Saat kami berhenti untuk mengisi bensin di SPBU, saya ke toilet buat buang air. Selesai, kamipun melanjutkan perjalanan. Sesampainya di lokasi, kami puaskan hasrat foto-foto kami. Maklum, masih remaja, jaman-jamannya facebook, lagi rame-ramenya pamer foto. Hehe.
Selesai foto-foto, saya kemudian merogoh saku. Betapa kagetnya saya ketika mendapati bahwa hp saya tidak ada. Entah kenapa sebelumnya tidak terpikir untuk bahkan memegang hp. Sayapun panik. Teman-teman saya mencoba untuk menolong, tapi nihil, hp-nya tetap tidak ada. Sudah dicoba untuk sms dan missed call, tidk ada jawaban, hpnya mati. Alhasil, aktivitas foto-foto harus mendadak terhenti. Prediksi saya, hp tertinggal saat saya pergi buang air ke toilet SPBU. Seingat saya, hp-nya ditaruh di atas pintu. Kamipun bergegas menuju SPBU. Sampai disana, sayangnya hp yang dicari sudah tidak ada. Kami tanyakan ke petugas SPBU dan satpam juga tidak ada jawaban pasti. Kamipun pulang dengan tangan kosong. Padahal saya ingin masih mencari, namun tidak enak rasanya jika harus melibatkan teman-teman. Lagipula, hari sudah mulai siang.
Di rumah, saya masih terpaku. Sedih dan kecewa. Merasa bersalah kepada diri sendiri. Bodohnya saya. Lupa memang penyakit saya dari dulu. Masih saya coba untuk sms dan telpon ke nomor hp saya yang hilang, tetap tidak ada jawaban. Sore harinya, saya kembali ke tempat-tempat yang saya singgahi, mengendarai motor dengan pelan, berharap keajaiban datang. Sekali lagi, saya haris pulang dengan perasaan sedih dan kecewa. Tertutup helm, saya menangis tersedu. Tidak bisa saya sembunyikan, perasaan remaja berusia 17-an, yang kehilangan hp dengan nominal hampir 1jt, dan itu hasil tabungan berbulan-bulan. Saya pasrah.
Beberapa hari saya banyak diam. Memikirkan bagaimana caranya memberitahu kabar ini kepada orangtua. Ada rasa takut terselip disana. Apakah mereka akan marah? Karena disana juga ada uang mereka. Mendengar cerita-cerita kawan yang pernah mengalami hal serupa, mereka dimarahi habis-habisan. Bagaimana nasib saya? Orang pertama yang saya kasih tahu adalah kakak. Ia cukup mengerti dan memberikan pengertian kepada saya. Menguatkan hati saya agar sabar dan berani ngomong sama orang tua. Tapi tetap saja sulit. Butuh waktu, paling tidak 1 minggu bagi saya untuk benar-benar berani.
Saat itu malam hari, keluarga sedang kumpul di ruang tengah. "Bah, Ma, aku mau ngomong," saya coba beranikan diri. Dengan wajah serius dan penasaran, mama bertanya "ada apa, nak?". Saya ceritakan sejelas dan sedetail mungkin kejadian hari itu. Alhamdulillah, mereka mengerti. Tidak ada kemarahan. Bahkan, mama terlihat lega. Ia pikir ada masalah di sekolah atau apa. "Ternyata cuma ini, toh," kata beliau, enteng. Saya pun lega dengan reaksi orang tua yang santai saja. Kami bukan keluarga kaya, tapi orang tua memang memegang prinsip kuat tentang ikhlas. Beliau berpesan, "semunya milik yang di atas, jika ia mengambil, maka kita tidak punya hak untuk merebutnya. Ikhlaskan, nanti akan digantikan dengan yang lebih baik". Ketenangan dan rasa lega seketika menyelimuti hati. Tidak ada lagi rasa kehilangan dan kesedihan. Nasehat orang tua memang ajaib. Mungkin ini juga bisa menjai pesan bagi kawan-kawan agar tidak menyembunyikan sesuatu dari orang tua. Kesalahan apapun, utarakan. Dimarahi atau tidak, rasa lega adalah yang paling utama.
Well, itulah kisah saya bersama Motorola w270, salah satu HP paling berkesan dan paling saya sayang. Sebentar saja waktu kami bersama, namun membekas di hati. Mungkin karena sebentar dan dimiliki melalui usaha sendiri, rasa sayangnya tahan lama. Kadang, di momen tertentu (seperti saat menulis thread ini, misalnya), entah kenapa jadi teringat kembali masa-masa menyenangkan itu. Tidak ada lagi penyesalan. Saya hanya bisa berdoa, semoga pemiliknya setelah saya mendapatkan manfaat dari hp tersebut. Terimakasih untuk waktumu yang singkat, Motorola w270!
#PowerofBeingDifferent
Kembali ke masa-masa saya SMP. Sejak kelas 8, saya sudah punya hp sendiri, dikasih sama kakak saya, hp bekas. Beberapa kali ganti hp, ya, bekas juga. Biasanya kepunyaan kakak-kakak saya yang ganti sama hp baru. Nah, hp-nya yang lama dikasih ke saya. Mengingat saya anak terakhir dari 4 bersaudara, maka barang-barang bekas dari mereka, entah itu baju, celana, sepatu, bahkan hp, turunnya ke saya. Hehe. Enak juga, sih, dapat gratisan mulu. Nggak enaknya, semuanya barang bekas!
Pas SMA, ada keinginan pengen punya hp baru. Alhasil saya pun nabung dari duit jajan sehari-hari. Sudah lumayan banyak terkumpul, saya pun (ditemani kakak) pergi ke counter HP. Disana saya memilih hp mana yang cocok dan sesuai budget. Kebetulan saya suka banget dengerin musik, jadi nyari hp yang murah sekaligus bisa mutar MP3. Waktu itu memang lagi tren hp dengan keyboard qwerty. Tapi saya nggak suka. Ribet. Mahal pula. Karena keterbatasan budget juga, saya cuman nyari hp yang sesuai fungsinya, sms dan nelpon, sekaligus buat dengerin musik pas lagi bete. Pilihan jatuh kepada Motorola w270 (selanjutnya kita sebut w270 biar singkat). Selain support MP3 dan radio, desainnya yang simple, mini dan elegan, dengan konsep flip phone, membuat saya jatuh hati. Sayang, waktu itu duit saya tidak cukup. Kakak saya lalu merekomendasikan HP yang sesuai budget, namun tak ada yang cocok. Saya pun pulang dengan perasaan kecewa. Kakak kemudian menceritakan hal tersebut ke orangtua saya. Beliau kemudian memberikan tambahan dana. Betapa senangnya hati saya waktu itu. Saya yakin, saat remaja, kalian juga pernah merasakannya. Menginginkan suatu barang yang sangat ingin kalian punya, dan akhirnya kalian bisa memilikinya. Sungguh perasaan senang yang luar biasa tak ada tandingannya. Keesokan harinya kami kembali. Beruntung, hp-nya masih ada. Tak berlama-lama, saya pun langsung membelinya dan bermanja-manja dengan Moto w270 seharian di rumah. Senangnya!
![[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/5364835_20161024071039.jpg)
hp impian ane, gans. Simple, mini, elegan. Seksi!
Hari-hari selanjutnya, layaknya anak kecil dapat mainan baru, kemanapun saya pergi, itu hp selalu dibawa. Dipamerin ke temen-temen. Hehe. Sekitar 2 bulan kemudian, di minggu pagi yang cerah, saya bersama teman jalan-jalan mencari lokasi untuk foto-foto (Foto-fotonya nggak pake w270, ya, soalnya ini hp nggak ada kameranya). Saat kami berhenti untuk mengisi bensin di SPBU, saya ke toilet buat buang air. Selesai, kamipun melanjutkan perjalanan. Sesampainya di lokasi, kami puaskan hasrat foto-foto kami. Maklum, masih remaja, jaman-jamannya facebook, lagi rame-ramenya pamer foto. Hehe.
Selesai foto-foto, saya kemudian merogoh saku. Betapa kagetnya saya ketika mendapati bahwa hp saya tidak ada. Entah kenapa sebelumnya tidak terpikir untuk bahkan memegang hp. Sayapun panik. Teman-teman saya mencoba untuk menolong, tapi nihil, hp-nya tetap tidak ada. Sudah dicoba untuk sms dan missed call, tidk ada jawaban, hpnya mati. Alhasil, aktivitas foto-foto harus mendadak terhenti. Prediksi saya, hp tertinggal saat saya pergi buang air ke toilet SPBU. Seingat saya, hp-nya ditaruh di atas pintu. Kamipun bergegas menuju SPBU. Sampai disana, sayangnya hp yang dicari sudah tidak ada. Kami tanyakan ke petugas SPBU dan satpam juga tidak ada jawaban pasti. Kamipun pulang dengan tangan kosong. Padahal saya ingin masih mencari, namun tidak enak rasanya jika harus melibatkan teman-teman. Lagipula, hari sudah mulai siang.
Di rumah, saya masih terpaku. Sedih dan kecewa. Merasa bersalah kepada diri sendiri. Bodohnya saya. Lupa memang penyakit saya dari dulu. Masih saya coba untuk sms dan telpon ke nomor hp saya yang hilang, tetap tidak ada jawaban. Sore harinya, saya kembali ke tempat-tempat yang saya singgahi, mengendarai motor dengan pelan, berharap keajaiban datang. Sekali lagi, saya haris pulang dengan perasaan sedih dan kecewa. Tertutup helm, saya menangis tersedu. Tidak bisa saya sembunyikan, perasaan remaja berusia 17-an, yang kehilangan hp dengan nominal hampir 1jt, dan itu hasil tabungan berbulan-bulan. Saya pasrah.
Beberapa hari saya banyak diam. Memikirkan bagaimana caranya memberitahu kabar ini kepada orangtua. Ada rasa takut terselip disana. Apakah mereka akan marah? Karena disana juga ada uang mereka. Mendengar cerita-cerita kawan yang pernah mengalami hal serupa, mereka dimarahi habis-habisan. Bagaimana nasib saya? Orang pertama yang saya kasih tahu adalah kakak. Ia cukup mengerti dan memberikan pengertian kepada saya. Menguatkan hati saya agar sabar dan berani ngomong sama orang tua. Tapi tetap saja sulit. Butuh waktu, paling tidak 1 minggu bagi saya untuk benar-benar berani.
Saat itu malam hari, keluarga sedang kumpul di ruang tengah. "Bah, Ma, aku mau ngomong," saya coba beranikan diri. Dengan wajah serius dan penasaran, mama bertanya "ada apa, nak?". Saya ceritakan sejelas dan sedetail mungkin kejadian hari itu. Alhamdulillah, mereka mengerti. Tidak ada kemarahan. Bahkan, mama terlihat lega. Ia pikir ada masalah di sekolah atau apa. "Ternyata cuma ini, toh," kata beliau, enteng. Saya pun lega dengan reaksi orang tua yang santai saja. Kami bukan keluarga kaya, tapi orang tua memang memegang prinsip kuat tentang ikhlas. Beliau berpesan, "semunya milik yang di atas, jika ia mengambil, maka kita tidak punya hak untuk merebutnya. Ikhlaskan, nanti akan digantikan dengan yang lebih baik". Ketenangan dan rasa lega seketika menyelimuti hati. Tidak ada lagi rasa kehilangan dan kesedihan. Nasehat orang tua memang ajaib. Mungkin ini juga bisa menjai pesan bagi kawan-kawan agar tidak menyembunyikan sesuatu dari orang tua. Kesalahan apapun, utarakan. Dimarahi atau tidak, rasa lega adalah yang paling utama.
Well, itulah kisah saya bersama Motorola w270, salah satu HP paling berkesan dan paling saya sayang. Sebentar saja waktu kami bersama, namun membekas di hati. Mungkin karena sebentar dan dimiliki melalui usaha sendiri, rasa sayangnya tahan lama. Kadang, di momen tertentu (seperti saat menulis thread ini, misalnya), entah kenapa jadi teringat kembali masa-masa menyenangkan itu. Tidak ada lagi penyesalan. Saya hanya bisa berdoa, semoga pemiliknya setelah saya mendapatkan manfaat dari hp tersebut. Terimakasih untuk waktumu yang singkat, Motorola w270!
#PowerofBeingDifferent
Gimana, Gans, cerita ane? dibaca nggak dibaca, seru nggak seru, mohon doanya ya Gans biar ane menang. Sudah saatnya ganti hp nih. Dan tentunya ane ngiler banget sama smartphone Moto yang baru. Moga aja bisa make Moto lagi. kali aja kalo dapat yang ini bisa jadi reinkarnasi w270 ane dulu. Ngarep!
Spoiler for Bukti SS di FB:
![[Kasquiz Event] Sebentar Menemani, Kenangannya Membekas di Hati](https://s.kaskus.id/images/2016/10/24/5364835_20161024081632.jpg)
Diubah oleh adzansubuh 24-10-2016 15:44
0
2.1K
Kutip
18
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![The Lounge](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-21.png)
The Lounge![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
923.4KThread•84.4KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya