Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Pertamina Jadi Perusahaan Migas dengan Keuntungan Terbesar Kedua di Dunia tahun 2016

fajarbupatiAvatar border
TS
fajarbupati
Pertamina Jadi Perusahaan Migas dengan Keuntungan Terbesar Kedua di Dunia tahun 2016



wah... agan-agan ada berita baru yang menghebohkan dari Pertamina. BUMN energi milik Indonesia itu, memang meraup untung sangat gede pada saat harga minyak ini turun. Kok bisa?
Ya jelas, jawabannya karena efisiensi dari Pertamina selama ini.
Namun berkat efisiensi besar dan keuntungan yang berlipat ganda tersebut, Pertamina kini sudah mulai sejejar dengan perusahan migas dunia.
Terbukti tahun 2016, khususnya pada semester pertama, Pertamina meraup untung hingga 23 triliun rupiah. Keuntungan itu gan membuat Pertamina menjadi perusahaan migas dengan keuntungan terbesar kedua setelah Exxon Mobil.
Luar biasa kan gan...

Ini bisa membuat kita bangga, selanjutnya Pertamina akan membidik untuk menjadi perusahaan migas terbesar di Asia Tenggara dengan mengalahkan Petronas, perusahaan energi miolik Malasyia.
Nah ini baru seru karena pertarungan itu harus diisi berbagai intrik termasuk usaha Pertamina untuk bisa menambang minyak di Sabah dan Serawak. nah kalo sukses gan... wuih... bisa kita inejk-inejk lagi Malaysia gan.... emoticon-Sundul Up



Semester 1 2016, Pertamina Jadi Perusahaan Migas dengan Keuntungan Terbesar Kedua di Dunia


PT Pertamina (Persero) memiliki kesempatan luas untuk menjadi salah satu perusahaan migas kelas dunia. Penurunan harga minyak dunia yang terjadi sejak akhir tahun 2015 menjadi peluang besar bagi BUMN energi Indonesia ini untuk mewujudkan misi dan misinya. Paling tidak untuk bisa bersaing atau mengalahkan Petronas, perusahaan energi asal Malaysia.

Dari segi keuntungan perusahaan, pada saat perusahaan migas di dunia bertumbangan Pertamina, justru sebaliknya. Pada semester I/2016 keuntungan Pertamina tercatat sekitar USD1,83 miliar atau sekitar 23,674 triliun rupiah. Catatan ini menjadikan Pertamina sebagai perusahaan minyak dengan keuntungan nomor dua terbesar di dunia setelah Exxon Mobil.

Prestasi Pertamina ini menjadi peluang besar mengalahkan Petronas. “Untuk mencapai itu, Pertamina perlu terus dijaga. Transformasi yang tengah berlangsung membutuhkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk mampu menciptakan efisiensi nilai tambah yang lebih besar di masa mendatang,” tandas Dwi.

Kini jalan itu juga mulai dibuka dan ditempuh oleh Pertamina guna menjadi pemain migas tingkat dunia. Sederet rencana telah disiapkan. Salah satunya Pertamina gencar melakukan ekspansi di sektor hulu, baik di dalam maupun luar negeri.

“Sebagai perusahaan migas nasional yang merepresentasikan ketahanan energi nasional maka di saat harga minyak dunia rendah adalah kesempatan untuk ekspansi di sektor hulu yang lebih besar,” ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Menurut Dwi Soetjipto, upaya mengakuisisi ladang migas di luar negeri tidak bisa dipahami sebatas aksi korporasi, tetapi juga upaya mendukung ketahanan energi nasional. Adapun suplai minyak mentah nasional harus diamankan agar pada 2023 impor BBM tidak semakin membesar dan membebani keuangan negara.

Guna mendukung upaya pengamanan pasokan minyak mentah untuk kebutuhan jangka panjang dan mendukung ketahanan energi pada Agustus 2016, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman melakukan preliminary study terhadap dua lapangan minyak raksasa di Iran, yaitu Ab-Teymour dan Mansouri (Bangestan – Asmari) yang memiliki cadangan 5 miliar barel.


Tidak hanya itu, akuisisi blok migas terbaru diumumkan Pertamina belum lama ini yaitu mengakuisisi saham Maurel dan Prom sebuah perusahaan migas yang berpusat di Paris, Prancis sebesar 24,53% dengan nilai akuisisi sekitar 200 juta euro.

Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di Blok Menzel Lejment North serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud. Sementara di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10% di Blok West Qurna 1.

Melalui PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi atau PIEP yang berdomisili di Malaysia, Pertamina telah menyelesaikan akuisisi 30% saham Murphy Sabah Oil Co Ltd dan Murphy Sarawak Oil Co Ltd di ladang migas lepas pantai Sabah dan Sarawak senilai USD2 miliar.

“Pengembangan bisnis internasional merupakan critical factor bagi Pertamina untuk berkembang menjadi perusahaan berkelas internasional serta untuk mendukung terwujudnya ketahanan energi nasional,” ujar Dwi Soetjipto.
0
5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.2KThread83.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.