BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Saat Ahok dan Risma terjebak polemik yang tak perlu

Risma (kiri) dan Ahok (kanan), dua tokoh yang namanya menguat dalam bursa Pilkada DKI Jakarta 2017. Belakangan keduanya terjebak dalam polemik yang tak perlu.
Sejak Kamis (11/8/2016), media ramai menyajikan berita ihwal polemik antara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma). Kedua tokoh itu memang kerap dibandingkan dalam bursa Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dalam riuh polemik teranyar, Risma bahkan menggelar konferensi pers guna menanggapi pernyataan Ahok, yang menyamakan level Surabaya dengan Jakarta Selatan.

Risma mengaku bahwa dirinya mesti meluruskan pernyataan Ahok itu. "Aku juga warga Surabaya yang punya harga diri," kata Risma, dalam jumpa pers di Surabaya, Kamis (11/8).

Menurut Risma, Ahok mestinya bisa lebih bijak dengan menggunakan data dalam memberikan pernyataan.

Ia tak sepakat bila Surabaya disamakan dengan Jakarta Selatan. Pasalnya, Surabaya memiliki luas wilayah 374 kilometer persegi, sedangkan DKI Jakarta luasnya 661,5 kilometer persegi. "Jadi Surabaya itu separuh lebih dibandingkan Jakarta," kata dia.

Bukan cuman itu, Risma lantas membandingkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Surabaya dengan DKI Jakarta. Surabaya, kata Risma, punya APBD sebesar Rp7,9 trilliun dengan penduduk sebanyak 2,9 juta. Adapun DKI Jakarta, anggarannya sebesar Rp64 trilliun dengan penduduk sekitar 10 juta orang.

Risma juga membeberkan sejumlah pencapaiannya selama mengelola Surabaya. Mulai dari pendidikan dan kesehatan gratis, hingga layanan mobil jenazah serta ambulans yang siap 24 jam tanpa dipungut biaya.

"Ini bukan masalah pencalonan gubernur atau tidak. Tapi kalau begini saya jadi harus ngomong. Kenapa Surabaya diserang terus, kalau begini kan Surabaya dihina. Kalau warga Surabaya marah bisa bahaya, makanya saya memutuskan untuk komentar," ujar Risma.

Polemik yang tak perlu

Di sisi lain, bila merunut pangkalnya, polemik antara Ahok dan Risma ini rasa-rasanya tak perlu terjadi.

Polemik ini bermula dari pernyataan Ahok kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Kamis (18/8). Saat itu, seorang wartawan bertanya kepada Ahok soal adanya upaya warga yang membandingkan kondisi Trotoar di DKI Jakarta dan Surabaya.

Tanya-jawab itu juga bisa disimak dalam video dari Pemprov DKI Jakarta berikut --sejak menit ke-16.
11 Agst 2016 Gub Basuki T. Purnama Wawancara informal dengan wartawan Balaikota
Saat itu, Ahok memberikan pengakuan kepada Risma, yang menurutnya berhasil membenahi kondisi trotoar di Surabaya.

Ahok bahkan mengakui bahwa Pemprov DKI Jakarta yang dipimpinnya, mesti belajar dari Risma dan Pemkot Surabaya. "Makanya kita mau belajar itu dari Bu Risma. Bu Risma menata (trotoar) itu butuh waktu yang lama," ujar Ahok.

Ia pun menyinggung jejak Risma selama berkarir sebagai birokrat hingga menjadi Wali Kota. Menurut Ahok, pengalaman Risma (selama puluhan tahun) itu sekaligus memberi kesempatan untuk membenahi Surabaya --termasuk soal trotoar.

Merujuk hal itu, Ahok --yang baru memasuki tahun kelimanya bertugas di DKI Jakarta-- meminta waktu untuk mendandani kondisi trotoar Jakarta. Selain soal waktu, Ahok juga memberikan penekanan soal luas DKI Jakarta yang lebih besar dibanding Surabaya.

Selanjutnya, wartawan mencoba menggali pendapat Ahok soal Risma, yang namanya santer terdengar dalam bursa Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ihwal itu, Ahok mengaku senang bila Pilkada DKI Jakarta 2017 diikuti oleh tokoh-tokoh yang telah "terukur dan teruji" --dalam memimpin sebuah daerah. Menurut Ahok bila Pilkada diikuti oleh tokoh-tokoh macam itu --termasuk Risma-- maka akan ada persaingan ide dan gagasan.

Kelak debat para calon bisa merujuk perbandingan pencapaian-pencapaian mereka. Pada titik ini, Ahok lantas mengajukan contoh perdebatan calon gubernur, dengan merujuk pada pertanyaan awal wartawan soal kondisi trotoar di Jakarta dan Surabaya.

"Nah itu (debat soal pencapaian dan program) yang sehat. Kita akan jelaskan kepada masyarakat, Surabaya itu cuma Jakarta Selatan. Kalau Jakarta ini bukan cuma Jakarta Selatan ini, ini ada Utara, Pusat, Timur, dan Barat, itu beda gitu lho," ujar Ahok.

Persoalannya, kalimat Ahok itu ramai dikutip dan termuat dalam pemberitaan media --dengan melepas konteks rangkaian tanya-jawab antara Ahok dan para wartawan.

Walhasil, yang muncul ke permukaan seolah-olah Ahok sedang mengejek Risma, dan Surabaya --dengan menyebut Surabaya setaraf Jakarta Selatan. Agaknya, riuh pemberitaan itulah yang bikin Risma meradang, dan menggelar konferensi pers.

Padahal, bila menyimak utuh tanya-jawab itu, Ahok tidak sedang menutup mata atas pencapaian Risma. Ia bahkan memuji Risma, dan secara tersirat mengaku siap adu program bila kelak keduanya mesti bersaing dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.

Ahok pun sekadar menempatkan DKI Jakarta dan Surabaya dalam level yang berbeda. Satu pernyataan yang tak keliru, sebab DKI Jakarta berstatus daerah tingkat I (provinsi), dan Surabaya merupakan daerah tingkat II (kota).

Demi menegaskan perbandingan itu, belakangan Ahok memberi contoh soal "kompetisi" memperebutkan penghargaan Adipura, yang disebutnya akan mempertemukan Surabaya dengan Jakarta Selatan atau Jakarta Pusat. Dua wilayah yang disebut terakhir berstatus daerah tingkat II (kota), seperti halnya Surabaya.

Adapun soal konferensi pers yang digelar Risma, Ahok mengaku binggung. "Gue juga bingung, gara-gara lo, Bu Risma jadi baper (bawa perasaan), marah, gelar konferensi pers, seolah-olah aku diadu domba sama beliau," kata Basuki kepada para wartawan, yang dikutip Kompas.com, Jumat (12/8).

Seperti dilansir Antara News, Ahok sekali lagi mengaku banyak belajar soal penataan yang dilakukan Risma di Surabaya. Untuk menyebut contoh, saat hendak menertibkan kawasan prostitusi Kalijodo, dirinya langsung mencari tahu soal penertiban Dolly di Surabaya.

Pun demikian soal tata kelola anggaran. Ahok menyebut bahwa timnya pernah berkunjung ke Surabaya untuk mempelajari e-budgeting.

Di linimasa Twitter, polemik Ahok dan Risma ini juga jadi bahan percakapan netizen. Umumnya, pengguna Twitter mensinyalir adanya "upaya memanaskan" persaingan antara dua tokoh yang mereka sebut punya rekam jejak sebagai pemimpin yang baik itu.
Ahok dan Bu Risma adalah pemimpin hasil demokrasi yang memberikan harapan bagi masa depan republik. Maka janganlah engkau rusak, kawan!
— zuhairi misrawi (@zuhairimisrawi) August 12, 2016Sekedar mengingatkan; Sedang terjadi skenario adu domba antara Ahok dan Risma. Mereka manfaatkan media. Jangan mau tergiring skenario ini.
— Partai Social Media (@PartaiSocmed) August 11, 2016Ahok malah muji2 trotoar surabaya, Mbak Risma pernah muji Jakarta gak? ☺ | klu bg saya Ahok & Mbak Risma sama2 orang baik, jgn diadu2 ☺☺
— Mohamad Guntur Romli (@GunRomli) August 11, 2016ahok dan risma cooling down aja. jgn mau diadu sama media. nanti yg senang neno warisman emoticon-Smilie [URL="https://S E N S O RzCWt0OtrII"]https://S E N S O RzCWt0OtrII[/URL]
— Nadirsyah Hosen (@Nadir_Monash) August 11, 2016Ahok yg memuji Risma malah disangka menghina mah kejadian sehari2. Lah tulisan gue ttg GGS disangka menghina oleh anak SMP fansnya Arap. #
— Pandji Pragiwaksono (@pandji) August 12, 2016elemen penting kelayakan berita: konflik. ahok vs risma itu pas masuk framing itu. pro kontra fansnya jg keras. ~tp jaga akurasi dong.
— muchlis a rofik (@muchlis_ar) August 12, 2016Risma emang berkali2 mengkritisi DKI Jakarta. Ga ada tuh orang Jakarta tersinggung. Dan Ahok ga bawa2 kemarahan org JKT. Emang ga marah
— IG:hariadhinih (@hariadhi) August 11, 2016


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...yang-tak-perlu

---

anasabilaAvatar border
tien212700Avatar border
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
2K
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Beritagar.id
Beritagar.idKASKUS Official
13.4KThread730Anggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.