Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kampretkasepAvatar border
TS
kampretkasep
Survei SMRC: Banyak Responden Tak Setuju Pendapat SARA di Pilgub DKI 2017
Survei SMRC: Banyak Responden Tak Setuju Pendapat SARA di Pilgub DKI 2017


Survei SMRC: Banyak Responden Tak Setuju Pendapat SARA di Pilgub DKI 2017

Jakarta - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) mencoba menakar pengaruh isu Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA) terhadap pemilihan calon gubernur di Pilgub DKI 2017. Hasilnya, mayoritas responden tak terpengaruh pendapat yang menekankan pertimbangan SARA dalam pilihan politik.

Sebagaimana keterangan survei SMRC yang bertajuk 'Pemilih DKI dan Kinerja Petahana' yang diterima detikcom, Jumat (22/7/2016), isu SARA disebut sering mengemuka dalam pembicaraan publik.

SMRC mempertanyakan, "Seberapa penting isu ini terhadap kontestasi antara calon gubernur DKI Jakarta?" dengan lanjutan pernyataan "Muslim tidak boleh dipimpin bukan Muslim". Kemudian responden diberi pertanyaan, "Seberapa setuju atau tidak setuju Ibu/Bapak dengan pandangan atau keyakinan itu?"

Hasilnya, mayoritas yakni 48% tak setuju dengan pernyataan "Muslim tidak boleh dipimpin bukan Muslim". Soal isu etnis, SMRC mengemukakan pernyataan "Etnis minoritas tidak boleh memimpin mayoritas". Hasilnya, 64% tidak setuju dengan pernyataan itu.

Menurut SMRC, ada dua kutub kandidat cagub yang dipengaruhi oleh isu ini, yakni kandidat petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Yursil Ihza Mahendra.

"Efek isu agama dan etnik terhadap elektabilitas terlihat signifikan. Isu agama dan etnis ini terlihat terutama bila yang bersaing Ahok versus Yusril," kata SMRC dalam keterangannya.

Hasil survei semi terbuka menunjukkan elektabilitas Ahok mencapai 53,4%, disusul Yusril Ihza Mahendra (10,4%), dan diikuti Tri Rismaharini (5,7%). Hasil ini agak berbeda dengan hasil survei top of mind yang Ahok hanya mendapatkan elektabilitas 36,6%, dan mayoritas warga DKI belum mengambil keputusan.

"Hanya yang 'ekstrem', yakni yang menyatakan 'sangat setuju' atas isu/pendapat tersebut, bisa mengalahkan Ahok, dan yang ekstrem itu cenderung mendukung Yusril. Masalahnya, dalam populasi pemilih DKI Jakarta, warga yang bersikap ekstrem tersebut, ketika survei dilakukan, tidak besar: 12,3 % untuk 'ekstrem' agama, dan 4,1% untuk 'ekstrem' etnik," kata SMRC.

Survei ini dilakukan pada kisaran 24-29 Juni 2016 untuk mengetahui penilaian publik terhadap para cagub DKI. Jumlah sampel acak survei ini sebanyak 820 orang, dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error diperkirakan sebesar 3,9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih. Berikut hasil survei terkait pengaruh isu SARA terhadap pemilihan di Pilgub DKI 2017.

1. Muslim tidak boleh dipimpin bukan Muslim

Seberapa setuju atau tidak setuju Ibu/Bapak dengan pandangan atau keyakinan itu?
Sangat setuju: 12 persen
Setuju: 29 persen
Tidak setuju: 48 persen
Sangat tidak setuju: 2 persen
Tidak tahu/jawab: 8 persen

2. Etnis minoritas tidak boleh memimpin mayoritas

Seberapa setuju atau tidak setuju Ibu/Bapa dengan pandangan itu?
Sangat setuju: 4 persen
setuju: 20 persen
tidak setuju: 64 persen
sangat tidak setuju: 2 persen
tidak tahu/jawab: 10 persen

(dnu/dnu)

http://news.detik.com/berita/3258659...883.1446004767

terbukti pendidikan, pengetahuan dan peradaban yang bagus, semakin menghilangkan serat2 perpecahan dari unsur SARA, manusia yang berpikir maju dan modern, sudah jauh menyampingkan unsur perpecahan SARA dan lebih fokus pada upaya perbaikan dan perubahan emoticon-Embarrassment
0
2.3K
21
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.