- Beranda
- Berita dan Politik
JPO Pasar Minggu Telah Lama Rusak
...
TS
pm.vanuatu
JPO Pasar Minggu Telah Lama Rusak
Quote:
JPO Pasar Minggu Telah Lama Rusak
Minggu, 25 September 2016 22:51
WARTA KOTA, PASARMINGGU - Tragedi robohnya Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Robinson, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Sabtu (24/9) kemarin sore telah diprediksi sejumlah warga. Bukan tanpa sebab, mirisnya kondisi JPO sudah sudah diketahui sejak lebih dari dua tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan oleh Anto (35) tukang ojek pangkalan Stasiun Pasar Minggu. Dirinya mengaku tidak terkejut ketika JPO dikabarkan roboh saat hujan deras bercampur angin kencang terjadi pada Sabtu (24/9) sore. Pasalnya, sejak beberapa bulan belakangan, JPO disaksikannya sudah bergoyang dan memantul hebat ketika terhantam angin kencang.
"Saya pernah bilang sama temen-temen soal jembatan itu, goyang bang kalo kena angin. Bukannya bohong, banyak saksinya juga. Makanya dari situ temen-temen juga sekarang jarang ada yang mangkal di bawahnya, orang yang neduh juga kita bilangin supaya jalan terus, takut jembatan rubuh," ungkapnya antusias.
Ketakutannya diakuinya benar terjadi, JPO yang kerap disebut Jembatan Robinson itu roboh ketika dirinya maupun beberapa rekannya memutuskan untuk berteduh di gerbang masuk Stasiun Pasar Minggu. Karena sebelum jembatan ambruk, suara gesekan besi sebelumnya dikatakannya terjadi beberapa kali.
"Sebelum patah itu ada suara kenceng, kayak besi digesek-gesek. Ada dua apa tiga kali gitu, jembatan juga udah goyang ke kiri-kanan. Untung aja kita minggir, tapi sayangnya ada orang yang neduh jadi korban jembatan ambruk," ungkapnya.
Rusak
Jauh sebelum JPO Robinson Pasar Minggu roboh, Warta Kota pernah menyambangi jembatan sepanjang lebih dari 40 meter yang membentang di Jalan Pasar Minggu Raya itu pada Selasa (19/3/2014) silam. Kala itu, Warta Kota melihat kondisi JPO sudah dalam kondisi mengkhawatirkan, bukan hanya lapisan cat yang terkelupas, besi penyangga tiang JPO terlihat keropos berkarat.
Kerusakan tersebut dapat dilihat mulai dari besi pada pijakan anak tangga terbawah hingga bagian atas JPO. Besi berupa plat baja terlihat keropos termakan karat, beberapa sudutnya bahkan sudah berlubang dan keropos. Warta Kota pun menginjakan kaki di salah satu permukaan anak tangga secara berulang kali, retakan pun kian terlihat pada beberapa bagian tangga yang keropos.
Hal serupa pun terlihat pada sisi kiri maupun kanan pegangan tangga ketika Warta Kota mencoba menapaki JPO lebih tinggi. Besi penyangga struktur jembatan maupun atap terlihat keropos karena diduga terus terpapar air hujan yang merembes dari atap JPO yang bocor.
Namun, kondisi rusaknya JPO terparah terlihat pada bagian pijakan yang terletak pada tengah JPO. Sebanyak tiga plat besi pijakan terlepas dari klem pengunci dan amblas akibat tulangan konstruksi besi yang patah. Akibatnya kondisi pijakan menjadi tidak stabil dan bergoyang saat terinjak para pejalan kaki.
Warta Kota yang mencoba menapaki bagian pijakan amblas tersebut pun merasakan ayunan keras dan harus menyeimbangkan diri karena pijakan mengayun hingga sedalam 20 cm. Sementara itu, beberapa plat besi serupa pun terlihat sudah mulai terlepas dan rusak.
Akibat rusaknya pijakan tersebut, beberapa pejalan kaki yang sudah mengetahui ancaman bahaya sengaja memilih untuk melintas pada bagian tengah JPO. Ketika itu Warta Kota bertemu dengan tiga bocah sekawan, Ardi (8), Ridwan (8) dan Uji (7). Ketiganya yang merupakan warga Pejaten Timur, Pasar Minggu mencoba melintas melewati bagian tengah JPO sembari menyeimbangkan diri.
Walau aksi tersebut dilakukan ketiganya sembari bermain, tetapi langkah tersebut dinilainya aman karena pada bagian sisi tengah terdapat rangka besar JPO yang stabil.
"Lewatnya tengah om, yang disitu ambles, ati-ati jatoh, lewatnya pelan-pelan kayak begini om," jelas Adi sembari menunjuk sisi pijakan JPO yang amblas dan melewati pijakan dengan cara menyeimbangkan diri.
Walau terbilang anak-anak, Adi sekawan sudah mengetahui kalau kondisi JPO yang rusak tersebut sangat berbahaya. Karena kondisi amblas bisa menyebabkan seseorang jatuh dari JPO yang memiliki ketinggian sekira delapan meter dari permukaan tanah itu.
"Ya takut om, kalau jatoh lumayan sakit, udah tinggi jatohnya kan pasti ke jalan terus ketabrak mobil deh yang lewat," jelasnya Adi bercanda.
Ungkapan Adi mungkin sedikit miris, pasalnya JPO yang senyatanya berfungsi sebagai pengaman para pejalan kaki justru mengancam keselamatan. Tidak hanya itu, kondisi rusak pun menyebabkan pejalan kaki enggan melintas lewat JPO yang berimbas pada kondisi kemcetan lalulintas karena kendaraan harus terhambat setiap kali pejalan kaki lewat
Olah TKP
Pantauan Warta Kota pada Minggu (25/9), jembatan yang semula kokoh itu kini terlihat hanya menyisakan rangka baja WF atau honeycomb, jembatan yang menghubungkan Stasiun dengan pusat perbelanjaan Pasar Minggu itu pun kini tertutup bagi masyarakat umum. Garis polisi kini terlihat melintang menutupi muka anak tangga, baik pada sisi Stasiun Pasar Minggu maupun depan Robinson.
Penyelidikan terkait robohnya JPO yang menewaskan empat orang warga itu pun dilakukan jajaran pihak Kepolisian, sejumlah anggota Puslabfor Mabes Polri telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sekaligus mengambil barang bukti pada Minggu (25/9) siang.
Olah TKP pun berlangsung selama dua jam, terhitung pada pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Terpantau ada lima sampel besi yang diambil, antara lain potongan bekas patahan JPO, baut dan mur JPO serta tiang penyangga yang berkarat.
Namun sayang, pihak Kepolisian enggan menyebutkan proses penyelidikan yang dilakukan, usai melakukan olah TKP, anggota Puslabfor pun meninggalkan lokasi tanpa memberikan keterangan.
http://wartakota.tribunnews.com/2016/09/25/jpo-pasar-minggu-telah-lama-rusak
Quote:
JPO Pasar Minggu Roboh, Kata Ahli Konstruksi Bukan karena Angin Kencang
Sabtu, 24 September 2016 | 18:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan penyeberangan orang (JPO) Pasar Minggu, Jakarta, ambruk di tengah-tengah guyuran hujan dan terpaan angin kencang, Sabtu (24/9/2016).
Belum ada keterangan resmi tentang penyebab runtuhnya jembatan ini, namun diduga malkonstruksi atau ada kesalahan konsruksi yang tidak sesuai dengan desainnya.
"Suatu bangunan yang memenuhi syarat harus dirancang terhadap pengaruh angin juga. Jadi tidak ada alasan roboh karena angin kencang," ujar Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Davy Sukamta kepada Kompas.com, Sabtu (24/9/2016).
Dalam penelusuran Kompas.com, jembatan ini pada 2014, sempat diberitakan berbahaya bagi pengguna atau warga yang melintas.
Hal tersebut disebabkan, banyak baut yang terlepas dari tempatnya. Akibatnya, ketika diinjak, lapisan terluar jembatan ini akan sedikit jeblos.
Menanggapi baut-baut yang hilang, Davy mengatakan, hal tersebut menjadi kewajiban pemerintah dalam memelihara jembatan.
"Seharusnya diperiksa secara berkala supaya tidak ada kejadian seperti ini. Kalau ada baut yang hilang, ya diganti," sebut Davy.
Seperti diketahui, JPO ini roboh sekitar pukul 15.00 WIB. Dari informasi yang beredar, akibat kejadian ini ada sejumlah korban luka-luka dan meninggal dunia.
Selain itu, arus lalu lintas juga tersendat dan menimbulkan kemacetan parah.
http://properti.kompas.com/read/2016/09/24/183506021/jpo.pasar.minggu.roboh.kata.ahli.konstruksi.bukan.karena.angin.kencang
faktanya kondisi JPO pasar minggu sudah diketahui rusak sejak lebih dari dua tahun yang lalu
0
632
Kutip
0
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
670.6KThread•40.7KAnggota
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru