JAKARTA – Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Djafar Muchlisin mengatakan, Jakarta mengalami kekurangan makam. Menurutnya, masalah ini lah yang memicu berkembangnya praktik jual beli makam, sehingga marak adanya makam fiktif.

"Setiap hari kurang lebih ada 110 orang yang membutuhkan makam di DKI Jakarta. Itu 110 orang memerlukan lahan sekitar 880 meter persegi. Itu setiap hari, bagaimana kalau terus-terusan," katanya, Senin (25/6/2016) malam.

Melihat hal tersebut, kini pihaknya tengah fokus untuk melakukan pembebasan lahan guna perluasan areal makam di DKI. Dia menjelaskan, saat ini ada 96 lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jakarta dengan luas total sekitar 500 hektar.

Djafar melanjutkan, perluasan makam di Jakarta bukan perkara mudah. Pihaknya selalu terkendala dengan pembebasan lahan dan sejumlah faktor lainnya yang menghambat perluasan areal makam.

"Pembebasan lahan ini seringkali terkendala kepemilikan. Kalau pembiayaan kami tidak ada masalah. Tapi di lapangan masalahnya kadang ada sengketa, suratnya hanya girik, sementara kita harus beli yang ada sertifikat hak milik (SHM). Girik ini pun kadang dimiliki beberapa orang, jadi seringkali masalahnya itu," ucapnya.

Sejauh ini, lanjut Djafar, pihaknya hanya bisa berupaya memperluas areal pemakaman yang sudah ada. Pasalnya, sangat sulit membuat TPU baru di Jakarta. Misalnya lahan yang sulit dicari, berbagai persyaratan yang harus dipenuhi semisal persetujuan penduduk sekitar, dan lainnya. "Kita memang memprogramkan bukan membuka lahan baru, tapi memperluas yang ada," ujarnya.

Narsum: http://www.infonitas.com/megapolitan...-perhari/18258

cuma di jakarta makam mulai langka malah jadi peluang