Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

teman.mangkokAvatar border
TS
teman.mangkok
Target Pertumbuhan 2016 Meleset




Pemerintah pesimistis mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun ini. Hal itu dipengaruhi penurunan belanja pemerintah yang sebelumnya sangat diandalkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi dalam negeri seiring pelemahan investasi dan kinerja ekspor.

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun sebesar 5,0 persen,di bawah target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 sebesar 5,2 persen. Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi semester II-2016 di kisaran 5,0-5,1 persen.

Sebagai catatan, pertumbuhan ekonomi pada semester I-2016 sebesar 5,04 persen. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan Kemenkeu memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini terdampak beberapa faktor, termasuk pemangkasan anggaran yang dilakukan tengah 2016.

“Salah satu faktor pemicunya adalah konsumsi pemerintah yang turun menjadi 3,0 persen setelah pemangkasan anggaran,” kata Suahasil dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran DPR RI di Jakarta, Selasa (13/9).

Selain itu faktor lain yang mempengaruhi ialah investasi yang belum tumbuh dikarenakan lemahnya permintaan domestik. Suahasil juga menyebut sektor ekspor-impor yang masih negatif, bahkan ekspor yang lebih negatif dari impor membuat neraca pembayaran Indonesia surplus.

Sedangkan inflasi 2016 diperkirakan berada di 3,5 persen melihat pada inflasi Agustus (yoy) 2,79 persen. Sementara nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berada di level Rp13.300 melihat nilai tukar hingga Agustus mencapai Rp13.348.

Sedangkan suku bunga SPN tiga bulan diperkirakan 5,4 persen pada akhir tahun, harga minyak rata-rata 40 dolar AS per barel, dan migas yang siap dijual 1,15 juta barel setara minyak per hari.

Pembahasan RAPBN 2017
Pada kesempatan sama, Badan Anggaran (Banggar) DPR mengambil sikap yang berbeda dengan Komisi XI DPR soal asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017. Mereka belum menyetujui target pertumbuhan yang telah disepakati antara pemerintah dan Komisi XI DPR sebesar 5,1 persen.

Wakil Ketua Badan Anggaran DPR, Said Abdullah yang memimpin sidang hasil rapat kerja Asumsi Makro RAPBN 2017 di Jakarta, Senin (12/9) mengatakan penundaan dilakukan karena perlu pendalaman lebih lanjut.

Untuk asumsi makro lainnya seperti inflasi di level 4 persen, tingkat suku bunga SPN tiga bulan 5,3 persen, nilai tukar rupiah 13.300 per dollar AS, tingkat pengangguran 5,6 persen, tingkat kemiskinan 10,5 persen, indeks gini rasio 0,39, dan Indeks Pembangunan Manusia 70,1 sudah disetujui.

Kebanyakan anggota Badan Anggaran mempertanyakan asumsi pertumbuhan ekonomi 2017 yang ditetapkan lebih rendah 0,2 persen dari yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo pada 16 Agustus 2016 dalam nota keuangan.

Dalam pidato kenegaraan 16 Agustus 2016 Presiden Joko Widodo menyampaikan asumsi makro pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,3 persen, sementara hasil rapat Komisi XI menyepakati angka 5,1 persen. Mereka beralasan bahwa penurunan target tersebut bisa berpengaruh pada kredibilitas pemerintah Indonesia termasuk Presiden Joko Widodo.

“Dari pidato presiden disampaikan 5,3 persen sampai sini jadi 5,1 persen bisa mempengaruhi nama baik Presiden bahkan di mata dunia,” kata Anggota Badan Anggaran dari Fraksi Partai Golkar Ridwan Bae. bud/Ant/E-10

http://www.koran-jakarta.com/target-...-2016-meleset/

antara meleset dengan melesat beda vokal saja
Diubah oleh teman.mangkok 16-09-2016 08:19
0
2.6K
28
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThread41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.