29 Agustus 2016 14:21 WIB
sumver
Metrotvnews.com, Jakarta: Anggota keluarga sudah mengetahui IAH, 17, tengah merakit bom. Karenanya, IAH dan kakaknya acap berkelahi.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso mengatakan, keluarga tak pernah melaporkan aktivitas IAH. "Dia (IAH) mencoba rakitan bom itu di atas rumah," kata Sutiyoso di Ballroom Hotel Aryaduta, Tugu Tani, Jakarta Pusat, Senin (29/8/2016).
Sutiyoso menambahkan, kakak dan orang tua paham aktivitas IAH. Mereka pun mengerti IAH mulai fanatik terhadap salah satu aliran keagamaan.
Sutiyoso memastikan,
IAH adalah lone wolf, pemain sendiri, seperti kasus teror di Solo. IAH tidak masuk jaringan tertentu. "Dia belajar dari internet, terinspirasi kelompok garis keras dari internet, lalu dia belajar mengemas bom dari internet," terang Sutiyoso.
IAH hanya simpatisan ISIS. Tas yang dibawanya saat beraksi juga bergambar ISIS. "Terus di sakunya ada tulisan i love Al Baghdadi, itu kan menunjukan dia simpatisan," ucapnya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, tugas BIN itu memberikan keterangan secara umum. BIN tidak bisa secara detail, karena kita tidak bisa menangkap seseorang.
"Jadi serangan terhadap teroris ini memang ISIS mengubah strategi dan ada di Syria bahwa semua simpatisan diminta untuk melakukan aksi di tempat masing-masing, negara masing-masing. Itu juga yang terjadi di Thamrin, di Solo, di Medan seperti itu. Kapan kita mengatakan serangan tempatnya di mana lalu siapa sasaranya itu paling sulit, kan enggak bisa," paparnya.
Minggu, 28 Agustus, IAH mencoba melakukan aksi bom bunuh diri di rumah ibadah Santo Yosef, Jalan Dr. Mansyur, Kota Medan, Sumatera Utara. Namun, percobaan bom bunuh diri itu berhasil digagalkan.
IAH lebih sempat menyerang pemuka agama Albert S. Pandingan yang sedang berkhotbah di depan mimbar. IAH menghampiri Albert sambil membawa sebilah pisau dapur dan menggendong bom yang dirakit dengan pipa kuning.
simpatisan isis yang beranjak dewasa mesti dirangkul keluarga agar tidak melukai tetangganya. waktu dan tempat kami persilahkan.