“Pemimpin yang menggerakkan dan membangkitkan semangat rakyat”
“Saja peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak,
baru kalau ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu,
kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka.
dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka.”
“Semboyan kita tetap : MERDEKA atau MATI”
Quote:
Banyak yang sering mendengar Semboyan : MERDEKA Atau MATI .
Kata-kata yang sering diucapkan oleh Pahlawan Nasional bernama Bung Tomo.Kali ini ane akan membahas sedikit tentang perjuangan Bung Tomo di Surabaya .
Quote:
Bung Tomo salah satu Nasionalis yang menjadi inspirasi! Mengapa?
Semangatnya?? ini jelas, Keberaniaanya? jangan diragukan.
Peristiwa 10 Nopember 1945 di Surabaya menurut ane sangat heroik karena perlawanan yang tidak seimbang antara sekutu/NICA yang bersenjata lengkap dengan teknologi yang mutakhir, sementara rakyat Indonesia, khususnya Surabaya dan sekitarnya, hanya bersenjatakan parang, celurit, bambu runcing,bedhil mungkin juga batu. Sekutu tentu tidak akan pernah menyangka bahwa dua Jenderal Inggris, salah satunya Mallaby, tewas di tangan arek-arek Suroboyo yang minim senjata. Sementara selama berperang di Eropa dan Negara Asia lain, tak satupun Jenderalnya yang tumbang! Kumandang ‘Takbir’ dan semboyan ‘Merdeka atau Mati’ yang selalu didengungkan oleh Bung Tomo melalui corong michrophone Radio komunitasnya itulah yang membakar semangat arek-arek Suroboyo dan rakyat Indonesia saat itu. Saya yakin siapapun akan kagum dengan pidatonya yang berapi-api.
Quote:
Peristiwa - Peristiwa sekitar tanggal 10 Nopember 1945
Pengibaran bendera Indonesia setelah bendera belanda berhasil disobek warna birunya di hotel Yamato.
Quote:
Kekonsistenan dari Bung Tomo juga patut diapresiasi, di mana beliau tidak takut beradu pendapat dengan Bung Karno, ataupun mengkritik pemerintahan Soeharto bila dianggapnya salah atau melenceng dari tujuan perjuangan semula. Ya, Bung Tomo sempat dipenjara selama setahun pada masa pemerintahan Soeharto karena kritik-kritik pedasnya.
Perlu diketahui, Sutomo baru mendapatkan gelar Pahlawan Nasional pada 9 Nopember 2008 lalu, 27 tahun setelah beliau meninggal dunia dalam ibadah sucinya di Mekkah tahun 1981. Sementara namanya selalu didengung-dengungkan tiap perayaan Hari Pahlawan 10 Nopember. Tetapi karena ketulusannya, Bung Tomo dan keluarganya tidak pernah mengemis gelar tersebut pada Negara. Tanpa tanda jasa pun, beliau tetap Pahlawan di hati rakyat Indonesia, bukan?
Justru itulah Pahlawan yang sejati, tidak mengharap tanda jasa. Bung Tomo hanya mengharapkan jiwa patriotisme tetap terpatri di hati para penerus bangsa. Ah, semoga almarhum tidak menangis di ‘atas sana’ karena banyak penerus bangsa yang lebih bangga menjadi koruptor daripada berjuang dengan jalan yang suci.
Quote:
Semoga thread singkat ini tidak melupakan kita kepada sejarah dan Pahlawan - Pahlawan yang berjuang buat negara dan bangsa Indonesia.
Mungkin tanpa mereka,ane sekarang tidak mungkin bisa maen kaskus dan mengetik tulisan ini
Semoga arwah para Pahlawan diterima di sisi Tuhan YME , amiinn.