erwinaprillioAvatar border
TS
erwinaprillio
Sarjana Modal Iseng
Awalnya saya tidak pernah terbayangkan untuk menjadi seorang sarjana yang mengenyam pendidikan sampai strata 1 (S1) karna saya berada pada latar belakang keluarga yang berasal dari keluarga yang tergolong kurang mampu jangankan untuk menjadi seorang sarjana, lulus SMA saja orang tua sangat bersyukur. Akan tetapi keadaan yang memaksa untuk menempuh pendidikan sampai strata 1 (S1) bahkan sekarang lagi menjalani studi strata 2 (S2). Saya memang seorang perantau dari tanah yang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona sampai-sampai akhir belakangan ini di media cetak dan elektronik lagi getol-getolnya memberitakan tentang objek wisata di daerah kelahiran saya yakni pulau Lombok Nusa Tenggara Barat sampai ke luar negeri sehingga pulau Lombok di anugrahkan sebagai dinasti wisata halal dunia. Bahkan belum lama ini Pulau Lombok di percayakan oleh pemerintah pusat sebagai tempat perayaan MTQ Nasional 2016 yang di adakan setiap tahunnya sehingga menambah daya tarik wisata di pulau Lombok sehingga daerah Lombok bukan hanya wisata alam dan pantainya sebagai daya tarik tapi juga wisata Religiusnya semakin manambah daya pikat untuk berwisata di daerah pulau Lombok. Saya bersyukur terlahir di bumi Lombok yang terkenal akan keindahannya. Disisi lain masyarakat Lombok masih banyak hidup di bawah garis kemiskinan sehingga banyak masyarakat memilih untuk keluar dari daerah tanah kelahirannya sebagai seorang perantau baik merantau ke luar negeri seperti Malaysia, Taiwan, Saudi Arabia dan korea, ada juga yang memilih merantau ke daerah Indonesia yang memiliki peluang untuk bekerja termasuk wilayah Kalimantan timur yang terkenal akan kekayaan alamnya sampai ke sentero Nusantara tujuannya tidak lain untuk merubah nasib dan bisa memutuskan garis kemiskinan. Begitupun dengan saya dengan perantau lainnya yang sama-sama punya latar belakang miskin sehingga sayapun memilih untuk merantau akan tetapi saya memilih peruntungan ke wilayah samarinda Kalimantan timur, siapa tau di kota samarinda bisa merubah nasib saya dan keluarga. Kebetulan juga saya mempunyai kenalan seorang teman yang dulunya seorang transmigrasi asal Lombok ia sekarang tinggal di daerah sanga-sanga. Teman saya inilah yang mengajak saya ke samarinda untuk bekerja.

Setelah cukup lama tinggal di samarinda hingga akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di perusahaan swesta. Pada saat yang sama ajaran baru telah tiba tentu para pelajar khususnya yang baru lulus SMA/SMK berbondong-bondong untuk mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa. Saya melihat banyak calon mahasiswa yang ekcited saat mendaftar sebagai calon mahasiswa karena kebetulan saya banyak membantu para calon mahasiswa untuk mendaftar lewat online sehingga sayapun iseng-iseng mencoba peruntungan sebagai calon mahasiswa. Sebanarnya dari dulu tidak pernah ada keinginan untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah sebab saya sadar diri bahwa keadaan ekonomi yang tidak memungkinkan untuk kuliah. Setelah iseng-iseng mengikuti semua proses pendaftaran sampai dengan pengumuman di terima atau tidak sebagai mahasiswa hingga akhirnya saya di terima sebagai mahasiswa Universitas Mulawarman dengan jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Kemudian dari tahap pengumuman sampai dengan tahap awal pertama kuliah sayapun mengikuti semua prosesnya.

Awal perkuliahan sudah mulai bertemu dengan teman-teman baru yang punya latar belakang yang berbeda-beda dan budaya yang berbeda-beda. Saya menyadari betul saya seorang perantau yang harus bisa menjaga sikap pada teman-teman baru agar bisa saling bekerja sama dan saling membantu dalam proses perkuliahan. Lama kelamaan kami semua saling mengenal satu sama lainnya, bisa bercanda, tertawa lepas dan bisa saling membantu di saat ada teman yang butuh bantuan. Sedikit demi sedikit saya memahami watak teman-teman satu kelas saya seperti Desti yani wataknya banyak omong dan banyak tingkah tapi orangnya asik di ajak ngobrol dan bercanda, Ada lagi yang namanya mila wataknya seperti kebanyakan watak orang jawa karna kebetulan dia juga seorang perantau dari jawa sama seperti saya tapi dia tinggal di rumah bibinya yang tinggal di samarinda seberang wataknya sopan, bicaranya pelan dan pemikirannya dewasa kalau orang jawa bilang wataknya itu medok. beda halnya dengan Icha yang kecendrungannya berwatak keras tapi orangnya baik asik di ajak ngobrol dan bercanda. Banyak lagi teman-teman satu kelas yang lain punya watak berbeda-beda akan tetapi semuanya baik-baik. Sehingga saya semakin nyaman mengikuti proses perkuliahan. Kadang-kadang di saat jam perkuliahan kosong saya dan teman-teman sering ngobrol tentang masalah politik, sosial masyarakat, menceritakan potensi daerah masing-masing dan bahkan sampai dengan masalah pribadi tentang keluarga, pasangan masing-masing dan mantan pacar kadang-kadang kami bencanda, kadang juga kami serius dan kadang pula kami bercanda sampai kami tertawa lepas. Walaupun kami semua bercandanya berlebihan tapi kami semua memahami watak masing-masing sehingga walaupun bercandanya berlebihan kami semua tidak ada yang tersinggung dan marah bahkan kami saling menertawakan satu sama lain tapi itu semua menambah keakraban kami. Di saat pulang kuliah sore kami sering nongkrong di tepian melepas penat karna seharian mengikuti perkuliahan. Di saat libur kuliah kami juga menyempatkan diri berwisata ke tenggarong, Balikpapan sampai ke bontang. Setelah mengkuti semua dari perkuliahan sampai mengisi waktu kebersamaan dengan teman-teman tidak terasa 3,5 tahun telah berlalu kami semua di nyatakan lulus setelah selesai ujian penadaran dan di wisudakan pada tanggal 27 Juni 2015 di Gor Universitas Mulawarman. Saya tidak menyangka sama sekali bisa menjadi orang sarjana sebab dari awal saya sangat skeptis untuk menempuh pendidikan sampai ke tingkat strata (S1). Pada saat wisuda saya sangat bahagia melihat teman-teman di dampingi oleh orang tua dan keluarganya. Disisi lain saya juga merasa sedih karna tidak di dampingi oleh orang tua karna kebetulan bapak saya lagi merantau menjadi TKI di Malaysia yang mau tidak mau wisuda tanpa di dampingi oleh orang tua. Setelah kami semua selesai di wisuda saya dan teman-teman memilih untuk berpisah pulang ke kampung halaman masing-masing. Akan tetapi saya sendiri memilih untuk tetap tinggal di kota samarinda dan melanjutkan pendidikan lagi ke tingkat magester (S2) di Universitas Mulawarman dengan Jurusan Magester Manajemen Pendidikan Konsentrasi Pendidikan Guru Sekolah Dasar sampai dengan sekarang saya sudah memasuki semester 3. Mudah-mudahan tahun depan saya bisa lulus S2 dan berencana melanjutkan pendidikan di Tingkat Doktor (S3) lagi-lagi dengan modal iseng.

Saya sangat beruntung telah memilih merantau ke samarinda karna banyak pelajaran yang saya dapat di kota ini, Bukan hanya saya bisa mendapatkan ijazah sarjana akan tetapi bisa membuka mata saya bahwa apapun yang kita ingin capai pasti bisa tercapai asalkan tidak mudah menyerah dan pesimis untuk berusaha dan bekerja keras karna segala usaha tidak pernah bakalan yang namanya sia-sia. Walaupun melakukan sesuatu dengan keisengan semata kalau di lakukan dengan kerja keras dan selalu optimis maka akan menghasilkan sesuatu di luar dari rasa pesimis kita. Salah satunya apa yang saya lakukan selama ini menempuh pendidikan sampai S2 dengan modal iseng bahkan saya sangat optimistis setelah lulus S2 saya akan melanjutkan ke jenjang S3 apapun yang terjadi dan bagaimanapun caranya tetap dengan pendirian untuk bisa melanjutkan pendidikan sampai S3 tanpa beasiswa sedikitpun sebab saya berusaha untuk tidak bermental pengemis. Tujuan saya sekarang menempuh pendidikan sampai S3 hanya membuktikan kepada semua orang bahwa miskin bukan menjadi kendala untuk bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya tapi tekad dan keinginan yang kuat yang harus di pegang oleh semua orang siapapun yang ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan setinggi-tingginya. Satu hal yang perlu di cermati oleh semua orang bahwa tujuan menempuh pendidikan bukan hanya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak namun tujuan menempuh pendidikan yang sebenarnya yakni merubah pola pikir, memiliki pandangan yang luas, memiliki karekter pemimpin, memiliki sipat kritis dan memiliki kualitas diri. Kalau tujuan menempuh pendidikan hanya mendapatkan pekerjaan yang layak saya kira terlalu dangkal dalam berpikir karena pekerjaan itu hal yang kecil kalau sudah punya kualitas diri dan memiliki pandangan yang luas. Semoga tujuan saya ini bisa tercapai dan membuka mata semua orang khusunya keluarga, tetangga dan sahabat.

Penulis : Moh. Erwin Budiana
Asal : Desa Lajut, Kec. Praya Tengah, Lombok Tengah, NTB
0
2.1K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.